Breaking News:

Konflik Rusia Vs Ukraina

Keajaiban di Tengah Perang, Tentara Ukraina Selamat setelah Sebuah Granat Utuh Bersarang di Rusuknya

Seorang tentara Ukraina berhasil bertahan hidup setelah dokter mengeluarkan granat yang tak meledak dari tubuhnya.

Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Lailatun Niqmah
Facebook Hanna Maliar
Kolase foto yang diunggah Hanna Maliar, wakil menteri pertahanan Ukraina. (Kiri) Dokter militer melakukan operasi untuk mengeluarkan 'granat VOG' dari tubuh tentara Ukraina. (Kanan) Hasil X-ray menunjukkan sebuah granat yang tidak meledak, terjepit di dalam dada seorang tentara Ukraina. 

TRIBUNWOW.COM - Sebuah operasi besar dilakukan untuk mengeluarkan granat dari dada seorang tentara Ukraina.

Dilansir TribunWow.com, granat tersebut secara ajaib tak meledak dan justru dalam kondisi stabil meski menembus tubuh pria tersebut.

Pihak kedokteran militer Ukraina pun berhasil menyelamatkan nyawa sang tentara dan menunjukkan bentuk peledak tersebut.

Baca juga: Ukraina Berpotensi Dipaksa Negara-negara Barat untuk Berdamai dengan Rusia jika Hal Ini Terjadi

Dilaporkan The Guardian, Kamis (12/1/2023), seorang tentara Ukraina berhasil menjalani operasi untuk mengeluarkan granat yang tidak meledak dari dadanya.

Ahli bedah mengambil senjata tersebut tepat di bawah jantung prajurit yang terluka.

Sementara dua penjinak ranjau memastikan operasi dilakukan dengan aman.

Ilustrasi. Penampakan tentara Ukraina di Kharkiv, 16 Mei 2022.
Ilustrasi. Penampakan tentara Ukraina di Kharkiv, 16 Mei 2022. (youtube the Guardian)

Baca juga: Putin Diklaim akan Berlakukan Wajib Militer Gelombang 2, Ukraina Sebut Rusia Butuh 500 Ribu Tentara

Fakta ini diungkap Hanna Maliar, wakil menteri pertahanan Ukraina, yang mengunggah gambar hasil foto sinar-X menunjukkan granat di dekat rusuk sang tentara.

"Dokter militer melakukan operasi untuk mengeluarkan granat VOG, yang tidak pecah, dari tubuh prajurit itu," tulis Maliar di postingan Facebook.

Anton Gerashchenko, penasihat menteri urusan dalam negeri Ukraina, mengatakan tim sappers menetralisir amunisi, dan menggambarkan prosedur itu sebagai salah satu yang akan ditulis dalam buku teks medis.

"Operasi itu dilakukan tanpa menggunakan elektrokoagulasi, metode umum untuk mengendalikan pendarahan selama operasi, karena granat bisa meledak kapan saja," kata Geraschenko.

"Bagian granat yang tidak meledak diambil dari bawah jantung. Granat itu tidak meledak, tapi tetap eksplosif."

Sebuah gambar menunjukkan ahli bedah memegang bahan peledak setelah operasi dilakukan.

Menurut kabar terkini, prajurit itu telah dikirim untuk rehabilitasi dan pemulihan lebih lanjut.

Mengutip Yevgenia Slivko, penasihat komunikasi komandan pasukan medis di militer Ukraina, Gerashchenko mengatakan pasien tersebut diyakini berusia sekitar 28 tahun.

"Tidak pernah ada operasi seperti itu dalam praktik dokter kami. Begitu pula saat perang di Afganistan. Tentang pasien saat ini, saya dapat mengatakan bahwa dia lahir pada tahun 1994, sekarang dikirim untuk rehabilitasi, kondisinya stabil. Saya pikir kasus ini akan masuk dalam buku teks kedokteran," tandasnya.

Baca juga: Putin Perintahkan Pembuatan Film Dokumenter Perang Ukraina, Berisi Cerita Kepahlawanan Tentara Rusia

7 Ribu Warga Sipil Tewas sejak Februari

Sudah 10 bulan berlalu konflik antara Ukraina dan Rusia berlangsung sejak 24 Februari 2022.

Pada konflik yang berlangsung hampir satu tahun ini, total ada 6.884 warga sipil yang tewas dalam konflik.

Dikutip TribunWow dari aljazeera, data ini disampaikan oleh Komisioner Tinggi untuk Hak Asasi Manusia dari Kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Baca juga: Rusia Bunuh 4 Tentara Ukraina yang Berusaha Menyusup untuk Lakukan Sabotase, Berikut Identitasnya

Sejak 24 Februari 2022 hingga 26 Desember 2022, total ada 17.831 warga sipil menjadi korban perang.

Berikut detail dari 6.884 warga sipil yang tewas dalam konflik:

- 2.719 pria

- 1.832 wanita

- 391 remaja

- 38 anak-anak

- 1.904 mayat orang dewasa tak teridentifikasi

Korban jiwa dan luka-luka paling banyak berasal dari daerah Donetsk dan Luhansk.

Meskipun angka tersebut sudah tergolong tinggi, PBB menyatakan besar kemungkinan jumlah korban jiwa di lapangan jauh lebih banyak karena adanya jeda dalam laporan dari lapangan.

Hanya dalam hitungan hari, tahun 2023 akan segera datang.

Namun konflik antara Ukraina dan Rusia masih belum jelas kapan akan berakhir.

Dikutip TribunWow dari bbc, ahli berpendapat sosok yang menjadi penentu akhir konflik ini bukanlah Presiden Rusia Vladimir Putin.

Baca juga: Drone Ukraina Serang Pangkalan Udara Pesawat Bomber Rusia, Videonya Beredar di Medsos

Andriy Yermak selaku Kepala Kantor Staf Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky turut memviralkan foto ratusan makam misterius di Kota Izyum lewat akun Twitter-nya @AndriyYermak.
Andriy Yermak selaku Kepala Kantor Staf Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky turut memviralkan foto ratusan makam misterius di Kota Izyum lewat akun Twitter-nya @AndriyYermak. (Twitter/@AndriyYermak)

Argumen ini disampaikan oleh ahli studi perang, dari King College London, Barbara Zanchetta.

Barbara menjelaskan, awal penyebab konflik di Ukraina berlarut-larut disebabkan oleh Putin yang tidak menyangka Ukraina akan memberikan perlawanan yang keras.

Putin juga tidak memperkirakan bahwa Ukraina akan mendapat banyak bantuan dari negara-negara lain.

Kini konflik memasuki masa-masa musim dingin, Ukraina akan sangat merasakan dampak dari rusaknya infrastruktur selama perang.

Namun semangat para tentara Ukraina diyakini akan terus tinggi.

Barbara menyoroti belum ada harapan terjadi negosiasi damai antara Ukraina dan Rusia.

Kedua belah pihak masih sama-sama kekeh mempertahankan sikap mereka soal konflik.

Barbara menyampaikan, akhir konflik di Ukraina justru akan ditentukan oleh elit politik di internal pemerintahan Rusia.

Ketika kondisi domestik politik Rusia berubah maka ada kemungkinan konflik antara Rusia dan Ukraina juga ikut akan berakhir.

Kendati demikian, sebelum skenario itu terjadi, Ukraina juga harus bisa bertahan dan berharap bantuan dari negara-negara barat terus berjalan.

Barbara meyakini hingga tahun 2023 nanti konflik masih akan terus berlangsung.(TribunWow.com/Via/Anung)

Berita terkait lainnya

Tags:
RusiaUkrainaVladimir PutinVolodymyr Zelensky
Rekomendasi untuk Anda
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved