Berita Viral
Buntut Pria Celana Loreng Pukul Tukang Parkir: Keluarga Korban Tak Mau Damai, Kapuspen TNI Bereaksi
Keluarga korban tukang parkir yang dipukul oleh terduga oknum TNI tak mau berdamai dengan pelaku.
Penulis: Aulia Majid
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Viralnya kasus seorang pria bercelana loreng yang memukul seorang tukang parkir di Kecamatan Sukasari, Bandung kini membuat keluarga korban dan pihak TNI angkat bicara.
Dilansir TribunWow.com, kasus pemukulan seorang tukang parkir tersebut terjadi pada Jumat, 18 Agustus 2023 lalu di mana seorang terduga oknum TNI menjadi pelaku aksi arogan.
Dalam video yang diunggah oleh anggota Komisi III DPR RI, yakni Ahmad Sahroni, tampak seorang pria yang tiba-tiba memukul seorang tukang parkir yang sedang mencoba menjelaskan sesuatu kepada terduga oknum TNI tersebut.
Baca juga: Viral Pawang Ular Tewas setelah Dipatuk King Kobra saat Atraksi, Sempat Kesusahan Lepaskan Gigitan
Kini, setelah kasus pemukulan oleh terduga oknum TNI tersebut viral, pihak keluarga korban akhirnya melakukan pergerakan.
Dilansir dari TribunJakarta.com, sang anak dari tukang parkor tersebut, yakni Annisa Primasuci mengaku telah melaporkan ke pihak berwajib atas kasus yang menimpa ayahnya.
Bahkan, Annisa menegaskan pihak keluarganya tak ingin berdamai dengan pelaku bercelana loreng yang telah memukul ayahnya tersebut.
"Jadi Papaku sudah buat laporan ke Polisi Militer
Bilapun oknum hanya mengakui sebagai bodong
Kami akan tetap proses sesuai dengan hukum yang berlaku," unggah Annisa dalam media sosialnya.
Annisa juga belum bisa berbincang kepada sang ayah karena terkendala jarak.
"Jujur aku belum ketemu sama Papaku sama sekali karena kami jauh
Di video call pun aku belum sanggup rasanya karena teringar terus tamparan si oknum ke kepala beliau," tambah Annisa.
Seusai viralnya video pemukulan ayahnya oleh terduga oknum TNI, Annisa menyebut rumahnya ramai pihak berwajib yang silih berganti berdatangan.
"Kemarin semakin ramai yang datengin rumah dari mulai PM (Polisi Militer) dan Polisi yang mulai menganggu kenyaman di kediaman keluarga kami di Bandung," lanjut Annisa.