Gempa di Turki
Viral 13 Ribu Relawan dan Tim SAR dari Istanbul Berbondong-bondong Datangi Pusat Gempa di Turki
Viral sebuah video menampikan petugas SAR dan relawan dari Istanbul berbondong-bondong pergi ke lokasi korban gempa di bagian selatan Turki.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Elfan Fajar Nugroho
TRIBUNWOW.COM - Viral video di media sosial (medsos) Twitter menampilkan segerombolan personil penyelamat dan tim relawan berbondong-bondong pergi dari Istanbul ke pusat gempa bumi yang terjadi di Turki bagian selatan.
Video ini viral beredar pada Selasa (7/2/2023) dan telah ditonton oleh ratusan ribu warganet.
Dikutip TribunWow dari bbc, informasi ini disebarkan oleh Gubernur Istanbul Ali Yerlikaya.
Baca juga: Lebih dari 4.300 Orang Tewas akibat Gempa Turki, Dokter Suriah sampai Gilir Ventilator untuk Pasien
Tim yang dikirimkan oleh Pemerintah Provinsi Istanbul diketahui berjumlah hingga 13 ribu orang.
Para relawan ini akan pergi ke pusat wilayah terdampak gempa menggunakan pesawat terbang.
Dalam video yang beredar tampak personil tim search and rescue (SAR) mengenakan helm proyek dan menggunakan seragam berupa jaket berwarna oranye.
Pada video lainnya tampak para personil tim SAR berbondong-bondong membopong tas berukuran besar.
Hingga Selasa (7/2/2023) dini hari, jumlah korban jiwa akibat gempa bumi di Turki dan Suriah telah mencapai 2.316 dan 1.293 orang.
Organisasi Kesehatan Dunia alias World Health Organization (WHO) memperingatkan bahwa korban tewas akibat gempa di Turki dan Suriah dapat meningkat hingga 8 kali lipat.
Dikutip TribunWow dari bbc, peringatan ini disampaikan oleh Pejabat Darurat Senior WHO untuk Eropa, Catherine Smallwood.

Menurut keterangan Catherine, lonjakan korban jiwa ini akan disebabkan oleh ditemukannya korban-korban tewas yang tertimpa reruntuhan bangunan.
"Kita selalu melihat hal yang sama dalam gempa bumi," kata Catherine.
Catherine menjelaskan, naiknya angka korban jiwa gempa di Turki dan Suriah akan terus terjadi hingga minggu depan.
Catherine juga memperingatkan bahwa bahaya gempa bumi belum berakhir karena hancurnya tempat tinggal para warga akan mempersulit kondisi hidup para warga yang akan menghadapi musim dingin.
Pemerintah Turki sendiri menyatakan tidak bisa memprediksi berapa banyak jumlah korban jiwa akan bertambah.