Pilpres 2024
Kode ke Ganjar dan Anies, Najwa Shihab Ungkit Wawancara dengan Prabowo: Siap untuk Sosok Berikutnya
Najwa Shihab menjelaskan penting dilakukan wawancara dua arah seperti yang ia lakukan dengan Prabowo untuk mengenal lebih dekat kandidat capres.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Khistian Tauqid
TRIBUNWOW.COM - Beberapa hari yang lalu, jurnalis senior Najwa Shihab sempat melakukan wawancara eksklusif dengan Menteri Pertahanan RI sekaligus bakal calon presiden (bacapres) 2024, Prabowo Subianto.
Wawancara yang dilakukan oleh Najwa tersebut menguak banyak informasi yang sebelumnya tidak terngkap ke publik karena Prabowo sendiri tergolong jarang tampil di acara-acara talkshow.
Dikutip TribunWow dari Instagram @Najwashihab, Najwa menuliskan sebuah pesan panjang yang dapat ditafsirkan sebagai kode ke bacapres 2024 lainnya yakni Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Baca juga: Adab Prabowo kepada Jokowi dan Maruf Amin saat Satu Meja Makan, Pantang Dahului Pimpinan
Dalam pesan yang dituliskan oleh Najwa, wawancara yang ia lakukan dapat dijadikan jejak untuk menagih janji para bacapres tersebut jika nanti terpilih di 2024.
Najwa menjelaskan, dirinya juga akan mewawancarai dua bacapres lainnya yang diketahui adalah Ganjar dan Anies.
Berikut pesan lengkap yang ditulis Najwa:
"Pekan lalu saya mengundang Prabowo Subianto ke panggung Mata Najwa.
Saya dan Pak @prabowo berbincang hampir 2 jam. Durasinya ekstra, karena melimpah yang perlu digali. Dibanding kandidat lain, Pak Prabowo relatif jarang menyisihkan waktu untuk diwawancara secara khusus. Apalagi Pak Prabowo punya karier politik yang lama. Riwayatnya dalam ‘’copras-capres’’ merentang sejak 2002 saat ikut Konvensi Partai Golkar, berlanjut cawapres pada 2009 dan capres pada 2014 dan 2019.
Saya akan menggelar banyak percakapan serupa. Prabowo adalah episode pertama dari serial @matanajwa bersama para penentu arah politik kita, mereka yang akan maju dalam kontestasi politik 2024.
Rangkaian episode ini punya tujuan agar kita kenal para kandidat. Tiap kalimat mereka adalah bahan baku untuk diolah menjadi keputusan di bilik suara, sekaligus jejak yang bisa diputar ulang atau ditagih jika diperlukan.
Percakapan seperti ini penting karena demokrasi hanya hidup di dalam dan melalui percakapan. Hanya kekuasaan otoriter dan/atau otokratis yang tak menghendaki percakapan; kekuasaan jenis itu hanya menginginkan monolog.
Dan percakapan bermutu selalu berlangsung di antara mereka yang punya posisi setara dalam kebebasan, bukan setara dalam pengetahuan/pengalaman. Tak ada pengetahuan/pengalaman yang bisa dipercakapkan jika salah satu, atau keduanya, tidak dalam posisi bebas.
Diimbuhi dosis yang cukup dalam saling respek, percakapan seperti ini bisa melumerkan prasangka dan polarisasi. Bukan hanya saya, semua perlu melakukannya dengan para kandidat lain: dengan para caleg, tim sukses, bahkan di antara para pendukung.
Mari menggelar percakapan yang terbuka dan merdeka untuk menghidupkan politik dan demokrasi kita.
Itu kenapa panggung Mata Najwa selalu siap untuk sosok berikutnya."