Semangat Dyan & Taufan, Bersama JNE Bawa Cagar Budaya Batik Toeli sampai ke Pelosok Negeri & Dunia
Perjuangan Dyan dan Taufan dalam menjaga eksistensi batik tulis melalui Batik Toeli, bersama JNE membawanya sampai ke pelosok negeri dan dunia.
Penulis: Adi Manggala Saputro
Editor: adisaputro
TRIBUNWOW.COM - Jari jemari tangan Dyan Primadyka (34) begitu terampil menyisir likak-likuk motif batik kontemporer yang terukir indah di bentangan kain berwarna terang.
Di pojok ruangan, suasana hening, tenang nan asri turut temani goresan demi goresan ukirannya.
Beberapa kali, bentangan kain itu ditata ulang mengikuti arah yang ia tuju.
Meski melelahkan dan penuh kesabaran, Dyan Primadyka tak sekalipun menunjukkan rasa letihnya.
Rasa lapar akan prestasi serta demi menjaga eksistensi cagar budaya batik jadi pelecut semangatnya.
Eksistensi cagar budaya yang coba terus ia jaga bersama rekannya Taufan melalui Batik Toeli Laweyan.
Apa itu Batik Toeli Laweyan?
Batik Toeli Laweyan merupakan outlet sekaligus tempat produksi batik tulis yang turut membuka lapangan pekerjaan bagi para kawan tuli.
Lokasinya berada di gang kecil di salah satu sudut jalan yang ada di Kampung Batik Laweyan, Solo.
Di mana, Dyan dan Taufan menjadi dua dari tiga pencetus berdirinya Batik Toeli yang masih berada di bawah naungan Batik Mahkota Laweyan yang sudah berdiri sejak tahun 50-an.
"Saya sejak tahun 2012 bekerja di Batik Mahkota laweyan, lalu menyampaikan ide soal Batik Toeli pada tahun 2019 kepada pak Alpha dan mas Taufan," jelas Dyan melalui fitur pesan di handphone pribadi miliknya kepada TribunWow.com, Selasa (25/6/2024).
Sudah 12 tahun lamanya Dyan berkecimpung menjaga cagar budaya warisan nusantara itu.
Awal membatik, Dyan didampingi oleh pemilik Batik Mahkota yang juga merupakan salah satu pencetus Batik Toeli, Alpha Fabela Priyatmono.
"Awalnya saya bikin design batik pakai motif ide kreatif tradisional proses visual motif. Proses awalnya didampingin pak Alpha, beliau kasih tahu saya secara proses batik dengan menggunakan design terlebih dahulu menggunakan motif isen tradisional," terangnya.
Lebih lanjut, Dyan juga turut menerangkan proses pembuatan batik yang tengah ia lakoni.
Melalui pesan whatsapp, Dyan menjelaskan secara runtut prosesnya dalam memproduksi batik.
Kebetulan, pada saat itu, Dyan tengah memproduksi batk kontemporer pesanan dari orang Belanda.
"Awalnya ngeblat motif dulu, setelah itu proses pewarnaan, tunggu kering lanjut waterglaass supaya tidak luntur dan awet warnanya, lanjut nglorod untuk menghilangkan malam, kemudian dicuci bersih, setelah itu lanjut dijemur sampai kain kering, baru kemudian kain bisa dijual di toko," ujar Dyan.
Tak sekedar berkecimpung dalam proses produksi batik, Dyan juga turut memberikan pelatihan membatik kepada para wisatawan baik lokal hingga mancanegara.
"Job kerja 2 tempat disana toeli dan mahkota kalau ada kunjungan pelatihan batik saya juga ajarin bantu anak-anak dan dewasa juga ada temanku bule dari Jerman," bebernya.
Meski memiliki keterbatasan, para wisatawan yang mengunjungi Batik Toeli dan Mahkota mengaku tak mempermasalahkan kondisi Dyan.
Para wisatawan justru merasa dibuat nyaman akan keramahan Dyan saat melakukan pelatihan.
"Orang yang sedang melakukan kunjungan pelatihan batik biasanya bertanya kepada saya yang disabilitas tuli, bukan merasa tidak nyaman, mereka justru malah merasa bahagia karena keramahan saya membantu pelatihan membatik meski saya tuli," jelasnya.
