Perang Israel Vs Hamas
Israel Tuduh Jurnalis Ismail Al-Ghoul yang Sudah Dibunuh adalah Anggota Hamas, Al Jazeera Bantah
Militer Israel mengonfirmasi, telah membunuh jurnalis Al Jazeera, Ismail Al-Ghoul, dalam sebuah serangan udara di Jalur Gaza.
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Seorang jurnalis Al Jazeera, Ismail Al-Ghoul tewas dibunuh oleh Israel dalam serangan udara di jalur Gaza, dituding seorang anggota Hamas.
Pihak militer Israel pada Kamis (1/8/2024) sendiri telah mengonfirmasi, telah membunuh jurnalis Al Jazeera, Ismail Al-Ghoul, dalam sebuah serangan udara di Jalur Gaza.
Mereka menuding Ismail sebagai seorang anggota Hamas yang ikut serta dalam serangan 7 Oktober terhadap Israel.
Baca juga: Kilas Peristiwa: Konflik Besar Terjadi di Timur Tengah Telan Ribuan Korban antara Lebanon dan Israel
Kantor media Al-Jazeera telah menepis tuduhan tersebut.
Mereka pun mengecam pembunuhan tersebut dan menyebut tuduhan Israel tak berdasar.
Menurut Kantor Al Jazeera, Israel melakukan tudingan semacam itu untuk membenarkan pembunuhan yang disengaja terhadap para wartawan.
"Jaringan ini mengutuk tuduhan terhadap korespondennya Ismail Al-Ghoul, tanpa memberikan bukti, dokumentasi, atau video," kata Al Jazeera dalam sebuah pernyataan.
Baca juga: Banjir Hujatan, Politisi Israel Bangga atas Pembantaian di Rafah, Samakan dengan Hari Raya Yahudi
Al Jazeera menegaskan pihaknya berhak untuk mengambil tindakan hukum terhadap mereka yang bertanggung jawab.
Sebelumnya, lembaga penyiaran yang berbasis di Qatar itu pada Rabu (31/7/2024) mengatakan, Al-Ghoul dan juru kamera Ramy El Rify keduanya tewas dalam serangan Israel di Kota Gaza ketika sedang melakukan tugas pengambilan gambar di dekat rumah Ismail Haniyeh, pemimpin Hamas yang terbunuh di Iran.
Militer Israel mengatakan, Al-Ghoul adalah anggota unit elit Nukhba yang ikut serta dalam serangan 7 Oktober dan menginstruksikan para anggota Hamas tentang cara merekam operasi, serta dikatakan ia terlibat dalam merekam dan mempublikasikan serangan terhadap pasukan Israel.
"Kegiatannya di lapangan merupakan bagian penting dari aktivitas militer Hamas," tuding Israel tak berdasar.
Al-Jazeera mengatakan Al-Ghoul telah bekerja untuk mereka sejak November 2023 dan satu-satunya profesinya adalah sebagai jurnalis.
Dikatakan, ia sempat ditangkap dan ditahan di Rumah Sakit Al-Shifa di Jalur Gaza utara ketika direbut oleh pasukan Israel pada Maret sebelum dibebaskan.
Baca juga: Kematian Raisi Bikin Israel Ketakutan, Sosok Berbahaya Musuh Bebuyutan Zionis Berpeluang Kembali
Pemerintah Israel sendiri telah melarang Al Jazeera untuk beroperasi di Israel, menuduhnya sebagai ancaman terhadap keamanan nasional.
Al Jazeera, yang sangat kritis terhadap kampanye Israel di Gaza, membantah telah menghasut kekerasan.
Sumber: Kompas.com
Hamas akan Nyatakan Kemenangan dalam Perang Gaza Lawan Israel setelah Kesepakatan Gencatan Senjata |
![]() |
---|
Tentara Israel IDF Diklaim Alami Rugi Besar di Jabalia, Disebut Lakukan Serangan Tanpa Arah |
![]() |
---|
Kegagalan Intelijen Israel pada 7 Oktober Buktikan Hamas Sulit Disusupi |
![]() |
---|
Ali Khamenei Sebut Tak Butuh Pasukan Proksi: Pejuang Perlawanan Bertempur atas Keyakinan Sendiri |
![]() |
---|
Ali Khamenei Tegas Teheran Katakan Tidak Butuh Pasukan Proksi seperti Hizbullah-Houthi |
![]() |
---|