Breaking News:

Pilpres 2024

Kata Pengamat soal Peta Kekuatan Oposisi di DPR jika Prabowo-Gibran Menang: PDIP Potensial

Berikut ini peta kekuatan oposisi di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) jika Prabowo-Gibran menang di Pilpres 2024.

Tribunnews/JEPRIMA
Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka memberikan Pidato Mengawal Suara Rakyat di Istora Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (14/2/2024). Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka memberikan pidato usai memantau hasil perhitungan suara sementara atau quick count. Mereka mengajak kepada para pendukungnya untuk tetap menunggu hasil dari KPU meski hasil Quick Count mereka unggul. Tribunnews/Jeprima 

Jika mengacu kepada hasil quick count sementara maka suara partai 2 paslon itu jika jadi oposisi terhadap Prabowo-Gibran kelak adalah mencapai kurang lebih 49,42 persen dengan rincian suara yakni :

  • PDIP 16.31 persen
  • PKB 10.91persen
  • Partai Nasdem 9.73 persen
  • PKS 8.47 persen
  • PPP 4,00 persen (masih perhitungan)
Ketua Umum PDIP Megawati dalam pidatonya di acara HUT PDIP ke-51, Rabu (10/1/2024)
Ketua Umum PDIP Megawati dalam pidatonya di acara HUT PDIP ke-51, Rabu (10/1/2024) (YouTube Kompas TV)

PDIP Diprediksi Pimpin Oposisi

Melihat peta koalisi di atas tampaknya suara parpol di DPR jika Prabowo-Gibran dilantik jadi presiden dan wakil presiden tampaknya belum nyaman di atas angka 50 persen.

Suara koalisi parpol Prabowo-Gibran baru sekitar 43 persen di parlemen.

Baca juga: Survei Litbang Kompas Pasca-Pencoblosan, Prabowo Unggul di Semua Gugus Pulau, Cuma Kalah 2 Provinsi

Dengan begitu tampaknya koalisi Prabowo-Gibran bisa menggaet partai di luar koalisi seperti PKB, PPP, dan Partai Nasdem.

Kepala Departemen Politik dan Perubahan Sosial Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Arya Fernandes memprediksi PDIP akan menjadi partai pertama yang mendeklarasikan sebagai oposisi.

"Saya lihat kecendrungannya mungkin PDIP bisa jadi potensial akan menjadi partai oposisi pertama meskipun ada kemungkinan pembicaraan di PDIP (bergabung di pemerintahan mendatang) tapi PDIP akan potensial menjadi partai oposisi besar di parlemen," ucap Arya saat konferensi pers di Gedung Auditorium CSIS, Jakarta Pusat, Rabu (14/2/2024).

Selain itu Arya juga beranggapan bahwa potensi keberimbangan antara kekuatan di lembaga eksekutif dan legislatif jika hasil Pilpres tak berbeda jauh dengan penghitungan cepat yang pihaknya lakukan.

Ia pun menuturkan bahwa keadaan pascapemilu mendatang akan berbanding terbalik dengan masa pemerintahan saat ini yang dimana kekuatan di parlemen 80 persen diantaranya di dominasi oleh partai koalisi.

"Saya menduga sepertinya pascapemilu kali ini parlemen kita akan semakin kuat mungkin itu juga akan memberikan kontrol yang kuat juga bagi pemerintahan baru yang terpilih," sebutnya.

Oposisi Jangan Tergoda

Guru Besar Ilmu Politik Universitas Indonesia (UI), Lili Romli, berharap partai oposisi calon presiden dan calon wakil presiden Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka tak tergoda bergabung dalam kekuasaan.

Hal ini berkaitan dengan pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka sementara unggul lebih dari 50 persen hitung cepat (quick count) Pemilihan Presiden versi Litbang Kompas.

"Saya kira partai pendukung juga akan berebut juga tuh, Secara kan partainya banyak, baik yang di parlemen maupun yang tak lolos di parlemen," ucap Lili, Rabu (14/2/2024) dikutip dari Kompas.com.

Menurut Lili, bukan tidak mungkin partai pengusung dan relawan Prabowo-Gibran sudah mulai mengincar posisi menteri, wakil menteri, bahkan komisaris perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Halaman
123
Sumber: Tribunnews.com
Tags:
Pilpres 2024Prabowo SubiantoGibran Rakabuming RakaPDIPPartai GerindraPartai GolkarHasil Quick CountReal CountKomisi Pemilihan Umum (KPU)KPUDPR
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved