Konflik Rusia Vs Ukraina
Rayakan Natal di Tengah Perang dengan Rusia, Penduduk Ukraina: Ini Tak akan Sama seperti Sebelumnya
Kisah para penduduk Ukraina yang rayakan natal di tengah invasi Rusia yang terus berkecamuk.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Natal tahun ini menjadi perayaan yang begitu berbeda bagi umat kristiani di Ukraina.
Dilansir TribunWow.com, tak seperti tahun-tahun lalu yang dipenuhi gemerlap cahaya, listrik justru padam pada malam Natal, ketika umat Katolik Ukraina berkumpul untuk merayakannya di Katedral Latin di kota barat Lviv.
Hal ini adalah akibat dari gelombang serangan rudal Rusia baru-baru ini di jaringan listrik Ukraina.
Baca juga: Korea Utara Bantah Kirim Senjata ke Rusia, Sebut Klaim AS soal Perang Ukraina Hanya Pengalihan Isu
Keluarga Oksana Mykhailivna (50), adalah jemaah akan merayakan natal dua kali tahun ini, yakni pada tanggal 25 Desember 2022 dan tanggal 7 Januari 2023.
Ia merayakan Natal pada tanggal 25 karena adanya dorongan untuk menjauh dari kalender Ortodoks, yang menandai Natal pada 7 Januari, dan karena konsekuensi perang lainnya.
"Suamiku ada di timur sekarang, jadi anak-anakku akan datang untuk makan malam Natal dan kami akan mengadakan semacam perayaan. Suami saya akan kembali sebelum tanggal 6 dan kami akan mengadakan perayaan yang layak," terang Mykhailivna dikutip The Guardian, Minggu (25/12/2022).
"Tapi acara itu akan diadakan sederhana dan lebih santai. Kami sedang tidak ingin membuat perayaan besar."
"Kami masih akan makan malam pada tanggal 24 dan 6 sehingga semua keluarga bisa berkumpul. Tapi itu tidak akan sama seperti sebelumnya."

Baca juga: Zelensky dan Biden Bahas Akhir Konflik Rusia-Ukraina di Gedung Putih, AS Tuding Rusia Ogah Damai
Sementara itu, di bagian timur, di wilayah Donbas, dan di selatan, para prajurit duduk bersama kawan, bukan keluarga, untuk makan bubur Natal tradisional dari biji opium, gandum dan kismis yang disebut kutya.
Adapun pertempuran sengit masih berkecamuk dan Rusia terus menembaki pusat-pusat sipil, termasuk kota selatan Kherson di mana 10 orang tewas pada Malam Natal.
Dalam pidato video kepada bangsa pada Sabtu malam, presiden Ukraina, Volodmyr Zelensky, menyemangati warganya agar dapat bertahan di musim dingin.
"Kami akan merayakan liburan kami. Seperti biasanya. Kami akan tersenyum dan bahagia. Seperti biasanya. Bedanya satu. Kami tidak akan menunggu keajaiban. Lagipula, kami membuatnya sendiri," kata Zelensky.
Dan sementara orang Ukraina telah mencoba merayakan Natal di tengah krisis yang berkelanjutan, sebagian besar, seperti Oksana, hanya mencoba bertahan.
Di taman VDNG di pinggiran Kyiv, tidak lama sebelum Natal, beberapa keluarga berswafoto di depan pohon Natal dengan latar belakang beberapa monumen kota era Soviet yang luas.
Saat salju baru turun, para pekerja membersihkan arena seluncur es yang kosong, dan kios-kios menyiapkan makanan ringan tradisional daging dan sayuran panggang, serta kuali berisi anggur.
Alina Vlasiuk sedang membeli permen untuk putranya, Maksym (2), dan mengunjungi taman bersama saudara laki-lakinya, Serhii.
"Kami tinggal di dekatnya dan kami datang karena kami tidak memiliki listrik di apartemen kami. Lebih baik daripada duduk dalam kegelapan," kata Vlasiuk.
Kenyataannya, bahkan kapan merayakan Natal telah menjadi isu yang sangat dipolitisasi di tengah perang.
Selama berabad-abad orang Ukraina merayakan Natal pada 7 Januari, tanggal kelahiran menurut kalender Julian.
Tetapi setelah invasi Vladimir Putin pada bulan Februari, gereja Ortodoks Ukraina mengizinkan jemaatnya untuk pertama kalinya merayakan Natal pada tanggal 25 Desember, menjauh dari Rusia dan mengarah ke barat.
"Kami takut untuk tinggal dan merayakannya di kota ini karena kami khawatir Rusia akan melakukan provokasi selama liburan," kata Vlasiuk.
Risiko serangan Rusia berarti pembatalan perayaan Natal di Lapangan Sofiivska Kyiv, di mana setidaknya sebatang pohon natal telah dipasang.
Sebuah pohon natal juga telah didirikan di stasiun kereta api utama Kyiv sebagai hasil musyawarah oleh walikota, Vitali Klitschko, dan pemerintah kota.
