Konflik Rusia Vs Ukraina
Presiden Ukraina Zelensky Sebut Butuh Lebih Banyak Senjata setelah Dikirimi Amunisi Negara Barat
Zelensky mengeluarkan seruan untuk meningkatkan kiriman senjata. Padahal di minggu yang sama, Jerman dan Amerika Serikat telah memasok tank.
Penulis: Tiffany Marantika Dewi
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Ukraina merasa sedang berada di situasi sangat sulit karena pasukan Rusia.
Dikutip TribunWow.com dari Channel News Asia, Ukraina membutuhkan senjata baru dengan pengiriman yang cepat.
Hal ini dikatakan langsung oleh Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, Minggu (29/1/2023).
Baca juga: Diduga Ulah Hacker, Zelensky Tampil Selama 1 Menit di Stasiun TV Rusia beri Pidato
Ukraina mendapat serangan dari Rusia di wilayah timur Donetsk yang mendesak.
"Situasinya sangat sulit. Bakhmut, Vuhledar, dan sektor lain di wilayah Donetsk ada serangan Rusia terus-menerus," kata Zelensky dalam sebuah pidato.
"Ada upaya terus-menerus untuk menerobos pertahanan kami."
"Rusia ingin perang berlarut-larut dan menghabiskan pasukan kita. Jadi kita harus menyediakan waktu untuk senjata kita."
"Kita harus mempercepat peristiwa, mempercepat pasokan, dan membuka opsi senjata baru untuk Ukraina," tukas Zelensky.
Baca juga: AS Ancam Turki dan Uni Emirat Arab Tak Boleh Berbisnis di Amerika jika Tetap Berteman dengan Rusia
Staf Umum angkatan bersenjata Ukraina bahwa pasukannya menangkis serangan di dekat Blahodatne di bagian timur wilayah Donetsk.
Sementara kelompok militer swasta Wagner Rusia mengatakan telah menguasai desa tersebut.
Pernyataan militer kemudian tidak menyebutkan Blahodatne.
Zelensky lalu mengeluarkan seruan untuk meningkatkan kiriman senjata.
Padahal di minggu yang sama, Jerman dan Amerika Serikat telah memasok tank modern ke Ukraina.
Sementara Ukraina masih membutuhkan rudal AS yang sempat ditolak saat diminta.
Baca juga: UNHCR Turun Tangan Atasi Isu Rusia Deportasi dan Adopsi Paksa Pengungsi Anak dari Ukraina
Sebelumnya, Jerman pada Rabu (25/1/2023) mengonfirmasi akan mengirimkan bantuan tank tempur Leopard 2 kepada Ukraina untuk membantu melawan pasukan militer Rusia.