Konflik Rusia Vs Ukraina
Abaikan Ukraina, Rusia Tuduh Negara Barat Lakukan Neo Kolonialisme saat Berpidato di PBB
Menteri Luar Negeri mengatakan negara barat melakukan neo kolonialisme dan mengabaikan Ukraina pada pidatonya di Majelis Umum PBB.
Penulis: Magang TribunWow
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menuduh Sekutu Barat melakukan neo kolonialisme dan mengabaikan Ukraina di Majelis Umum PBB.
Dilansir TribunWow.com dari Aljazeera.com, Minggu 24 September 2022, Sergey Lavrov menuduh barat melakukan neo kolonialisme untuk mendapatkan dukungan untuk Ukraina dari negara-negara selatan.
“AS dan kolektif bawahannya terus mengobarkan konflik yang secara artifisial memecah umat manusia menjadi blok-blok yang saling bermusuhan dan menghambat pencapaian tujuan secara keseluruhan,” kata Lavrov.
“Mereka mencoba memaksa dunia untuk bermain sesuai aturan mereka yang egois,” lanjutnya.
Baca juga: Volodymyr Zelensky Sarankan PBB Cabut Hak Veto Rusia sebagai Hukuman atas Serangan ke Ukraina
James Bays, koresponden diplomatik Al Jazeera, mengatakan pidato Lavrov adalah bagian dari “perjalanan pandangan Rusia keliling dunia” yang tidak menyebutkan secara nyata tentang Ukraina dan hanya sedikit indikasi rencana Rusia setelah satu tahun konflik tersebut.
Selama konferensi pers, Lavrov menolak 10 poin dari proposal yang di ajukan oleh Ukraina.
Selain itu, Lavrov juga menolak proposal terbaru yang diajukan oleh PBB.
Baca juga: Ukraina Minta Bantuan untuk Kembalikan Anak-anak yang Diambil Paksa Rusia, Zelensky: Genosida
“Ini sama sekali tidak mungkin dilakukan,” katanya mengenai cetak biru perdamaian yang dipromosikan oleh Kyiv.
“Hal ini tidak mungkin dilaksanakan. Ini tidak realistis dan semua orang memahami hal ini, namun pada saat yang sama, mereka mengatakan ini adalah satu-satunya dasar untuk negosiasi.”
Lavrov juga mengatakan bahwa proposal yang dajukan PBB tidak akan berhasil karena barat tidak memenuhi janjinya terhadap Rusia, termasuk juga penghapusan sanksi untuk bank Rusia dan menghubungkannya kembali ke sistem SWIFT global.
Invasi di Ukraina pada bulan Februari 2022 lalu mengakibatkan gangguan perdagangan dan kenaikan harga yang signifikan dan Lavrov menyalahkan negara barat untuk hal itu.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menganugerahkan dua penghargaan kepada negara sukarelawan seperti Polandia karena bersedia membantu Ukraina selama invasi berlangsung.
Baca juga: Rusia Bantah Kehilangan Wilayah Terdepan akibat Serangan dari Pasukan Ukraina, Disebut Rugi Besar
Tetapi hubungan kedua negara tersebut sekarang sedikit bergesekan.
Hal ini dikarenakan Volodymyr Zelensky membuat marah negara-negara tetangga ketika ia mengatakan kepada Majelis Umum PBB bahwa Ukraina berupaya mempertahankan jalur darat untuk ekspor biji-bijian, namun ada sandiwara politik seputar impor yang menguntungkan Rusia.
Dampak dari omongan tersebut membuat Polandia memutuskan memperpanjang larangan impor biji-bijian Ukraina, sehingga hubungan Ukraina dengan sekutu setianya itu sedikit merenggang.
Zelensky berterima kasih kepada semua warga Polandia yang “sejak hari pertama membuka keluarga, rumah, membuka diri, dan membantu”.
“Saya percaya bahwa setiap tantangan yang ada di jalur kita bersama tidak ada artinya dibandingkan dengan fakta bahwa ada kekuatan di antara masyarakat kita,” katanya.
(TribunWow Magang/Muhammad Al Kautsar)
Berita terkait Rusia Lainnya
Demi Hilangkan Bukti, Tentara Korut yang Tewas saat Berperang di Kursk Dibakar |
![]() |
---|
Ukraina Terpojok Diserang Rusia, Jenderal Syrsky: Pertempuran Sengit Membentang Sejauh 1.170 KM |
![]() |
---|
Detik-detik Rusia Bombardir Ibu Kota Ukraina: 4 Rumah Rusak hingga Puing-puing Berserakan |
![]() |
---|
Perang Rusia Ukraina Masih Memanas, Zelensky: Tentara Kiev yang Tewas Tak Mati Sia-sia Lawan Moskow |
![]() |
---|
Ukraina Membara, Drone Rusia Hantam 3 Pemukiman di Odessa, 7 Orang Terluka, 13 Rumah Rusak |
![]() |
---|