Jelang Pilpres 2024, Muliawan Margadana: Kejayaan Diplomasi Indonesia Harus Dilanjutkan
Menurut Muliawan, kewibawaan Indonesia harus dilanjutkan, menjaga bersama-sama agar politik identitas tidak terjadi.
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Nama harum Indonesia yang telah dibangun oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) harus dilanjutkan oleh diaspora Indonesia.
Langkah yang harus diambil adalah, memprosmosikan Indonesia sebagai negara yang bersahabat dengan siapapun meski tetap berpegang teguh pada kepentingan nasional dan berpijak pada nilai geopolitiknya dan pada saatnya bisa berkontribusi bagi kepentingan bangsa dan negara dimanapun berada.
Demikian ditegaskan oleh anggota Kerasulan Awam (Kerawam) Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), Muliawan Margadana, di hadapan Keluarga Mahasiswa Katolik Indonesia (KMKI) di Hamburg, Jerman, Jumat (15/09/2023).

Baca juga: Solusi Strategis Atasi Krisis Pangan, Lemhannas RI Dorong Upaya Pemanfaatan FABA
Muliawan Margadana menjelaskan, tahun 2024 Indonesia akan memasuki Tahun Politik yang satu di antaranya ditandai dengan pemilihan presiden.
Pilpres 2024 merupakan momentum strategis karena memilih presiden baru Indonesia yang sekaligus pimpinan nasional yang akan melanjutkan capaian kinerja Presiden Joko Widodo yang juga diakui oleh dunia Internasional.
"Dalam konteks ini, siapapun presiden yang terpilih, harus diyakinkan bahwa capaian itu akan dilanjutkan dan bahkan ditingkatkan. Melalui keketuaan Indonesia di G20 dan Asean, Indonesia telah menunjukkan sebagai negara yang bersahabat bagi siapa saja dan sekaligus menujukan martabatnya sebagai negara yang berdaulat."
"Sekalipun demikian, Indonesia tetap berpegang teguh pada kepentingan nasional dalam mengambil keputusan masa depannya, hal mana disemangati oleh roh Konferensi Asia-Afrika, spirit Bandung pada 1955,” jelas Muliawan.
Konferensi Asia Afrika (KAA) muncul saat dunia dalam masa perubahan yakni pasca Perang Dunia II, munculnya perang dingin, banyaknya negara-negara baru yang merdeka di berbagai belahan dunia pasca kolonialisme dan tantangan ke depan.
Pada saat itu, KAA menekankan, solidaritas, soliditas, dan kerja sama antarnegara berkembang.
Menurut Muliawan, kewibawaan Indonesia harus dilanjutkan, menjaga bersama-sama agar politik identitas tidak terjadi dan ini sangat tergantung pada penerus Joko Widodo yang baru.
Kewibaaan itu akan membangun kedaulatan, kedaulatan, kesetaraan sebagaimana yang diamanatkan Pembukaan UUD 1945.
“Sikap tegas Indonesia yang menolak tekanan dari Eropa atupun Amerika menjelaskan posisi strategis Indonesia di masa depan. Dan masa depan Indonesia ditentukan dan bergantung pada warga negaranya."
"Dan diaspora Indonesia yang berjumlah delapan juta orang hendaknya menjadi kekuatan bagi Indonesia dalam berdiplomasi dengan negara lain terutama yang kuat secara ekonomi, senjata dan pengaruh,” ujar Muliawan Margadana yang juga Penasehat Ikatan Sarjana Katolik Indonesia (ISKA).
Diurai lebih lanjut, Indonesia akan menghadapi berbagai ancaman, tantangan dan tekanan dari negara hegemoni.
Hal ini mengingat kekayaan yang dimiliki oleh Indonesia secara nyata, energi, sumberdaya alam dan air.
Baca juga: Cerita Seorang Muslim Anak Penjual kopi di Tanah Abang Bertemu Paus Fransiskus di Vatikan
Sumber: TribunWow.com
Profil Purbaya Yudhi Sadewa, Menkeu Pengganti Sri Mulyani, Cek Pendidikan, Karier, & Harta Kekayaan |
![]() |
---|
BREAKING NEWS Daftar 5 Menteri Dicopot, Reshuffle Kabinet Prabowo: Sri Mulyani Diganti Purbaya Yudhi |
![]() |
---|
Kunci Jawaban Kimia Kelas 12 SMA/MA, Kurikulum Merdeka, Bab 1: Ayo Berlatih Halaman 21 |
![]() |
---|
Prakiraan Cuaca Jawa Barat Selasa 9 September 2025: 16 Wilayah Hujan Ringan, Sukabumi hingga Bandung |
![]() |
---|
Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 11 SMA/SMK Bab 1: Mengembangkan Teks Deskripsi |
![]() |
---|