Breaking News:

Konflik Rusia Vs Ukraina

Respons Rusia soal Usulan Prabowo untuk Perdamaian Ukraina, Nilai Sejalan dengan Perjanjian Minsk

Rusia memperhatikan usulan perdamaian perang Rusia-Ukraina dari Prabowo Subianto. Disebut sejalan dengan perjanjian Minsk.

AFP/ YURI KADOBNOV
Maria Zakharova, juru bicara kementerian luar negeri Rusia, mengatakan kepada stasiun TV Rusia, Jumat (25/2/2022). 

TRIBUNWOW.COM - Rusia memberikan respons terkait usulan perdamaian perang Rusia-Ukraina dari Menteri Pertahanan Indonesia Prabowo Subianto.

Dilansir Kompas.tv, Rusia menilai usulan perdamaian perang yang disampaikan Prabowo Subianto sudah sejalan dengan perjanjian Minsk.

Hal itu dikatakan Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova di Moskow, Rabu (7/8/2023), seperti laporan TASS.

Baca juga: Pengamat Ungkap Makna Sikap Santai dan Canda Jokowi saat Bicara dengan Prabowo: Mereka Bersatu

Selain itu Zakharova mengatakan, Rusia mengajak semua negara dan organisasi di dunia untuk mendesak Kiev dan Barat untuk mengakhiri konflik tersebut.

"Kami merekomendasikan kepada semua negara dan organisasi yang ingin berkontribusi dalam penyelesaian perdamaian untuk mengarahkan upaya mereka kepada rezim Kiev dan pendukung-pendukungnya di Barat, yang pada kenyataannya telah menghentikan proses negosiasi pada April 2022 dan terus bertaruh pada memperpanjang konflik."

"Hal ini berkaitan dengan larangan negosiasi dengan Rusia secara hukum di Ukraina. Hal yang sama berlaku untuk pasokan senjata dan kegiatan teroris dan masih banyak lagi," ujar Zakharova.

Baca juga: Pendukung Prabowo Makin Banyak, Terbaru Pedagang Pasar di Demak Deklarasikan Dukungan 2024

Zakharova menekankan, Rusia mencatat proposal Menteri Pertahanan Indonesia Prabowo Subianto, dalam penyelesaian krisis Ukraina, karena mereka sejalan dengan perjanjian Minsk.

"Langkah-langkah yang dia usulkan sejalan dengan perjanjian Minsk yang, seperti yang kita tahu, dihancurkan oleh Kiev selama delapan tahun dengan dukungan dari Barat. Terutama, seperti gencatan senjata dan penarikan pasukan dan senjata dari garis pertempuran," katanya.

"Apa alasan untuk percaya bahwa Kiev akan berperilaku berbeda kali ini? Menurut pendapat saya, ini hanya mengonfirmasi bahwa pertama, mereka tidak berniat melaksanakan perjanjian Minsk. Kedua, sifat teroris sejati mereka, sifat ekstremis mereka telah terungkap. Ideologi ini tidak akan menghilang," tambah Zakharova.

Pada Sabtu (3/6/2023) lalu, Menteri Pertahanan Indonesia Prabowo Subianto mengusulkan rencana penyelesaian damai konflik di Ukraina, yang mencakup, antara lain, gencatan senjata, pembentukan zona demiliterisasi, dan penempatan pasukan perdamaian PBB. Inisiatif ini disampaikan dalam pidatonya pada konferensi keamanan Shangri-La Dialogue di Singapura.

Kedutaan Rusia di Indonesia mengatakan kepada TASS bahwa Moskow menghargai upaya Jakarta dalam membantu penyelesaian krisis di Ukraina, tetapi penolakan terhadap inisiatif Indonesia oleh Kiev dan pelaku di belakangnya menunjukkan ketidakinginan mempertimbangkan opsi perdamaian dalam penyelesaian konflik.

Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Andrey Rudenko, pada hari Senin (5/6/2023) lalu mengatakan, Moskow menyambut upaya penyelesaian dari semua negara.

Baca juga: Cak Imin jadi Kandidat Terkuat Dampingi Prabowo Subianto, Berharap Dua Partai Baru Berkolaisi

Inisiatif terbaru datang dari Indonesia. Seperti dalam rencana China, inisiatif tersebut meminta gencatan senjata segera, yang dibalas penolakan total oleh Kiev.

Ukraina hanya bersedia membahas inisiatif yang dipimpin oleh Presiden Volodymyr Zelensky.

Sementara itu, Rusia menganggap inisiatif tersebut sebagai hal yang menggelikan dan menegaskan penyatuan empat wilayah baru dengan Rusia tidak dapat dibahas apalagi diganggu gugat.

Halaman
12
Sumber: Kompas TV
Tags:
Volodymyr ZelenskyPrabowo SubiantoRusiaUkrainaPartai GerindraMaria Zakharova
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved