Gempa di Cianjur
Berita Ganjar Pranowo: Gelontorkan Rp 1,87 M untuk Korban Gempa Cianjur, Ganjar Wanti-wanti Relawan
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo memberikan dana bantuan dari sejumlah pihak sebesar Rp 1,87 miliar untuk korban gempa di Cianjur, Jawa Barat.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo melepas para relawan yang hendak memberikan bantuan kepada para korban gempa di Cianjur, Jawa Barat.
Dilansir TribunWow.com, para relawan tersebut juga diberikan untuk membawa bantuan senilai Rp 1,87 miliar yang diberikan dalam bentuk barang dan uang tunai.
Sebesar Rp 1,48 miliar digunakan untuk membeli kebutuhan pokok para pengungsi sementara Rp 387 juta sisanya diberikan sebagai bantuan tunai.
Baca juga: Rasakan Firasat, Ibu Hamil Berhasil Selamat saat Gempa Cianjur Mengguncang, Anaknya Terus Menangis
"Untuk logistik permakanan, tidak hanya dewasa tapi juga anak-anak dan balita. Kemudian logistik pengungsian berupa pakaian tenda gulung terpal kasur selimut itu ada semua, termasuk mainan anak-anak," terang Kepala BPBD Jateng Bergas Catursasi dikutip Kompas.com, Kamis (24/11/2022).
Adapun sebelum melepas para relawan di halaman kantor Pemprov Jateng, Kamis (24/11/2022), Ganjar juga menyampaikan pesan.
Ia mewanti-wanti agar para relawan bisa mandiri mengurus kebutuhan mereka tanpa perlu merepotkan pihak Jawa Barat.
"Tidak ngrepoti, makanan untuk tim harus diurus sendiri, kesehatan untuk tim diurus sendiri, kalau perlu tidak ada perumahan ya nggolek dewe, buat tenda sendiri," ucap Ganjar.

Baca juga: Akibat Bantuan Dicegat, Pengungsi Gempa Cianjur di Mangunkarta Terpaksa Makan Sekali Sehari
Selain mengedepankan kemandirian dan kekompakan, Ganjar juga berpesan agar tim gabungan tersebut membantu mendata kebutuhan para korban.
Jika perlu, mereka akan mengirimkan kembali barang-barang yang masih dibutuhkan.
"Tapi seandainya (sudah) cukup ya kita akan backup lah. (Korban asal Jateng) sampai hari ini belum melaporkan. Hanya kemarin yang meninggal di Brebes ya, tapi kami udah komunikasi dengan ibu bupati pak wakil, sekda dan yang kemarin ada pungutan itu dan diganti," ujar Ganjar.
"Tadi Solo ada tim dokternya, terus Demak ada tim rescue-nya, Kabupaten Semarang ada, Pramuka ikut hadir terus kemudian Boyolali umpama kasih satu mobil cold storage membawa sayuran segar, agar kemudian ini bisa manfaat," tandasnya.
Ditemui sehari sebelumnya, Ganjar mengaku telah berkomunikasi intens dengan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dan wakilnya.
Dari perbincangan tersebut, ia mengetahui kekurangan bantuan para korban gempa di pengungsian.
"Ternyata yang dibutuhkan itu makanan bayi, keperluan perempuan, kasur, selimut, sarung," kata Ganjar dikutip Kompas.com.
Selain itu, pihaknya juga membawakan mainan bagi anak-anak, sayuran segar untuk bahan makanan dan berbagai kebutuhan spesifik lainnya.
"Kami kirimkan juga tim dari BPBD, Bank Jateng. Kemudian dari PMI yang kami mintakan bareng-bareng nanti berangkat ke Jawa Barat," tandasnya.
Baca juga: Kisah Enjot, Korban Gempa di Cianjur yang Kehilangan 11 Anggota Keluarga saat Desanya Luluh Lantak
Kisah Pilu Para Pengungsi Gempa Cianjur
Gempa magnitudo 5,6 yang mengguncang di Cianjur, Jawa Barat pada Senin (21/11/2022), telah mengubah hidup ribuan orang warganya.
Dilansir TribunWow.com, mereka yang selamat tak hanya kehilangan anggota keluarga, namun juga harus menghadapi trauma dan hidup dalam keterbatasan.
Tak jarang, para pengungsi tersebut dipaksa beradaptasi dengan kondisi yang tidak manusiawi.
Adapun hingga kini, korban tewas dikabarkan mencapai 271 jiwa dengan korban luka-luka mencapai lebih dari 1.083, serta pengungsi berjumlah sekira 58 ribu orang.
Baca juga: Berita Ridwan Kamil: Korban Tewas Gempa Cianjur Capai 268 Jiwa, RK Rinci Kebutuhan 58 Ribu Pengungsi
Tidur Bersama Jenazah
Seperti yang dialami para pengungsi di Desa Cibulakan, Kecamatan Cugeunang, Kabupaten Cianjur yang terisolir karena akses jalan tertutup longsoran.
Mobil dan ambulans yang digunakan untuk mengangkut warga terluka atau jenazah tak bisa lewat untuk memberikan bantuan.
Sehingga, warga terpaksa harus secara swadaya membangun posko pengungsian untuk menampung warga dengan tenda seadanya sejak Senin (21/11/2022).
Tak hanya itu, masyarakat mau tak mau terpaksa tidur sebaris dengan 11 jenazah yang berhasil diselamatkan dari reruntuhan.
Pasalnya, warga bingung mengurus para korban meninggal akibat tidak adanya sarana untuk memandikan jasad maupun kelengkapan seperti kain kafan.
"Karena anak-anak trauma, akhirnya kami pisah jenazah ditaruh di ujung belakang sana sementara warga di depan sini," kata seorang pengungsi bernama Rosidah seperti dikutip dari TribunnewsDepok.com, Rabu (23/11/2022).
Akhirnya, sehari setelah gempa, jenazah para warga tersebut dimakamkan dengan kondisi seadanya.
Bahkan, warga terpaksa memandikan jasad korban dengan air parit yang digunakan untuk mengaliri sawah lantaran tak ada akses air PAM ataupun listrik.
"Karena kalau tidak dikubur bagaimana, kasihan anak-anak trauma melihatnya. Menunggu bantuan tidak tahu kapan tiba," imbuhnya.

Baca juga: Kisah Enjot, Korban Gempa di Cianjur yang Kehilangan 11 Anggota Keluarga saat Desanya Luluh Lantak
Mengungsi di TPU
Sementara itu, warga di wilayah Panumbang, Desa Cibulakan, juga terpaksa tidur di tenda yang dipasang di atas tanah makam.
Bersama istri, empat cucu dan satu anaknya, Dedi (56) hidup bersama 73 kepala keluarga lain di TPU Panumbang.
"Dari pada kenapa-kenapa, rumah juga sudah roboh sebagian temboknya jadi kita kosongkan. Bawa semua anak-anak mengungsi di sini," kata Dedi dikutip TribunnewsDepok.com.
Tidur di Pinggir Rel
Nasib pilu juga dialami warga di Kampung Margaluyu, Keluarahan Sayang, Kabupaten Cianjur yang terpaksa tidur di pinggir rel kereta api.
Meski berbahaya, namun ratusan warga terpaksa hidup di pengungsian sementara tersebut karena takut akan adanya gempa susulan.
"Warga gotong royong mendirikan tenda dari terpal seadanya, yang diikat pakai tali plastik ke tiang di pinggir rel kereta," kata warga bernama Hendi Supyandi pada TribunJabar.id, Selasa (22/11/2022).
Meski sudah mendapat bantuan berupa makanan ringan dan air, warga masih kekurangan bahan makanan pokok.
Selain itu, kondisi tenda untuk menampung para pengungsi juga masih kurang layak lantaran tak bisa membendung udara dan angin dingin.
"Inikan posisinya cuman atasnya saja yang ditutupi terpal, ditambah kondisi sekarang anginnya cukup kencang, banyak juga bayi dan anak di sini," tandasnya.
Baca juga: Tangis Histeris Ayah Korban Gempa Cianjur Lihat Anaknya Terbujur Kaku di Kantong Jenazah: Ya Allah

(TribunWow.com/Via)