Pilpres 2024
Peluang Erick Thohir Jadi Cawapres Prabowo Dinilai Makin Besar jika Parpol Pengusung Deadlock
Pengamat politik menilai Menteri BUMN Erick Thohir berpeluang besar maju menjadi bakal cawapres Prabowo Subianto pada Pilpres 2024.
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Menteri BUMN Erick Thohir dinilai berpeluang besar maju menjadi bakal calon wakil presiden (cawapres) Prabowo Subianto pada Pilpres 2024.
Hal ini disampaikan pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif The Political Literacy, Gun Gun Heryanto pada program dialog Kabar Petang tvOne, Selasa (5/9/2023).
Gun Gun mengungkapkan, Erick Thohir bisa saja dipilih kalau bursa bakal cawapres dari para ketua umum partai pendukung Prabowo mengalami kebuntuan alias deadlock.
Baca juga: Iringan Doa dari Warga Dusun Upunyor Pulau Moa untuk Prabowo Subianto, Panjatkan 3 Hal Berikut Ini
Nama-nama seperti Ketua Umum Golkar, Airlangga Hartarto maupun Ketua Umum PBB Yusril Ihza Mahendra kemungkinan akan diajukan sebagai bakal cawapres Prabowo.
"Kalau kemudian deadlock, biasanya kalau melihat skema 2019, kemudian orang yang di luar partai atau yang menjadi proxy partai yang kemudian disepakati oleh kekuatan partai yang berkoalisi (untuk menjadi cawapres)," kata dia seperti dikutip dari Tribunnews.com, Rabu (6/9/2023).
"Sebut saja seperti kasus Kyai Ma'ruf Amin di 2019, dan ini bisa saja kemudian bahwa kans Pak Erick Thohir menjadi (cawapres Prabowo) lebih besar ketika terjadi deadlock kekuatan partai mitra koalisi Pak Prabowo," ungkapnya.
Baca juga: Tak Lagi di Koalisi Perubahan, Demokrat Disebut Jadi Rebutan Kubu Prabowo dan Ganjar, Ini Arah AHY
4 Faktor Mempengaruhi Pilihan Cawapres
Pada kesempatan itu, Gun Gun juga menyebut setidaknya ada empat hal yang mempengaruhi siapa cawapres yang bakal dipilih di penghujung proses kandidasi.
"Pertama figur itu public acceptance-nya bagaimana, terutama menyangkut tingkat elektabilitas."
"Nah tentu apakah (sosok cawapres) menjadi insentif elektoral yang signifikan bagi capres, dalam konteks ini Pak Prabowo," ungkapnya.
Hal kedua, lanjutnya, berkaitan dengan momentum.
"Ini momentum krusial, banyak hal dinamika yang terjadi, maka siapa yang bisa memanfaatkan momentum itulah yang kemudian bisa memperbesar peluang," ungkapnya.
Ketiga yaitu komunikasi antar-elite partai.
"Kerenggangan komunikasi di fase krusial ini tentu akan mengganggu, bahkan kasus beberapa waktu belakangan ini menunjukkan ketika komunikasi tidak lancar."
"Bahkan bisa saja kemudian berbalik badan ke koalisi lain," ujarnya.
Sumber: Tribunnews.com
Sapa 3 Partai Pendukung Ganjar-Mahfud, Megawati Sebut Tak Ada Koalisi dan Oposisi: Kerjasama |
![]() |
---|
Anies Baswedan Kaget Dirinya Cetak Sejarah dengan Datang ke Agenda Penetapan Presiden Terpilih |
![]() |
---|
Momen Jokowi Kenalkan Prabowo saat Membuka World Water Forum di Depan Para Negara Delegasi |
![]() |
---|
Reaksi 2 Kepala Negara saat Prabowo Kenalkan Gibran sebagai Wakil Presiden Terpilih: Sangat Muda |
![]() |
---|
2 Faktor Penyebab Prabowo dan Megawati Tak Kunjung Bertemu seusai Pilpres 2024 Menurut Pengamat |
![]() |
---|