TRIBUNWOW.COM - Calon presiden Ganjar Pranowo dilaporkan ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) oleh Sugeng Teguh Santoso.

Ganjar Pranowo dilaporkan bersama dengan Eks Direktur Bank Jateng, Supriyanto.

Keduanya dilaporkan ke KPK atas dugaan gratifikasi atau penerimaan uang suap.

Lalu siapa sebenarnya sosok pelapor Ganjar Pranowo yakni Sugeng Teguh?

Baca juga: Ganjar Pranowo Dilaporkan ke KPK, PDIP: Baru Usulkan Hak Angket, Langsung Disetrum

1. Ketua IPW

Dikutip dari Tribun Muria, Sugeng Teguh melaporkan Ganjar ke KPK atas kapasitasnya sebagai ketua Indonesia Police Watch (IPW).

Ia dilantik menjadi Ketua IPW pada 18 Agustus 2021.

Saat itu Sugeng Teguh menggantikan posisi Neta S Pane yang meninggal dunia pada Juni 2021.

2. Sekretaris Jenderal Peradi

Selain sebagai Ketua IPW, Sugeng Teguh juga mencatatkan namanya sebagai pengacara papan atas Indonesia.

Ia juga memiliki kantor pengacara atas namanya sendiri yakni Sugeng Teguh Santoso dan Rekan.

Pelapor Ganjar ini juga bernaung di organisasi Perhimpunan Advokat Indonesia (Peradi).

Di sana ia menjabat sebagai Sekretatirs Peradi.

Tugasnya sebagai motor penggerak organisasi, sebuah tugas dan tanggung jawab yang tak riang.

Ia harus berhadapan dengan ratusan nadvokat termasuk pengacara yang lebih senior.

Baca juga: 3 Duduk Perkara Pelaporan Ganjar Pranowo ke KPK soal Dugaan Gratifikasi Termasuk Sumber Dana

3. Ketua DPD PSI Bogor

Sugeng Teguh ternyata juga sebagai Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kota Bogor.

Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie membenarkan Sugeng Teguh Santoso merupakan Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PSI Kota Bogor.

Grace mengatakan, Sugeng juga tercatat sebagai calon legislatif PSI pada Pemilihan Legislatif (Pileg) 2024.

“Beliau itu ketua dan juga caleg. (Berarti) kader,” kata Grace di Menara Kompas, Palmerah, Jakarta, Kamis (7/3/2024).

Namun, Grace membantah jika pelaporan Teguh ke Ganjar atas perintah dari partai.

Sugeng Teguh Santoso mengungkap, dalam kasus ini perusahaan asuransi tersebut memberikan pertanggungan jaminan kredit kepada kreditur Bank Jateng yang dipahami sebagai cashback.

Cashback yang didapat diduga mencapai 16 persen dan dibagikan kepada tiga pihak.

Yakni lima persen dibagikan untuk operasional Bank Jateng, lalu 5,5 persen diberikan pada pemegang saham Bank Jateng yang terdiri dari pemerintah atau kepala daerah.

Serta 5,5 persen lainnya diberikan pada pemegang saham pengendali Bank Jateng.

Sugeng menyebut, kepala daerah yang menerima cashback tersebut diduga adalah kepala daerah di Jawa Tengah dengan inisial GP.

"Yang diduga adalah kepala daerah jawa tengah dengan inisial GP," ungkap Sugeng. (TribunWow)