Breaking News:

Liga 1

Definisi Mantan Menyakitkan: Persija Jakarta Dibuat Kalah Skor Terbesar Musim Ini, Ini Statistiknya

Definisi mantan menyakitkan kini dirasakan Persija Jakarta seusai dilibas Borneo FC dengan skor 3-1.

Instagram @persija @borneofc.id
Selebrasi gol Borneo FC (kiri) dan ekspresi lesu para pemain Persija Jakarta di akhir laga (kanan). Definisi mantan menyakitkan dirasakan Persija Jakarta. 

TRIBUNWOW.COM - Lagi dan lagi, Persija Jakarta harus takluk di tangan mantan pemain yang pernah menjadi bagian dari Macan Kemayoran saat bersua Borneo FC di Stadion Segiri, Samarinda, Rabu (8/3/2023).

Dilansir TribunWow.com, tiga gol Borneo FC berhasil dilesatkan oleh M Sihran (9'), Stefano Lilipaly (80') dan Matheus Pato (88').

Dalam jalannya pertandingan, sosok yang paling disorot adalah mantan winger Persija Jakarta, Stefano Lilipaly.

Pasalnya, pemain naturalisasi asal Belanda itu kembali menjadi mimpi buruk bagi Persija Jakarta seperti saat dirinya masih memperkuat Bali United.

Baca juga: Persija Jakarta Blunder Transfer Depak Hamra Hehanusa? Kian Beri Tuah untuk Persik, Ini Statistiknya

Pemain berusia 33 tahun itu mampu catatkan 1 gol dan 1 assist untuk gol dari M Sihran yang memaksa mantan timnya menelan dua imbas besar.

Imbas yang pertama tak lain berkaitan dengan peluang juara Persija Jakarta yang semakin menipis.

Sementara imbas yang kedua berkaitan dengan rekor buruk baru Persija Jakarta di musim ini dengan catatkan kekalahan terbesar sepanjang Liga 1 2022 hingga pekan ke-29.

Di sisi lain, seusai catatkan 1 gol dan 1 assist  Stefano Lilipaly mampu menambah pundi-pundinya menjadi 7 gol dan juga 8 assist dari 27 pertandingannya bersama Borneo FC sejauh ini.

Selain itu, sumbangsih 1 gol dan 1 assist juga menambah panjang catatan apik Stefano Lilipaly saat bertemu Persija Jakarta.

Persija Jakarta kalah 1-3 dari tuan rumah Borneo FC di Liga 1 2022/2023.
Persija Jakarta kalah 1-3 dari tuan rumah Borneo FC di Liga 1 2022/2023. (Instagram @persija)

Baca juga: Tuah Magis Luis Milla di Persib Bandung Usai? Persebaya, Persija Jakarta dan Bhayangkara Mengintai

Winger kelahiran Arnhem, Belanda itu tercatat mampu lesatkan 6 gol dan 2 assist dari 12 pertemuannya dengan Persija Jakarta.

Tak hanya menambah pundi-pundi statistik pribadi saat bertemu Persija Jakarta, Stefano Lilipaly juga mampu menambah rasio kemenangan kala bersua tim Ibu Kota.

Tercatat, berkat kemenangan telak 3-1 Borneo FC atas Persija Jakarta, Stefano Lilipaly mampu menorehkan 9 kali menang kontra Macan Kemayoran.

Dengan baru menelan kekalahan sebanyak 3 kali dari 12 pertemuannya dengan Persija Jakarta.

Atas dasar itu, tak ayal jika definisi mantan menyakitkan memang benar dan layak disematkan kepada Stefano Lilipaly yang kerap menjadi mimpi buruk tim yang pernah ia bela di tahun 2014-2015, Persija Jakarta.

Catatan Statistik Stefano Lilipaly di Liga 1 2022

27 pertandingan, 6 gol dan 9 assist, 2 kartu kuning, dan 2167 menit bermain.

Pelatih Persija Jakarta Thomas Doll (kiri) dan skuad Persija Jakarta di Liga 1 2022 (kiri). Sinyal taktik magis Thomas Doll di Persija Jakarta, PSM Makassar dibuat bertekuk lutut, Borneo FC waspada.
Pelatih Persija Jakarta Thomas Doll (kiri) dan skuad Persija Jakarta di Liga 1 2022 (kiri). Sinyal taktik magis Thomas Doll di Persija Jakarta, PSM Makassar dibuat bertekuk lutut, Borneo FC waspada. (Instagram @persija)

Skema Modern Persib dan Persija Terbaca

Persib Bandung dan Persija Jakarta dalam dua laga terkini mengalami kekalahan menyesakkan di gelaran Liga 1 2022.

Maung Bandung dalam dua laga terkininya dilibas dua tim papan bawah, Barito Putera dan Persik Kediri.

Sementara Persija Jakarta catatkan hasil tak pernah menang dalam dua laga terkininya.

Imbang 0-0 di markas Madura United Minggu (26/2/2023), dan dilibas tanpa ampun Borneo FC di Stadion Segiri, Samarinda dengan skor 3-1, Rabu (8/3/2023).

