Terkini Internasional
China Memperingatkan AS dan Korea Selatan agar Tak Memprovokasi Konfrontasi dengan Korea Utara
pada pertemuan puncak di Washington, Biden dan Yoon Suk-yeol memperjelas bahwa jika kediktatoran terisolasi di Korea Utara menyerang Selatan atau AS
Penulis: Tiffany Marantika Dewi
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - China memberiperingatan pada Amerika Serikat dan Korea Selatan yang telah menjalin latihan bersama militer.
Dikutip TribunWow.com dari Channel News Asia, China meminta agar Amerika Serikat dan Korea Selatan tak memprovokasi konfrontasi dengan Korea Utara, Kamis (27/4/2023).
Terlebih, Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan Korea Selatan mengatakan Pyongyang, ibu kota Korea Utara akan menghadapi akhir kepemimpinan Kim Jong Un.
Baca juga: Jadi Presiden AS Tertua, Joe Biden Mengaku Tak Khawatir dan Siap untuk Kembali Bertarung di 2024
Bahkan ancaman itu juga disertai dengan persenjataan nuklir.
"Semua pihak harus menghadapi inti dari masalah semenanjung (Korea) dan memainkan peran konstruktif dalam mempromosikan penyelesaian masalah secara damai," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning.
Dia mendesak untuk tidak dengan sengaja mengobarkan ketegangan, memprovokasi konfrontasi, dan mempermainkan ancaman.
Diketahui, pada pertemuan puncak di Washington, Biden dan Yoon Suk-yeol memperjelas bahwa jika kediktatoran terisolasi di Korea Utara menyerang Selatan atau Amerika Serikat.
Kedua belah pihak juga sepakat bahwa bagian keamanan AS dan Korea Selatan akan diperkuat menhyusul adanya uji coba rudal Korea Utara.
Baca juga: Pasukan Ukraina Bertahan di Kota yang Terkepung, China Mendesak Rusia untuk Mengakhiri Perang
Beijing mengutuk keputusan itu Kamis dengan mengatakan Washington mengabaikan keamanan regional dan bersikeras mengeksploitasi masalah semenanjung untuk menciptakan ketegangan.
"Apa yang AS lakukan memprovokasi konfrontasi antar kubu, merongrong rezim non-proliferasi nuklir dan kepentingan strategis negara lain," kata Mao.
Tindakan AS, telah memperburuk ketegangan di semenanjung, merusak perdamaian dan stabilitas regional, dan bertentangan dengan tujuan denuklirisasi di semenanjung. (TribunWow.com/ Tiffany Marantika)