Rocky Gerung dan Kontroversinya
Profil Rocky Gerung, Pengamat Politik yang Hina Jokowi dengan Kata-kata Kasar
Berikut profil Rocky Gerung, pengamat politik yang terjerat dugaan penghinaan terhadap Presiden Jokowi hingga dilaporkan ke polisi.
Penulis: Magang TribunWow
Editor: Elfan Fajar Nugroho
Setelah berhasil menyandang gelar S1, Rocky Gerung memutuskan untuk kembali ke UI dan mengajar di Departemen Ilmu Filsafat.
Namun, ia harus berhenti mengajar karena terdapat aturan yang menyebutkan bahwa syarat menjadi dosen minimal harus bergelar magister sesuai dengan UU No. 14 Tahun 2005.
Baca juga: Gibran Tanggapi Santai soal Rocky Gerung Hina Jokowi, sedangan Prabowo Diminta Bersuara untuk Bela
Sering terlibat dengan para aktivis, Rocky kemudian ikut mendirikan Setara Institute.
Selain Setara Institute yang memberikan wadah pemikiran di bidang demokrasi dan hak asasi manusia pada 2005, Rocky juga pernah mendirikan Patai Indonesia Baru (PIB) pada 2002.
Terlepas dari PIB, ia beraih ke Partai Serikat Rakyat Independen (SRI) tahun 2011 dan didapuk sebagai anggota Majelis Pertimbangan Partai SRI.
Partai itu juga yang pernah mencalonkan Sri Mulyani sebagai presiden dalam Pilpres 2014.
Setelah melewati proses verifikasi administrasi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, SRI gagal melewati proses tersebut.
Mereka tidak dapat mengangkat Sri Mulyani sebagai orang penting di Indonesia dalam Pemilu 2014.

Rocky Gerung juga dikenal melalui karya-karyanya.
Terdapat tiga buku dan enam jurnal rilisan pria asal Manado tersebut.
Di antaranya, buku berjudul Demokrasi dan Kekecewaan yang telah terbit pada 2009 serta jurnal berjudul Feminisme versus Kearifan Lokal yang diterbitkan pada 2008.
Baca juga: Pembelaan Rocky Gerung soal Dugaan Hina Presiden: Saya Menghormati Pak Jokowi
Kini, namanya mulai menjadi perbincangan publik setelah unggahan videonya yang diduga menghina Jokowi.
Dalam video tersebut, Rocky menyebut Jokowi hanya mementingkan nasib diri sendiri.
Ia bahkan sempat menggunakan kata-kata kasar yang dinilai tidak etis dilontarkan bagi petinggi negara tersebut.
Buntut dari pernyataan tersebut, kini Rocky Gerung dilaporkan ke Polda Metro Jaya terkait dugaan penghinaan.
Ketua Umum Barikade 98, Benny Rhamdani juga menjelaskan bahwa penghinaan tersebut tidak bisa ditolerir lagi.
Ia mengaku pihaknya telah sering memendam kesabaran terkait sejumlah dugaan penghinaan yang ditujukan bagi Presiden Indonesia. (TribunWow Magang/Novema Kumalasari)