Berita Viral
Viral Anggota Pemuda Pancasila dan Ibunya Jadi Korban Dukun Mbah Slamet, Hilang sejak 2021
Ibu dan anak asal Magelang, Jawa Tengah, menjadi korban kekejian dukun pengganda uang asal Banjarnegara, Mbah Slamet.
Penulis: Jayanti tri utami
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Ibu dan anak asal Magelang, Jawa Tengah, Theresia Dewi (47) dan Okta Ali Abrianto, diduga menjadi korban pembunuhan dukun asal Banjarnegara, Tohari alias Mbah Slamet (45).
Sebelum ditemukan tinggal tulang belulang, ibu dan anak itu sempat hilang sejak November 2021 lalu.
Dilansir TribunWow.com, kakak Theresia, Yusuf Edi Gunawan (64) mengatakan awalnya korban pamit hendak pergi ke Salatiga, Jawa Tengah.
Saat itu, korban yang bekerja sebagai kontraktor mengaku tengah ada pekerjaan di Salatiga.
Baca juga: Tipu-tipu Dukun Mbah Slamet Buai Pasutri Lampung, Salah Ritual Berujung Nyawa Korban Melayang
Ketika pergi ke Salatiga, Theresia turut mengajak kedua anaknya.
Namun setibanya di Salatiga, Theresia dan anak pertamanya, Okta, justru berpamitan lagi.
"Kemudian mereka (kedua korban) berpamitan ke Claudy, pamit ke pergi Banjarnegara katanya mau ambil dana (uang)," ucap Yusuf, dikutip dari TribunJogja.com, Senin (10/4/2023).
"Mereka berangkat ke Banjarnegara naik mobilnya Honda Mobilio."
Seminggu setelahnya, istri Okta memberi kabar bahwa kedua korban tak kunjung pulang semenjak pergi ke Salatiga.
"Nggak pulang ke Salatiga, terus menantunya (Theresia Dewi) ngebel (telepon) saya," ujar Yusuf.
"Menyampaikan mami nggak pulang sudah satu minggu. Saya pesan agar ditunggu seminggu lagi, kalau nggak pulang, kamu (Vina dan Claudy) pulang ke Magelang. Ternyata korban tidak kunjung pulang," imbuhnya.

Baca juga: Kini Menghilang, Viral Jejak Digital Korban Mbah Slamet, Sempat Ajak Netizen Geruduk sang Dukun
Sejak saat itu keluarga melakukan berbagai upaya untuk menemukan Theresia dan Okta.
Namun usaha keluarga tak membuahkan hasil.
Yusuf meyakini Theresia dan Okta menjadi korban pembunuhan berantai Mbah Slamet.
Hal itu didasari dengan barang bukti yang ditemukan polisi, berupa jam tangan, jaket Pemuda Pancasila dan kunci mobil.
"Barang buktinya itu sudah identik, saya lihat jam tangan adik saya itu," ujar Yusuf.
"Jaket Pemuda Pancasila, ada label nama yang tertulis nama Okta. Lalu, kunci mobil yang masih ada di dalam saku celana."
"Untuk mobilnya sampai sekarang belum diketahui masih dalam penyelidikan," imbuhnya.
Baca juga: Viral Isi Pesan Korban Mbah Slamet, Lirih Minta Tolong 1 Hari sebelum Dibunuh: Aku Sudah Tak Berdaya
Untuk membuktikan dugaannya itu, Yusuf telah meminta polisi melakukan tes DNA.
Sebelum korban dibunuh, menurut Yusuf, Theresia memang tengah mengalami masalah keuangan.
"Memang sempat kesulitan keuangan, apalagi korban ini sudah sendiri. Korban menikah dua kali namun keduanya sudah bercerai," paparnya.
"Saya juga tidak mengetahui dan kenal dengan dukun pengganda uang itu."
Korban Tewas dalam Hitungan Menit
Belasan korban pembunuhan dukun pengganda uang abal-abal di Banjarnegara, Jawa Tengah (Jateng), Tohari (45) alias Mbah Slamet, dipastikan tewas karena racun sianida.
Dilansir TribunWow.com, hal itu terkuak setelah dilakukan autopsi belasan jasad korban Mbah Slamet.
Kabid Labfor Polda Jateng, Kombes Slamet Iswanto mengatakan Mbah Slamet mencampur dua jenis racun untuk menghabisi nyawa korban.
Kedua racun tersebut adalah Klonidin serta potasium sianida.

Baca juga: Kini Menghilang, Viral Jejak Digital Korban Mbah Slamet, Sempat Ajak Netizen Geruduk sang Dukun
Hal itu diungkap Slamet dalam jumpa pers yang disiarkan kanal YouTube Kompas TV, Jumat (7/4/2023).
Dalam melancarkan aksinya, Mbah Slamet mencampu racun dan obat darah tinggi.
Ramuan beracun itu lantas diminum belasan korban hingga tewas tanpa perlawanan.
"Diambil kesimpulan dua butir apotas positif mengandung potasium sianida," ucap Slamet.
"Ini adalah zat beracun yang efeknya sangat fatal dan cepat."
"Kemudian dua butir tablet berwarna putih, diketahui mengandung Klonidin. Sebetulnya dia (Klonidin) adalah anti hipertensi dan menyebabkan orang itu mengantuk," sambungnya.
Setelah melakukan autopsi, Polda Jateng memastikan organ tubuh korban telah dirusak oleh racun sianida.
Sianida inilah yang membuat korban tewas dengan cepat dan tanpa perlawanan.
"Kemudian organ-organ tubuh korban semuanya mengandung positif potasiun sianida," tutur Slamet.
"Jadi bisa kita ambil kesimpulan bahwa matinya korban adalah karena racun sianida."
"Racun sianida efeknya sangat cepat."
"Jadi bekerja di dalam perusakan sel antara satu menit sampai lima menit," tandasnya.
Baca juga: Dulu Sempat Viral, Begini Kabar Terbaru Pernikahan Slamet dan Nenek Rohaya yang Beda Usia 55 Tahun
Jasad para korban ditemukan terkubur di lahan singkong milik orangtua pelaku yang jaraknya sekitar 2 km dari rumah.
Setelah melalukan penggalian, pihak kepolisian berhasil menemukan 10 jasad korban pada Senin (3/4/2023).
Kemudian sehari sesudahnya, 2 jasad kembali ditemukan sehingga total korban sebanyak 12 orang.
Kedalam liang lahat berbeda-beda, demikian juga kondisi jasad ada yang masih utuh hingga tinggal tulang-belulang.
Fakta ini diungkap Kapolres Banjarnegara AKBP Hendri Yulianto, saat konferensi pers di lokasi kejadian, Selasa (4/4/2023).
"Sudah tiga hari evakuasi, hari pertama kita menemakan 1 mayat, hari kedua 9 mayat dan hari ketiga hari ini 2 mayat. Saya pastikan hari ini totalnya 12 mayat," kata Hendri dikutip TribunJateng.com, Rabu (5/4/2023). (TribunWow.com)