Liga 1
Mario Gomez Pusing? Bhayangkara FC Potensi Digerogoti Persebaya Surabaya, 3 Cikal Bakal Ini Sebabnya
Mario Gomez pusing? Bhayangkara FC potensi digerogoti Persebaya Surabaya, tiga cikal bakal ini potensi jadi sebabnya.
Penulis: Adi Manggala Saputro
Editor: adisaputro
Kedua berkaitan dengan kontrak beberapa pemain Bhayangkara FC yang akan segera usai.
Seperti diketahui, beberapa pemain Bhayangkara FC kontraknya tak akan lama lagi akan berakhir dengan The Guardian.
Termasuk beberapa nama yang tengah onfire bersama Bhayangkara FC dalam beberapa musim terakhir.
Sebut saja Dendy Sulistyawan, Sani Rizki, Muhammad Hargianto, dan juga Awan Setho yang kontraknya akan berakhir pada akhir musim 2023/2024.
3. Nama Besar Persebaya
Ketiga yakni berkaitan dengan nama besar Persebaya Surabaya.
Masuknya nama Paul Munster ditambah dengan nama besar Persebaya Surabaya diprediksi bakal menambah magnet bagi beberapa mantan anak asuhnya yang saat ini masih bermain untuk Bhayangkara FC.
Terlebih, setidaknya ada dua nama pemain asal Jawa Timur yang merupakan anak kesayangan Paul Munster saat melatih Bhayangkara FC yakni Dendy Sulistyawan dan Wahyu Subo Seto.
Uston Nawawi Blunder?
Langkah berani dilakukan Persebaya Surabaya dengan melakukan perombakan di sektor pemain asing.
Tak main-main, tiga pemain menjadi korban perombakan manajer dan tim pelatih Persebaya Surabaya buah performa tak maksimalnya di putaran pertama.
Untuk Paulo Victor dan Sho Yamamoto sejauh ini para penggantinya yakni Paulo Henrique dan Robson Duarte perlahan sudah menunjukkan kualitas meski Paulo Henrique masih kerap disorot Bonek.
Baca juga: Persebaya Surabaya Condong ke Fabio Lefundes? 2 Warisan Aji Santoso Potensi Jadi Penentu, Bonek Cek
Justru, kini kebijakan yang patut disayangkan justru ada pada keputusan Uston Nawawi mendepak halus Ze Valente ke Persik Kediri dan menggantinya dengan sosok bek tengah asal Brasil, Yan Victor.
Keputusan itu kini dampaknya sudah mulai dirasakan Persebaya Surabaya.
Bukan berdampak lebih baik, kedatangan Yan Victor justru mengarah pada kebijakan blunder yang dilakukan Uston Nawawi.