Senada dengan Dyan, Manajer Produksi Batik Mahkota sekaligus founder Batik Toeli, Taufan Wicaksono, turut membeberkan respon para wisatawan mengenai kinerja para kawan tuli.
"Responnya sangat respek, kagum juga, mereka itu memiliki keterbatasan tapi bisa membuat dan memproduksi batik sendiri di mana batik sudah jadi warisan budaya kita, mereka yang belajar batik itu minimal 1 tahun baru bisa, di lihat dari teknik kerapiannya, alur dari goresan, itu kalau tidak sering membatik keliatan besar kecilnya untuk batik tulis, itu kan gak sebentar," pungkas Taufan.

Kolaborasi Batik Toeli dan JNE hingga ke Pelosok Negeri
Proses pemasaran Batik Toeli untuk menjaga eksistensi batik tulis sejauh ini sudah merambah ke kota besar hingga pelosok negeri.
Taufan menjelaskan, upaya dirinya dan Dyan dalam menjaga eksistensi batik tulis tak bisa berjalan baik jika tak ada dukungan dari stakeholder terkait lainnya dalam hal ini adalah PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) sebagai mitra bisnis ekspedisi pengiriman batik tulis.
Menurutnya, JNE merupakan ekspedisi yang mudah di akses, tepat waktu, mudah ditracking dan tak rumit ketika melakukan proses transaksi pengiriman.
Hal itu diungkapkan Taufan berdasarkan ulasan para pelanggan customer Batik Toeli yang melakukan proses pengiriman menggunakan JNE.
"Kami untuk ekspedisi pengiriman JNE jadi salah satu opsi pengiriman yang biasa kami gunakan untuk mengirimkan produk kami setelah melewati proses transkasi jual beli di market place, sejauh ini JNE memuaskan."
"Untuk pengirimannya tidak belibet, mudah di akses dan tepat waktu, itu dapat kami lihat dari ulasan yang terkirim ke kami dari para pelanggan, kebanyakan mengatakan JNE ontime dan proses trackingnya juga mudah," ujarnya.
Bersama JNE, produk Batik Toeli sudah turut dibawa ke beberapa kota besar bahkan beberapa di antaranya sukses menembus hingga ke pelosok negeri.
"Yang pernah saya antar mulai dari Bandung, Semarang, Jakarta, mungkin paling jauh Banyuwangi, luar jawa ada Sulawesi menggunakan JNE, kalau lain mungkin ada yang sampai ke daerah-daerah lainnya," ungkapnya.

Bukti Nyata JNE untuk UMKM
Bukti JNE menjadi mitra terbaik bagi UMKM dapat dilihat dari penghargaan yang diterima langsung oleh SPV Marketing Group Head JNE, Eri Palgunadi dari ajang Obsession Media Group (OMG) di Aston Priority TB Simatupang, Jakarta Selatan, Selasa (7/3/2024) silam.
“Penghargaan ini merupakan penghormatan dan pengakuan atas dedikasi JNE dalam membantu UMKM. Semoga Penghargaan ini menjadi dorongan bagi perusahaan untuk terus berkontribusi dalam memajukan sektor UMKM di Indonesia agar dapat terus bangkit dan berkembang maju,” ungkap Eri dikutip TribunWow.com dari laman resmi Jnewsonline.
Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang logistik, JNE memiliki peranan penting dalam berjalannya perputaran ekosistem bisnis yang ada di Indonesia.
Bukti nyata itu dapat tergambarkan dari program "JNE Ngajak Online" yang sudah dirintis sejak 2017 silam.
Di mana sudah ada 183 kota di Indonesia dan melibatkan kurang lebih 40 ribu pelaku UMKM yang turut serta dalam program tersebut.
"Sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang logistik, JNE berperan penting dalam ekosistem bisnis di Indonesia. Salah satunya melalui program “JNE Ngajak Online” yang dimulai sejak tahun 2017, dan sudah diselenggarakan di 183 Kota Indonesia, serta melibatkan kurang lebih 40 ribu pelaku UMKM yang mengikuti program tersebut," jelasnya.
Program JNE Ngajak Online juga sebagai bentuk dukungan nyata JNE kepada para pelaku UMKM agar cakap dalam melakukan strategi penjualan yang saat ini sudah serba digital.
(TribunWow.com/Adi Manggala S)
#JNE
#ConnectingHappiness
#JNE33Tahun
#JNEContentCompetition2024
#GasssTerusSemangatKreativitasnya