Breaking News:

Pemilu 2024

Dampak Effendi Simbolon Sebut Prabowo Cocok Nahkodai Bangsa, Ditegur PDIP: Diatur oleh Partai

Sesaat sebelum meninggalkan kantor DPP PDIP, Effendi menyatakan sikapnya untuk mendukung Ganjar Pranowo dalam Pilpres 2024.

Kompas.com
Politisi senior PDIP sekaligus Ketua PSBI Effendi Simbolon di hotel wilayah Gambir, Jakarta Pusat, Jumat (7/7/2023). 

TRIBUNWOW.COM - Anggota DPR Partai PDIP Effendi Simbolon dipanggil oleh Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDIP terkait pernyataannya.

Diketahui, Effendi Simbolon telah mengundang bakal calon presiden Prabowo Subianto dalam sebuah acara.

Tak hanya itu, Effendi Simbolon bahkan mengatakan Prabowo Subianto cocok menahkodai bangsa,

Efeknya, Effendi Simbolon diminta untuk berada di DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Senin 10 Juli 2023.

Baca juga: Klarifikasi Effendi Simbolon seusai Sebut Prabowo Cocok Nakhodai RI, PDIP Belum Beri Sanksi

Sekitar satu jam 20 menit, Effendi menghadap Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto dan Ketua Bidang Kehormatan DPP PDIP Komarudin Watubun.

Pertemuan tiga kader PDI-P ini pun digelar tertutup.

Sesudah pertemuan, Hasto, Komarudin dan Effendi memberikan keterangan pers.

Klarifikasi Effendi

Dalam konferensi pers, sosok yang lebih banyak berbicara adalah Hasto Kristiyanto.

Terlihat Hasto dan Komarudin menggunakan baju merah seragam PDIP, sedangkan Effendi Simbolon memakai jaket, baju serta celana serba hitam.

Baca juga: Profil dan Sosok Effendi Simbolon, Politisi Senior PDIP Dukung Prabowo pada Pilpres 2024

Menurut Hasto, berdasarkan keterangan Effendi, Prabowo diundang dalam acara Rakernas Punguan Simbolon dohot Indonesia (PSBI) di Hotel Aryaduta, Menteng, Jakarta Pusat pada Jumat (7/7/2023), sebagai Menteri Pertahanan.

Dan sebagai tamu undangan pula, menjadi wajar apabila Prabowo dipuji dan tidak satu pun lontaran kritik yang dikeluarkan Effendi terhadapnya.

"Nah, di situ sebagai tuan rumah kan memberikan puji-pujian kepada seluruh tamu yang datang. Kan tamu yang datang enggak mungkin dikritik di depan umum, kan enggak mungkin," tutur Hasto dalam konferensi pers, Senin. 

Saat memberikan klarifikasi, lanjut Hasto, Effendi menjelaskan bahwa ia turut mengkritik kebijakan Prabowo, misalnya membeli pesawat bekas.

"Pak Effendi di dalam diskusi sebagai sosok yang sangat memahami terhadap kebijakan-kebijakan pertahanan itu juga bersifat obyektif terkait dengan kebijakan dari Menhan Bapak Prabowo," ujar Hasto.

"Misalnya, terkait dengan kebijakan pembelian pesawat bekas Mirage dari Qatar, itu merupakan kebijakan yang tidak tepat. Bahkan berpotensi melanggar undang-undang (UU)," sambungnya.

Baca juga: PDIP Terpecah? Politisi Senior Efendi Simbolon Terang-terangan Dukung Prabowo Bukan Ganjar Pranowo

Selain pesawat bekas, lanjut Hasto, Effendi juga mengkritik kebijakan soal pengadaan alat utama sistem pertahanan (alutsista) yang dianggap tidak dipersiapkan dengan baik.

Namun, politisi asal Yogyakarta ini tak menyebutkan pengadaan alutsista yang dimaksud.

"Nah dengan demikian, Pak Effendi menyampaikan hal-hal yang bersifat obyektif dan itu dilakukan dengan penuh pertanggungjawaban sebagai sosok yang lama berkecimpung di Komisi 1," katanya.

Anggota Komisi I DPR Fraksi PDI-P Effendi Simbolon menunjukkan pesan WhatsApp yang tidak dibalas oleh KSAD Jenderal TNI Dudung Abdurachman, saat ditemui di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (15/9/2022).
Anggota Komisi I DPR Fraksi PDI-P Effendi Simbolon menunjukkan pesan WhatsApp yang tidak dibalas oleh KSAD Jenderal TNI Dudung Abdurachman, saat ditemui di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (15/9/2022). (KOMPAS.com/ADHYASTA DIRGANTARA)

Belum beri sanksi

Hasto menegaskan bahwa partainya belum memberikan sanksi terhadap Effendi usai pemanggilan kemarin.

Menurut dia, pemberian sanksi atau tidaknya dari DPP terhadap Effendi, akan dilakukan pada rapat selanjutnya.

Adapun pemanggilan terhadap Effendi merupakan tahapan pertama dari berbagai proses atau mekanisme yang ada di PDI-P.

"Dalam prosesnya kan ada berbagai teguran-teguran yang melalui rapat terlebih dahulu, kemudian dilakukan klarifikasi," beber Hasto. 

"Ada yang dilakukan klarifikasi, kemudian rapat terlebih dahulu. Jadi kalau dalam kasus ini, klarifikasi kemudian dibahas di dalam rapat DPP partai," sambungnya.

Ia menjelaskan, DPP memiliki dua jalur dalam memanggil kader-kader partainya 'yang bermasalah'.

DPP akan menggelar rapat untuk menetapkan pemanggilan atau klarifikasi terhadap kader.

"Kemudian, nanti dibawa di dalam rapat DPP partai," imbuh dia.

Baca juga: Koalisi Prabowo dan Cak Imin Berpeluang Runtuh, PKB Merapat ke PDIP Dukung Ganjar: Dikerjai

'Warning' dari DPP

Sementara itu, Komarudin Watubun mengatakan, pihaknya mengingatkan Effendi pada saat pemanggilan secara tertutup.

Ia mengatakan bahwa pada dasarnya kader PDIP tidak boleh bebas dalam berbicara.

Setiap kader PDIP pun selalu terikat pada aturan partai.

"Itu yang saya warning di dalam (saat klarifikasi). Ketika kau menjadi anggota partai, maka seluruh kebebasanmu diatur oleh partai. Tidak bisa lagi sebebas-bebasnya. Kalau mau bebas jangan di partai," tegas Komarudin.

Ia menambahkan, Effendi mengaku tegak lurus ketika diingatkan. Tak ada luapan amarah sedikit pun dari Effendi ketika diingatkan oleh Komarudin.

"Ya, enggak (marah) lah," imbuhnya.

Anggota Komisi II DPR ini menyatakan, apa yang disampaikan Effendi tidak tepat menyebut Prabowo Subianto adalah pemimpin yang dibutuhkan ke depan bagi bangsa.

Pernyataan itu pun dianggap masalah oleh PDIP. Sebab, PDIP sudah mengusung Ganjar Pranowo sebagai bakal calon presiden (bacapres), bukan Prabowo.

"Dan itu kita beri warning kepada Effendi kebebasan setiap orang bebas. Setiap orang yang masuk ke partai ketika dia menjadi anggota partai kebebasan diatur oleh partai," ungkapnya.

Tegak lurus dan tak pindah partai

Hasto Kristiyanto menyebut bahwa Effendi Simbolon akan sepenuhnya mendukung bakal capres yang diusung PDI-P yakni Ganjar Pranowo.

Ia juga menepis kabar bahwa Effendi berpindah partai demi mendukung Prabowo.

"Terkait dengan ada isu-isu Pak Effendi mau ke partai lain, itu juga sama sekali tidak benar. Karena sekali merah tetap merah," kata Hasto.

Effendi baru berbicara sesudah konferensi pers selesai dilakukan. Saat dikejar wartawan, Effendi ditanya mulai dari pakaiannya yang berbeda dengan Hasto dan Komarudin, hingga sikapnya terhadap Pilpres 2024.

Kepada awak media, Effendi menegaskan bahwa baju yang dipakainya itu adalah baju partai.

Hasto pun menimpali bahwa baju itu memang baju baru partai PDI-P.

Sesaat sebelum meninggalkan kantor DPP PDIP, Effendi menyatakan sikapnya untuk mendukung Ganjar Pranowo dalam Pilpres 2024.

"Tegak lurus (mendukung dan memenangkan Ganjar)," kata Effendi sambil memberikan jari jempolnya kepada awak media ketika sudah masuk dalam mobilnya.

Dalam mobil yang sama juga terlihat Hasto Kristiyanto.

Setelah itu, Effendi juga memekikkan salam merdeka sebanyak dua kali.

"Merdeka, merdeka!!!" ujar anggota Komisi I DPR RI itu sembari menunjukkan salam metal khas PDIP. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Wanti-wanti PDI-P untuk Effendi Simbolon Usai Sebut Prabowo Cocok Nakhodai RI."

Sumber: Kompas.com
Tags:
Effendi SimbolonPDIPPrabowoHasto Kristiyanto
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved