Ponpes Al Zaytun dan Ajarannya
Cara Panji Gumilang Kumpulkan Rp 4 Miliar Hanya dalam 1 Jam dari 'Lempar Jumroh' Jemaah Al Zaytun
Heboh pengakuan eks pengikut NII, melihat langsung Panji Gumilang dapat Rp 4 miliar hanya dalam waktu satu jam.
Penulis: Jayanti tri utami
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Sosok pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun, Indramayu, Jawa Barat, Panji Gumilang terus menuai sorotan.
Panji Gumilang ramai dicibir karena diduga telah melakukan penistaan agama.
Selain itu, Panji Gumilang diduga kuat menjadi pentolan Negara Islam Indonesia (NII) Komandemen Wilayah 9 (KW 9).
Dilansir TribunWow.com, kendati demikian keberadaan kelompok NII KW 9 sulit dibuktikan karena selalu bergerak di bawah tanah.
Baca juga: Akhirnya Terkuak Tujuan Panji Gumilang Wajibkan Lagu Yahudi Dinyanyikan di Al Zaytun, Gerakan Makar?
Baca juga: Punya Kekuatan Pengaruhi Menteri Istana hingga Jemaah Al Zaytun, Panji Gumilang Disebut Psikopat
Pengakuan mengejutkan lain diungkap mantan aktivis NII, Sukanto.
Menurut Sukanto, anggota NII diwajibkan untuk membayar iuran rutin setiap bulannya.
Iuran yang disebut infak itu mulai dari kisaran 25 dollar setiap bulan.
Selain itu, setiap anggota yang melanggar aturan harus membayar denda dan mendaftarkan dosanya.
"Misalnya, kita mengaku 4 hari yang lalu merokok dua batang dan 2 hari yang lalu memegang rambut seorang perempuan 100 kali," ungkap Sukanto, dikutip dari Kompas.com, Minggu (2/7/2023).
Untuk pendanaan tersebut, kata Sukanto, anggota NII melakukan berbagai cara.

Baca juga: Punya Kekuatan Pengaruhi Menteri Istana hingga Jemaah Al Zaytun, Panji Gumilang Disebut Psikopat
Mulai dari berdalih menghilangkan laptop teman sampai membuat proposal palsu dengan cap kampus palsu.
Selain itu, ujar Sukanto, ia pernah menyaksikan aksi penggalangan dana oleh Panji Gumilang.
Sukanto mengatakan, hanya dalam waktu 1 jam Panji Gumilang bisa mengumpukan Rp 4 miliar.
Uang tersebut bisa didapat Panji Gumilang dengan sekejap mata dalam peringatan 1 Muharram, 2008 silam.
Saat itu, jemaah NII seluruh Indonesia datang ke Ponpes Al Zaytun dan diminta melempar jumroh.
Ibadah Haji Nyeleneh Al Zaytun
Sederet ajaran 'nyeleneh' Ponpes Al Zaytun satu per satu terungkap.
Satu di antaranya, ajaran soal melaksanakan ibadah haji dengan tawaf mengelilingi gedung Ponpes Al Zaytun.
Mantan pengikut Panji Gumilang, Anto, pun membongkar kebiasaan ratusan ribu pengikut pimpinan Ponpes Al Zaytun itu.
Baca juga: Bupati Indramayu Akhirnya Mau Angkat Bicara soal Kontroversi Ponpes Al Zaytun, Nina Agustina Pasrah?
Hal tersebut diungkap Anto dalam acara FAKTA tvOne, Senin (19/6/2023).
Menurut dia, Panji Gumilang mendoktrin pengikutnya untuk mempercayai bahwa Ponpes Al Zaytun merupakan Madinah-nya Indonesia.
Karena itu, setiap bulan Muharram ratusan ribu pengikut Panji Gumilang berkumpul di Ponpes Al Zaytun.
"Inilah ibu kota NII, Madinah Indonesia itu di Al Zaytun," ucapnya, dikutip dari kanal YouTube tvOneNews, Senin (19/6/2023).
"Makanya jangan heran kalau Muharram kumpul seratus ribu orang, dua ratus ribu orang."
Ratusan ribu pengikut itu yang kemudian menggalang dana fantastis untuk Ponpes Al Zaytun.

Baca juga: Anggap Al Zaytun Madinahnya Indonesia, Ratusan Ribu Pengikut Panji Gumilang Kumpul Tiap Muharram
Baca juga: Menilik Galangan Kapal Al Zaytun, Tempat Panji Gumilang Isunya Buat Kapal Seukuran Bahtera Nabi Nuh
Dalam mengumpulkan dana, pengikut Panji Gumilang bahkan menghalalkan berbagai cara.
Termasuk perampokan dan aksi kriminal lagi yang dihalalkan dalam ajaran Panji Gumilang.
"Itu real itu, dan itulah kapal selam yang besar itu, yang mensuplai uang untuk kapal pesiar yang tidak punya mesin," ucap Anto.
"Penggalangan dana karena melegalisasi semua tindakan, imbasnya kepada pribadi yang melakukan aksi kriminal," tukasnya.
Pernyataan Anto senada dengan pengakuan eks pengurus Ponpes Al Zaytun, Ken Setiawan.
Menurut Ken Setiawan, pengikut Ponpes Al Zaytun melaksanakan haji tersendiri.
Mereka, kata Ken Setiawan, berkumpul di Ponpes Al Zaytun pada 1 Muharram untuk melaksanakan ibadah haji.
Para pengikut Ponpes Al Zaytun lantas melaksanakan ibadah tawaf.
Namun bukan dengan mengelilingi Ka'bah, melainkan dengan berkeliling di lingkungan Ponpes seluas 1.200 Ha menggunakan mobil.
Baca juga: Bocoran Hasil Pertemuan Ratusan Kiai Tentang Ponpes Al Zaytun, Nasibnya di Tangan Ridwan Kamil
"Melempar jumroh bukan pakai batu tapi pakai sak semen, semakin besar semakin soleh," ucap Ken Setiawan, dikutip dari TribunCirebon.com, Senin (19/6/2023).
"Mereka juga mengatakan Al Qur’an ini bukan dari Allah melainkan perkataan nabi Muhammad, berarti ini kan menodakan agama."
Di balik kemegahan bangunan Ponpes Al Zaytun, kata Ken, ada gerakan bawah tanah untuk mendirikan negara Islam.
"Orang yang mau belajar dimanfaatkan Panji Gumilang, UUD, ujung-ujungnya duit. Boleh mencuri, merampok, menghalalkan segala cara. Novel 'Tuhan Ijinkan Aku Jadi pelacur' itu NII. Jadi merampok orang kafir itu nggak apa kata mereka."
"Jadi mereka cari uang. Mereka zakatnya bukan beras tapi uang. Memberi harta itu boleh, karena nanti kalau NII dan Al Zaytun menang nanti dikembalikan," tandasnya. (TribunWow.com)
Baca artikel lain terkait Ponpes Al Zaytun