Klitschko sendiri, seperti banyak orang Ukraina, juga merayakan natal pada tahun ini terpisah dari keluarganya, yang berada di luar negeri.
Sementara itu, di beberapa stasiun metro yang digunakan sebagai tempat perlindungan bom, telah dilakukan upaya memasang dekorasi untuk keluarga yang terpaksa bersembunyi selama serangan udara.
Di salah satu metro pusat tidak jauh dari Maidan Square, sepasang saudara, Svitlana dan Olha Verbyshchuk sedang duduk di tangga sambil menyanyikan lagu-lagu Natal dan lagu daerah sembari bermain bandura, alat musik gesek tradisional Ukraina.
"Kami berusaha menjaga moral masyarakat," kata Svitlana.
Dia menambahkan bahwa mereka hampir tidak akan merayakan natal tahun ini.
Sebagai gantinya, keduanya akan menjadi relawan dan memasak makanan untuk dikirim ke pasukan.
"Perayaan kali ini tidak akan sama seperti sebelum perang. Kami akan berdoa untuk tentara kami dan menjadi sukarelawan pada tanggal 25 Desember dan 7 Januari," lanjutnya.
Baca juga: Masih Anggap Ukraina Saudara, Putin Kenang Beragam Perbuatan Baik Rusia ke Negara Tetangganya
Putin Bersumpah Hancurkan Senjata Bantuan AS
Presiden Rusia Vladimir Putin mengecam keras pengiriman bantuan rudal Patriot dari Amerika Serikat ke Ukraina.
Dilansir TribunWow.com, Putin mengatakan bahwa bantuan yang diumumkan selama kunjungan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky ke Washington tersebut, tidak akan membantu menyelesaikan konflik atau mencegah Rusia mencapai tujuannya.
Alih-alih, Putin berjanji akan menghancurkan sistem udara tersebut dan menganggapnya sudah ketinggalan jaman.
Baca juga: Bicara di Depan Kongres AS dan Joe Biden, Zelensky: Bantuan Anda Investasi Demokrasi dan Keamanan
Meskipun sistem pertahanan udara Patriot secara luas dianggap canggih, Putin justru menganggapnya cukup tua.
Mengatakan kepada wartawan pada hari Kamis (22/12/2022), Putin mengklaim bahwa Rusia akan menemukan cara untuk melawannya.
"Pertahanan udara Patriot sudah ketinggalan zaman. Penangkal akan selalu ditemukan. Rusia akan merobohkan sistem Patriot," tegas Putin dikutip Al Jazeera, Kamis (22/12/2022).
Pada saat yang sama, dia mengatakan Rusia ingin mengakhiri perang di Ukraina dan ini pasti akan melibatkan solusi diplomatik.
"Tujuan kami bukan untuk memutar roda konflik militer, tetapi sebaliknya, untuk mengakhiri perang ini," kata Putin.
"Kami akan berusaha untuk mengakhiri ini, dan tentu saja lebih cepat lebih baik."

Baca juga: 10 Ribu Tentara Rusia Tewas di Ukraina, Terdiri dari Perwira hingga Wajib Militer, Berikut Detailnya
Komentar tersebut dengan segera mengundang skeptisisme dari AS.
Juru bicara Gedung Putih John Kirby mengatakan Putin sama sekali tidak menunjukkan indikasi bahwa dia bersedia bernegosiasi untuk mengakhiri perang yang dimulai dengan invasi Rusia ke Ukraina pada 24 Februari.
"Justru sebaliknya, semua yang dia (Putin) lakukan di darat dan di udara menunjukkan seorang pria yang ingin terus melakukan kekerasan terhadap rakyat Ukraina (dan) meningkatkan perang," ujar Kirby.
Rusia terus-menerus mengatakan pihaknya terbuka untuk negosiasi, dan menuding Ukraina tak menghendaki perdamaian.
Tetapi, Ukraina dan sekutunya mencurigai taktik tersebut dilakukan untuk mengulur waktu setelah serangkaian kekalahan dan mundurnya Rusia di medan perang.
Zelensky kembali ke Ukraina mengantongi dukungan yang ditunjukkan oleh Presiden AS Joe Biden dalam perjalanannya ke Washington DC pada hari Rabu (21/12/2022).
"Kami kembali dari Washington dengan hasil yang baik. Dengan sesuatu yang akan sangat membantu," kata Zelensky melalui aplikasi perpesanan Telegram.
Sementara itu, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan kepada wartawan bahwa tidak ada tanda-tanda kesiapan untuk pembicaraan damai selama kunjungan Zelensky ke Washington DC.
Hal ini dianggap membuktikan bahwa AS sedang melakukan perang proksi dengan Rusia hingga tetes darah terakhir Ukraina.
"Hal ini tidak kondusif untuk penyelesaian (perang dengan) cepat, justru sebaliknya," kata Peskov menanggapi tentang bantuan sistem Patriot.
"Dan ini tidak dapat mencegah Federasi Rusia mencapai tujuannya selama operasi militer khusus," tandasnya.(TribunWow.com/Via)