Piala Dunia 2022
Ngamuk hingga Sikut Ofisial FIFA, Bintang Uruguay Asal Atletico Madrid Dihukum 15 Larangan Tampil
Emosi tak terkendali, bintang Uruguay sikut kepala belakang ofisial FIFA hingga beri hukuman 15 larangan tampil.
Penulis: Adi Manggala Saputro
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Pemain Timnas Uruguay asal Atletico Madrid, Jose Gimenez resmi dijatuhi hukuman 15 pertandingan setelah ngamuk hingga menyikut bagian belakang kepala salah seorang ofisial FIFA seusai laga kontra Ghana.
DilansirTribunWow.com, dalam laga kontra Ghana, sejatinya Timnas Uruguay mampy memenangkan pertandingan dengan skor 2-0.
Namun sayang, dua gol Timnas Uruguay ke gawang Ghana menjadi tak berarti setelah di laga lain, Korea Selatan mampu memenangkan pertandingan kontra Portugal
Berkat kemenangan Korea Selatan kontra Portugal dengan skor 2-1, Timnas Uruguay pun dipastikan angkat koper dari Piala Dunia 2022.
Baca juga: 2 Seruan Keras Sosok Pemrotes Piala Dunia 2022 di Laga Portugal Vs Uruguay, Kecam Perlakuan FIFA
Dalam jalannya laga, para pemain Uruguay merasa tak puas dengan keputusan-keputusan wasit Daniel Siebert.
Satu di antara pemain Uruguay yang tak kuasa menahan amarahnya adalah bek tengah asal Atletico Madrid, Jose Gimenez.
Dikutip TribunWow.com dari Mirror.co.uk, puncak amarah Gimenez terjadi setelah wasit Daniel Siebert tak memberikan penalti untuk Uruguay di akhir babak kedua.
Kala itu, melalui skema serangan cepat, Edinson Cavani mampu melakukan akselerasi lebih ke pertahahan Ghana.
Sayang, Cavani terjatuh seusai berduel dengan pemain belakang Ghana.

Baca juga: Statistik Buruk Duet Gondrong Uruguay di Babak Pertama Kontra Portugal, Mati Kutu karena Ada Pepe?
Wasit Daniel Siebert menganggap jika Cavani terjatuh bukan karena diganggu oleh pemain belakang Ghana.
Hal itu yang membuat Gimenez murka dan melampiaskan kekesalannya dengan menyikut kepala bagian belakang ofisial FIFA.
Tak hanya melampiaskan kekesalannya dengan menyikut kepala, Gimenez juga meluapkan emosinya dengan melontarkan umpatan-umpatan kasar kepada wasit Daniel Siebert.
"Mereka [para wasit] semuanya adalah sekelompok pencuri, bajing**-bajing** ini," gerutunya. "Ya, rekam aku. Anak ab***h."
Pernyataan FIFA Soal Fan Inggris yang Dipaksa Buka Baju oleh Pihak Kemanan
FIFA telah mengeluarkan pernyataan untuk meyakinkan para penggemar terkait jaminan keamanan di Qatar selama Piala Dunia 2022 berlangsung.
Dilansir TribunWow.com, pernyataan itu dirilis setelah suporter Inggris menjadi sasaran penggeledahan saat hendak memasuki stadion Piala Dunia di Qatar.
Saat itu, Anthony Johnson mencoba memasuki Stadion Al Bayt untuk pertandingan Belanda melawan Qatar Senin lalu.
Namun, penggemar Inggris itu mengenakan merchandise Inggris menampilkan warna pelangi.
Baca juga: Balas Aksi Protes Jerman di Piala Dunia 2022 soal LGBT, Warga Qatar Bentangkan Foto Mesut Ozil
Akibatnya, ia ditolak masuk dan kemudian dipaksa melepas semua pakaiannya.
"Mereka mengatakan saya membawa benda logam dan mengantar saya ke area pribadi," ujar Anthony.
"Di sana mereka meminta saya melepas celana, sepatu, hingga telanjang bulat."
Terkait hal itu, pihak FIFA akhirnya buka suara.
“FIFA mengetahui beberapa insiden di mana barang-barang yang diizinkan tidak boleh ditampilkan di stadion. FIFA telah menerima jaminan dari pihak berwenang bahwa komandan venue telah dihubungi sehubungan dengan aturan dan regulasi yang disepakati untuk Piala Dunia FIFA Qatar 2022," ucap seorang perwakilan FIFA.
"FIFA terus bekerja sama dengan Negara Tuan Rumah untuk memastikan implementasi penuh dari peraturan terkait dan protokol yang disepakati."
Sayangnya, Anthony rupanya bukan satu-satunya penonton yang mengalami hal tersebut.
Ada banyak penggemar yang ditolak masuk ke stadion karena pakaian, spanduk, atau bendera yang mereka bawa.
Sebelum menang 3-0 atas Wales pada Selasa (29/11/2022), suporter Inggris menjalani pemeriksaan mendetail sebelum memasuki stadion.
Sebelum turnamen Piala Dunia 2022 berlangsung, Qatar dipaksa untuk menyetujui peraturan FIFA untuk turnamen tersebut.
Namun, tampaknya ada miskomunikasi antara FIFA dan pejabat di Doha.

(TribunWow.com/Adi Manggala S)