Lantas, apa yang menyebabkan Persib Bandung dan Persija Jakarta kini alami dua hasil minor dalam dua pertandingan terkininya?

1. Transisi Lemah

Memang diakui, sejak kedatangan Luis Milla, umpan pendek dari kaki ke kaki Persib Bandung mengalami peningkatan.

Skuad Maung Bandung berani memainkan bola passing pendek yang membuat lawan mau tidak mau harus keluar melakukan pressing.

Kekuatan penguasaan bola dari kaki ke kaki anak asuh Luis Milla tersebut tak dibarengi dengan kekuatan transisi menyerang ke bertahan yang solid ditunjukkan Persib Bandung.

Sebagai contoh buruknya transisi Persib Bandung dapat dilihat pada laga kontra Barito Putera dan Persik Kediri.

Saat laga kontra Barito Putera, dua gol yang sukses buat Persib Bandung bermula dari umpan crossing Rizky Pora.

Kapten Barito Putera mampu berikan crossing akurat yang mampu menjangkau Renan Alves dan Gustavo Tocantins.

Cuplikan laga Persib Bandung vs Persik Kediri (kiri) dan Borneo FC vs Persija Jakarta (kanan), Rabu (8/3/2023).
Cuplikan laga Persib Bandung vs Persik Kediri (kiri) dan Borneo FC vs Persija Jakarta (kanan), Rabu (8/3/2023). (Instagram @persib @persija)

Baca juga: PSM Makassar dan Persib Bandung Terancam, Tuah Transfer Bhayangkara FC Libas PSS, Ini Statistiknya

Dalam dua gol tersebut, sejatinya Persib Bandung belum lama terus menekan tuan rumah Barito Putera.

Namun, transisi menyerang ke bertahan yang kurang apik membuat mereka gagal antisipasi umpan crossing dan pergerakan pemain Barito Putera.

Sementara di laga kontra Persik Kediri, bukti kuatnya serangan Persib Bandung dapat dilihat dari statistik cornerkick yang didapatkan Pangeran Biru.

Tercatat, Marc Klok dkk mampu bukukan 14 kali cornerkick yang menandakan penguasaan laga sejatinya ada di Persib Bandung.

Kedigdayaan Persib Bandung dalam menyerang membuat Persik Kediri bermain bersabar dan menunggu.

Taktik counter attack menjadi andalan Divaldo Alves yang akhirnya mampu bongkar barikade kuat lini tengah Maung Bandung.

Dua gol Persik Kediri semuanya tercipta karena kelengahan pemain Persib Bandung seusai menyerang dan menggalang pertahanan.

Di sisi lain, setali tiga uang dengan rival abadinya, Persija Jakarta juga memperlihatkan kelemahannya dalam melakukan transisi.

Hal itu terlihat kala Persija Jakarta dilibas Borneo FC dengan skor 3-1.

Dua gol Borneo FC di menit akhir babak kedua yang dicatatkan Stefano Lilipaly dan Matheus Pato merupakan bentuk ketidaksigapan transisi Persija Jakarta dalam menyerang ke bertahan.

Hal itu juga diakui oleh pelatih Persija Jakarta, Thomas Doll dalam sesi konferensi pers seusai pertandingan.

"Harusnya kita tidak bermain seperti ini, karena di babak pertama kita terlalu banyak melakukan lari," ujar Thomas Doll dikutip TribunWow.com dari BolaSport.com.

"Jadi, energi kami banyak hilang sejak babak pertama."

"Dan di babak kedua, seharusnya kita bisa mengejar ketertinggalan, saya merasa lawan sudah mengalami kelelahan dan masih bisa untuk merubah hasil pertandingan."

"Cuma kesalahan terjadi pada tim kami, jadi dapat serangan balik dan jadi Borneo bisa cetak gol lagi," tegas Thomas Doll.

2. Lini Tengah Mudah Ditembus

Sejatinya, skema 3-4-3 menitikberatkan pada keseimbangan ketika bertahan dan menyerang dengan menumpuk 4 gelandang di sektor tengah.

Namun, dalam dua laga terkini, lini tengah Persib Bandung dan Persija Jakarta kerap tak sigap.

Terutama ketika lawan yang banyak menunggu mendapatkan momentum untuk melakukan counter attack cepat.

Lini tengah Persib Bandung dan Persija Jakarta sama-sama tak mampu antisipasi pergerakan maupun true pass yang mampu membelah sektor tengah.

Alhasil, tiga bek sejajar tak mampu berbuat banyak dalam menghalau serangan tersebut.

Hal itu dapat dilihat dari mudahnya Persib Bandung dan Persija Jakarta kebobolan.

Bahkan, dua laga terkini, Persib Bandung telah kebobolan 4 gol.

Sementara Persija Jakarta di dua laga terkini kebobolan 3 gol.

(TribunWow.com/Adi Manggala S)

Baca Berita Terkait

Tags:
Persija JakartaBorneo FCLiga 1 2022Thomas DollStefano Lilipaly
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved