Terkini Nasional
Perjalanan Karier Andika Perkasa Disorot, Dinilai Berpotensi Besar Masuk Reshuffle Kabinet Jokowi
Mantan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa dinilai berpotensi kuat masuk dalam kabinet Presiden Jokowi.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Elfan Fajar Nugroho
TRIBUNWOW.COM - Tak lagi menjabat sebagai Panglima TNI, Jenderal Andika Perkasa kini dirundung isu bakal ditarik masuk ke kabinet Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).
Seperti yang diketahui, isu reshuffle kabinet yang telah dikonfirmasi oleh Jokowi memanas seusai Partai Nasional Demokrat (NasDem) menjagokan mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di pemilihan presiden (pilpres) 2024.
Dikutip TribunWow dari Tribunnews, melihat perjalanan karier Andika Perkasa, pengamat menilai mantan Panglima TNI itu memiliki potensi besar masuk ke kabinet Jokowi.
Baca juga: Desak Jokowi agar Reshuffle, PDIP Disebut Terang-terangan Tak Suka NasDem Usung Anies Baswedan
Analisis ini disampaikan oleh Pengamat militer Ridlwan Habib.
"Presiden Jokowi punya konsideran unik ketika memilih kabinet, salah satu parameternya adalah kapabilitas, Pak Andika Perkasa sangat sesuai jika masuk, " ujar Ridlwan kepada Tribunnews.com, Jumat (6/1/2023).
Ridlwan menyoroti karier Andika Perkasa yang pernah menyicipi jadi intelijen Kopassus, kemudian menjadi Kepala Dinas Penerangan hingga pimpinan Paspampres.
"Saat menjadi Panglima TNI juga banyak dinamikanya."
"Reshuffle Januari ini mungkin adalah reshuffle terakhir kabinet pak Jokowi, wajar dan layak jika pak Andika Perkasa ditarik masuk untuk menguatkan," ungkap Ridlwan.
Di sisi lain, sikap PDIP terhadap Partai NasDem terus agresif, khususnya soal reshuffle menteri.
Dikutip TribunWow dari Tribunnews, melihat hal ini, pengamat meyakini wacana reshuffle kali ini disebabkan besar oleh langkah Partai NasDem menjagokan mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebagai calon presiden (capres) mereka di pemilihan presiden (pilpres) 2024 nanti.
Baca juga: Pendukung Anies dan Ganjar Sama-sama Emosional, Fahri Hamzah Sebut Suporter Prabowo Lebih Baik
“Harus diakui, bahwa reshuffle kali ini lebih kental urusan politik ketimbang kinerja,” ungkap Pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis (TPS) Agung Baskoro, Kamis (5/1/2023).
Agung membandingkan bagaimana wacana reshuffle ini tidak muncul ketika Partai Gerindra mendeklarasikan dukungan terhadap ketua umum mereka Prabowo Subianto.
Begitupula saat Partai Golkar deklarasikan dukungan terhadap ketua umum mereka, Airlangga Hartarto.
“Ini berbanding terbalik dengan Prabowo atau Airlangga ketika dideklarasikan oleh Gerindra dan Golkar,” jelas Agung.
Agung juga menyoroti sikap PDIP yang santer menyindir Partai NasDem.