Konflik Rusia Vs Ukraina
Dibebaskan dari Penjara, 28 Ribu Napi Rusia yang Dikirim ke Ukraina Tewas hingga Jadi Tahanan Musuh
Berikut nasib puluhan ribu napi yang awalnya direkrut oleh kelompok tentara bayaran Rusia Grup Wagner.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Tiffany Marantika Dewi
Putin membantah negaranya mengalami kerugian akibat melakukan invasi ke Ukraina.
Dikutip TribunWow dari rt, Putin sendiri menjelaskan aksi pasukan militer Rusia di Ukraina bukanlah invasi melainkan misi untuk mengakhiri perseteruan yang terjadi di daerah tersebut.
Baca juga: Sorot Sikap Negara Barat Bela Ukraina, Rusia Khawatirkan Keselamatan Putin saat Terbang ke Indonesia

Pernyataan ini disampaikan oleh Putin saat menghadiri forum ekonomi timur di Vladivostok, Rabu (7/9/2022).
Menurut Putin, baik saat ini atau ke depannya, Rusia tidak akan rugi karena operasi militer di Ukraina.
Ia justru menegaskan bahwa konflik antara Ukraina dan Rusia semakin memperkuat kedaulatan Rusia.
"Ya, ada polarisasi tertentu yang terjadi baik di dunia maupun di dalam negeri, tapi saya yakin ini hanya akan menguntungkan kita," kata Putin.
"Karena segala sesuatu yang tidak perlu, berbahaya, dan menghalangi kita untuk maju akan ditolak."
"Semua langkah kita bertujuan untuk memperkuat kedaulatan kita," sambungnya.
Putin berdalih, Rusia akan memastikan membantu sampai akhir dan membawa perdamaian untuk rakyat di Donbas.
"Ini adalah tugas kita dan kita akan memenuhinya sampai akhir," kata Putin.
"pada akhirnya, ini akan mengarah pada penguatan negara kita, baik dari dalam maupun dari sudut pandang politik luar negeri," tegasnya.
Baca juga: Rusia Disebut Kerahkan Tentara Terluka hingga Napi untuk Perang Ukraina, Putin Kekurangan Pasukan?

Upaya Putin Ambil Jalan Damai
Eks Presiden Rusia Dmitry Medvedev menyebut operasi militer di Ukraina terpaksa dilakukan sebab kepentingan negara Rusia telah dalam kondisi terancam.
Medevedev menyebut pemerintahan Presiden Rusia Vladimir Putin tidak akan melakukan operasi militer di Ukraina jika kepentingan negara Rusia tidak terancam.
Dikutip TribunWow dari Tass, pernyataan ini disampaikan oleh Medvedev pada Jumat (26/8/2022).
Baca juga: Eks Presiden Rusia Prediksi Pasukan Militer Ukraina akan Kudeta Pemerintahan Zelensky demi Hal Ini