Pilpres 2024
Tak Hanya Cawe-cawe Pilpres 2024, Amien Rais Sebut Jokowi 'Ugal-ugalan', Singgung soal Pakde Besar
Kritik disampaikan Amien Rais terkait aksi cawe-cawe Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam Pilpres 2024.
Penulis: Jayanti tri utami
Editor: Via
TRIBUNWOW.COM - Ketua Majelis Syuro Partai Ummat Amien Rais melayangkan kritikan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Dilansir TribunWow.com, kritikan tersebut muncul seiring dengan Jokowi yang secara terang-terangan bakal cawe-cawe di Pilpres 2024.
Kontroversi pernyataan Jokowi ini menuai beragam reaksi hingga kritik dari berbagai pihak.
Satu di antaranya Amien Rais yang secara terang-terangan menyebut Jokowi terlalu 'ugal-ugalan' ikut campur dalam pesta politik 2024 mendatang.
Baca juga: PKB Sindir Anies yang Khawatir Jokowi Cawe-cawe Pilpres 2024: Khawatir Elektoralnya Tak Naik?
Kritik itu disampaikan Amien Rais melalui channel YouTube-nya, Amien Rais Official, Kamis (1/5/2023).
"Mulai Pilpres 2024 nanti, di beberapa kesempatan Jokowi tegas mengatakan bahwa tidak ada yang salah kalau dia cawe-cawe, mengatur kemenangan jagoannya supaya jadi presiden penerusnya," ucap Amien Rais.
"Ini sebuah logika tanpa etika."
Jokowi, ucap Amien Rais, sebenarnya tak patut ikut campur dalam urusan Pilpres.
Terlebih Jokowi sudah dua kali duduk di kursi presiden dan akan segera lengser.
"Sebenarnya istilah cawe-cawe dalam bahasa Jawa sebenarnya mencampuri urusan orang lain yang bukan haknya," ungkap Amien.
"Dan sifat campur tangan cawe-cawe itu ringan saja."

Baca juga: Pengamat Sebut PDIP telah Tusuk Jokowi dari Belakang, Dampaknya Kini Lebih Dukung Prabowo di 2024
Tak hanya sekedar cawe-cawe, Amien melihat Jokowi kali ini terlalu 'ugal-ugalan' dalam mengurus Pilpres 2024.
Ia pun menyinggung sejumlah target politik yang ingin diraih Jokowi dengan aksi 'cawe-cawenya'.
"Saya lihat Jokowi bukan lagi cawe-cawe, tapi intervensi langsung dengan mengerahkan resources yang dia miliki secara ugal-ugalan," terangnya.
"Seluruh aparat di bawah kendalinya dikerahkan untuk mencapai target politik."
Dalam kesempatan itu, Amien mengungkit soal sejumlah anak hingga kamerad Jokowi yang kini menduduki kursi pejabat.
Amien menduga, setelah lengser Jokowi ingin mencari presiden yang bisa melindungi anak serta kerabatnya.
"Target Pak Jokowi minimal dua, pertama melindungi keselamatan diri dan keluarganya agar korupsi anak dan menantunya, serta kamerad-kamerad dekatnya, tidak dibawa ke meja hijau," kata Amien.
"Jadi dia (Jokowi -red) perlu presiden yang bisa melindungi itu maunya dia."
Baca juga: Jokowi Akui Cawe-cawe Pilpres 2024, PDIP-Gerindra Mendukung, Demokrat Nilai Tak Pantas
Tak hanya itu, Amien turut mengungkit hubungan dekat Indonesia dengan China kini.
Dalam pernyataannya, Amien bahkan menyebut Presiden RRC, Xi Jinping, dengan istilah Pakde Besar.
"Yang kedua, supaya kebijakan politiknya yang menjadikan Indonesia subordinat Beijing tetap diteruskan," papar Amien.
"Jangan sampai Pakde besar Xi Jinping menjadi murka kepada Pakde kecil, Pak Jokowi."
"Karena rencana pencaplokan Indonesia secara perlahan oleh RRC menjadi sulit atau terhambat," tandasnya.
Kekhawatiran Anies Baswedan soal Aksi Cawe-cawe Jokowi
Sebelumnya, Anies Baswedan mengungkap kekhawatiran adanya penjegalan hingga pemilu yang tidak netral jika Jokowi cawe-cawe.
"Ada yang mengungkapkan kekhawatiran penjegalan, kriminalisasi, pemilu tidak netral, penyelenggara pemilu, caleg, parpol, capres, mendapat perlakuan tidak fair," ujar Anies saat jumpa pers di Sekretariat Perubahan, Selasa (30/5/2023).
Anies pun berharap kekhawatiran ini tidak terjadi.
Ia berharap Pemilu 2024 bisa berjalan dengan bebas, jujur, dan adil.
"Kami harap kekhawatiran itu tidak benar. Pemilu tetap seperti semula. Pelaksanaan yang baik dan prinsip demokrasi langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil, mengajak masyarakat mari bersama menyambut proses demokrasi," ungkap Anies.
Baca juga: Sindiran Anies Baswedan seusai Jokowi Cawe-cawe: Esensi Pilpres Bukan Perkara Melanjutkan Kebijakan
Anies kemudian menyoroti hak-hak setiap partai untuk mencalonkan seseorang sebagai capres.
"Setiap partai punya hak yang sama untuk mencalonkan. Setiap caleg punya hak yang sama untuk berkampanye dan mendapatkan perlakuan yang sama. Begitu juga dengan setiap capres memiliki hak yang sama," ujarnya.
Tak hanya Anies, Partai Demokrat pun memberikan kritikan atas pernyataan Jokowi yang mengaku akan cawe-cawe di Pilpres 2024 mendatang.
Menurutnya, daripada cawe-cawe di Pilpres, lebih baik Jokowi fokus menjalankan tugasnya.
"Presiden cawe-cawe itu maknanya melakukan sesuatu yang di luar wewenang dan tanggung jawabnya. Seharusnya, beliau fokus saja apa yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya," kata Bakomstra Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra, Selasa (20/5/2023).
"Angka kemiskinan masih tinggi, pengangguran juga tinggi, pendapatan per kapita juga tak banyak peningkatan dibandingkan era SBY."
"Fokus saja bekerja untuk rakyat di sisa masa kepemimpinannya agar bisa meninggalkan hal baik untuk penerusnya. Beliau fokus melakukan tugas dan tanggung jawabnya saja, masih keteteran dan kinerjanya terbilang jelek," imbuhnya.
Herzaki juga menyebut, presiden boleh memiliki aspirasi, tapi tak seharusnya cawe-cawe.
Baca juga: Sindiran Anies Baswedan seusai Jokowi Cawe-cawe: Esensi Pilpres Bukan Perkara Melanjutkan Kebijakan
"Kalau beliau menyampaikan patut cawe-cawe, jangan salahkan jika publik menilai tak heran kalau beliau membiarkan Moeldoko tetap jadi KSP padahal berupaya begal Demokrat demi Anies gagal berlayar ke Pilpres 2024," ungkapnya.
Senada dengan Anies dan Demokrat, Partai NasDem dan PKS juga mengkritik sikap Jokowi.
Juru Bicara (Jubir) PKS Muhammad Iqbal menyebut sikap Jokowi tersebut bukan sikap presiden negarawan.
Menurutnya, presiden harus menjadi pengayom semua calon dan tidak membeda-bedakan asal partai calon itu.
"Etikanya seorang presiden adalah negarawan, menjadi pengayom semua calon, tanpa membedakan dari partai mana, apalagi kandidat yang ada pernah membantunya dalam kabinet," ucapnya.
(TribunWow.com/Tami/Lailatun Niqma)
Baca artikel lain terkait Pilpres 2024