Pilpres 2024
Ada Efek Jokowi hingga Sikap Kalem, Survei LSN Ungkap 5 Alasan Elektabilitas Prabowo Terus Naik
Survei LSN mengungkapkan alasan elektabilitas capres 2024 Prabowo Subianto terus naik.
Editor: Anung
TRIBUNWOW.COM - Tingkat elektabilitas calon presiden (capres) 2024 dari Partai Gerindra, Prabowo Subianto disebut terus menerus naik.
Bahkan elektabilitas Prabowo jika digelar pilpres pada hari ini akan menjadi yang paling tinggi.
Dikutip TribunWow dari Tribunnews, data ini diungkapkan oleh survei yang dilakukan Lembaga Survei Nasional (LSN).
Baca juga: Reaksi Gerindra soal Hary Tanoe Dukung Ganjar 2024 padahal Dekat dengan Prabowo
Direktur Eksekutif LSN Gema N Bakry menjelaskan sedikitnya terdapat lima alasan mengapa elektabilitas Prabowo terus naik.
Faktor pertama, kata dia, berasal dari endorsement Presiden Jokowi terhadap Prabowo dengan capaian approval rating cukup tinggi hingga 70 persen.
Hal tersebut disampaikannya dalam rilis survei bertajuk “Peta Elektabilitas Tiga Capres Papan Atas di Sembilan Provinsi Terbesar” secara daring pada Minggu (11/6/2023).
"Kedua, mengalirnya dukungan dari basis massa Presiden Jokowi, para pendukung Jokowi lebih banyak menjatuhkan pilihan pada Prabowo," kata Gema dalam keterengan tertulis pada Minggu (11/6/2023).
Faktor ketiga, kata dia, yakni kapabilitas kepemimpinan Prabowo sebagai Menteri Pertahanan memiliki kinerja yang baik selama 2,5 tahun terakhir.
Hal tersebut, kata dia, juga dinyatakan dari semua lembaga survei yang ada.
"Keempat, faktor kepribadian Prabowo yang lebih banyak bersifat positif. Ketua Umum Partai Gerindra itu cenderung mengedepankan politik sejuk, tak pernah melontarkan kritik apalagi ujaran kebencian kepada para kompetitornya, dan selalu mendorong persatuan nasional," kata Gema.
Faktor kelima, lanjut dia, adalah solidnya dukungan dari mesin partai dan konstituen Partai Gerindra.
Dibandingkan dengan partai lain, lanjut dia, mesin partai dan konstituen Partai Gerindra adalah yang paling solid mendukung capres yang diusung partainya.
Metodologi
Survei dilakukan tanggal 24 Mei sampai 3 Juni 2023 di 34 provinsi di seluruh Indonesia.
Populasi dari survei adalah seluruh warga negara Indonesia yang minimal telah berusia 17 tahun (telah memiliki KTP).