Breaking News:

Perang Israel Vs Hamas

Viral Media Israel Klaim Indonesia Setuju Hubungan Resmi dengan Tel Aviv, Kemenlu Tegas Membantah

Viral di media sosial tangkap layar pemberitaan media-media Israel yang mengklaim Indonesia telah setuju membuka hubungan resmi dengan Israel.

Editor: Lailatun Niqmah
AFP/AHMAD GHARABLI
(Foto hanya ilustrasi, tidak terkait dengan isi berita) - Demonstran berkumpul dengan bendera Israel di Gerbang Damaskus di kota tua Yerusalem pada 29 Mei 2022, selama 'pawai bendera' Israel untuk menandai "Hari Yerusalem". Terbaru, Indonesia membantah menyetujui hubungan diplomatik dengan Israel, Kamis (11/4/2024). 

TRIBUNWOW.COM - Viral di media sosial tangkap layar pemberitaan media-media Israel yang mengklaim Indonesia telah setuju membuka hubungan resmi dengan Israel.

Persetujuan ini disebut sebagai satu di antara syarat agar Indonesia bisa menjadi anggota OECD (Organisasi Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan).

Pemberitaan ini pun langsung menjadi sorotan dunia, termasuk masyarakat Indonesia yang mempertanyakan sikap pemerintah, karena selama ini Indonesia berada di sisi Palestina.

Baca juga: Viral Foto PM Israel Benjamin Netanyahu Terbaring di RS, Ternyata Sakit Hernia, Begini Kondisinya

Rupanya, pemberitaan tersebut tidaklah benar atau klaim sepihak dari Israel.

Hingga saat ini, Indonesia menyatakan masih teguh membela Palestina dan menentang Israel.

Hal tersebut ditegaskan oleh Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Lalu Muhammad Iqbal, Kamis (11/4/2024).

"Saya tegaskan hingga saat ini tidak ada rencana untuk membuka hubungan diplomatik dengan Israel, terlebih di tengah situasi kekejaman Israel di Gaza saat ini."

"Posisi Indonesia tidak berubah dan tetap kokoh mendukung kemerdekaan Palestina dalam kerangka solusi dua negara," ujar Lalu dalam keterangan tertulis, dikutip dari VOA.

Dia menekankan, Indonesia akan selalu konsisten berada di garis terdepan membela hak-hak bangsa Palestina.

Bantahan itu sekaligus menepis kabar yang dilansir surat kabar Israel, Yediot Ahronot, bahwa Sekretaris Jenderal OECD Mathias Cormann dua pekan lalu sudah menyurati Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz.

Dalam surat itu disebutkan bahwa Indonesia setuju membuka hubungan resmi dengan Israel agar bisa diterima bergabung dengan OECD.

Israel memang menolak rencana Indonesia masuk OECD karena negara berpenduduk mayoritas muslim terbesar sejagat ini tidak mau mengakui Israel sampai Palestina merdeka dan berdaulat.

Iqbal menjelaskan bahwa proses Indonesia untuk menjadi anggota OECD membutuhkan waktu cukup lama.

Baca juga: Aksi Boikot Anti-Israel Berdampak Nyata, McDonals Merugi di Berbagai Negara, Termasuk di Indonesia

Peta jalan akan diadopsi Mei mendatang berisi banyak sekali yang harus dipersiapkan oleh Indonesia.

Menurutnya, waktu yang diperlukan setiap negara untuk menyelesaikan proses keanggotaan penuh di OECD berbeda-beda bergantung pada kesiapan masing-masing.

Dia menyebutkan beberapa negara memerlukan waktu tiga tahun, sebagian lagi lebih dari lima tahun untuk dapat diterima masuk OECD.

Menanggapi hal tersebut, pengamat hubungan internasional dari Universitas Padjadjaran Teuku Rezasyah mengatakan Indonesia sudah memiliki keanggotaan yang lebih bermanfaat dari segi ekonomi ketimbang bergabung dengan OECD, seperti ASEAN, MIKTA, kemitraan komprehensif dengan beragam negara, dan APEC.

Dia menambahkan, Indonesia jangan sampai terpancing oleh provokasi terkait isu Palestina-Israel.

"Saya pikir Indonesia nggak perlu masuk (OECD) dan kita jangan terpancing untuk masuk atau untuk menanggapi hal itu. Karena kombinasi ASEAN, APEC, ASEAN Community plus MIKTA, plus kemitraan ekonomi kawasan, plus perjanjian bisnis seperti Zona Perdagangan Bebas ASEAN-China, itu sudah jauh di atas OECD," ujarnya.

Menurut Rezasyah, kalau salah satu syarat menjadi anggota OECD adalah menjalin hubungan diplomatik dengan Israel, pemerintah Indonesia tidak akan berani mengambil risiko.

Dia menyarankan agar pemerintah mundur dari rencana bergabung dengan OECD.

Dia mengatakan OECD lah yang membutuhkan Indonesia sebagai negara berpenduduk terbesar di kawasan Asia Tenggara, kemdian diprediksi menjadi ekonomi terbesar nomor tujuh di dunia.

“ASEAN Free Trade Area digabungkan dengan MIKTA digabungkan lagi dengan regional economy comprehensive partnership angkanya sudah jauh di atas OECD,” tambahnya.

Jika sampai terjebak dengan isu relasi resmi dengan Israel, lanjut Rezasyah, pemerintah Presiden Joko Widodo bisa kelabakan. Dalam kondisi sekarang, berbicara hubungan dengan Israel saja bisa merepotkan pemerintah secara luar biasa.

Dia menilai masyarakat Indonesia itu sadar sehingga pemerintah tidak boleh main-main untuk membuka hubungan resmi dengan Israel, karena dampaknya akan sangat besar sekali.

Apalagi sejak 7 Oktober tahun lalu, Israel terus membombardir Jalur Gaza. [fw/ka]

Artikel ini telah tayang di VOA Indonesia dengan judul Indonesia Bantah Ingin Buka Hubungan Resmi dengan Israel Sebagai Syarat Jadi Anggota OECD 

Tags:
IsraelPalestinaGazaKementerian Luar Negeri (Kemenlu)
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved