Piala Dunia 2022
Gagal Jualan Minuman Beralkohol di Piala Dunia 2022 Qatar, Budweiser Pilih Lakukan Giveaway Bir
Begini nasib perusahaan bir asal AS yakni Budweiser yang gagal menjual minuman beralkohol selama Piala Dunia 2022 berlangsung.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - Nasib sial kini tengah dialami oleh perusahaan bir asal Amerika Serikat (AS) bernama Budweiser yang dilarang menjual minuman beralkohol dalam acara Piala Dunia 2022 Qatar.
Budweiser diketahui merupakan satu-satunya produsen bir yang menjalin kontrak dengan Qatar dan FIFA sebagai penjual bir resmi dalam kompetisi Piala Dunia 2022.
Dikutip TribunWow dari Marca, larangan menjual bir tiba-tiba dikeluarkan oleh Qatar dan FIFA dua hari sebelum pertandingan Piala Dunia 2022 dibuka.
Baca juga: Tak Ada Rasa Cemas Bela Argentina di Qatar, Lionel Messi: Ini Mungkin Piala Dunia Terakhir Saya
Budweiser sendiri sudah mempersiapkan beberapa titik penjualan di seluruh tempat digelarnya pertandingan Piala Dunia 2022.
Namun persiapan Budweiser tersebut berakhir sia-sia.
Qatar hanya memperbolehkan para penonton Piala Dunia 2022 meminum bir di zona tertentu.
Lewat akun media sosialnya di Twitter, Budweiser mengunggah sebuah foto gudang berisi tumpukan bir yang masih rapi terbungkus kardus dan plastik.
"Hari baru, cuitan baru. Negara yang menang akan mendapatkan Budweiser. Siapa yang akan mendapatkan mereka?" cuit @Budweiser.
Pada cuitan tersebut, diduga Budweiser akan secara cuma-cuma memberikan bir mereka kepada negara yang memenangkan Piala Dunia 2022.
Diduga kuat, Budweiser akan mengambil langkah hukum melawan FIFA dan pemerintahan Qatar karena pelanggaran kontrak penjualan bir selama Piala Dunia 2022.
Meski banyak yang kontra terhadap perubahan peraturan ini, namun tak sedikit juga fans yang setuju.
Abdullah, seorang warga negara Mesir di Qatar mengaku senang dengan keputusan pelarangan bir.
Abdullah menjelaskan bagaimana bir sebenarnya masih bisa diperoleh di tempat-tempat tertentu.
"Orang-orang harus menghargai budaya muslim," ujar Abdullah.
"Saya merasa lebih nyaman membawa keluarga saya ke stadion, kami mendukung Brasil," kata dia.
Di sisi lain, Federico Ferraz selaku koordinator fans asal Portugal mengkritik keputusan Qatar dan FIFA soal bir yang menurutnya terlalu mendadak.
"Apakah mereka takut fans tidak akan datang ke sini (Qatar) jika mereka melarang alkohol lebih awal?" ujar Ferraz.
Sebagai informasi, alkohol masih bisa didapatkan di hotel-hotel, rumah pribadi dan wilayah festival Fan FIFA selama kejuaraan Piala Dunia 2022 berlangsung.
Baca juga: Demi Neymar, Pemain Timnas Brasil Ini Usir Teman Satu Tim saat Foto Bareng hingga Maki-maki Reporter
Asosiasi Fans Ngamuk Simbol LGBT Dilarang
FIFA memiliki sikap yang tegas dalam pelaksanaan Piala Dunia 2022 di Qatar.
Para pemain tim nasional (timnas) negara yang menjadi peserta Piala Dunia 2022 diancam akan dikenakan sanksi saat bermain berupa kartu kuning jika nekat menggunakan simbol dukungan terhadap kaum lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT).
Dikutip TribunWow dari skynews, hal ini mengundang protes tidak hanya dari para pemain tapi juga dari penonton dan fans.
Baca juga: Melempem di Klub, Kapten Man United Gemilang di Timnas Inggris Pada Laga Perdana Piala Dunia 2022
Asosiasi suporter sepak bola di Inggris alias Football Supporters Association (FSA) geram lantaran FIFA dinilai tidak peduli kepada keberadaan kaum LGBT.
FSA menyampaikan kaum LGBT saat ini sedang merasa marah kepada FIFA.
"Hari ini kami merasa dikhianati," jelas FSA.
FSA kemudian menyindir Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022 yang tidak memiliki rasa toleransi kepada kaum LGBT hingga wanita.
"Jangan pernah lagi Piala Dunia diselenggarakan semata-mata atas dasar uang dan infrastruktur," kata FSA.
"Jangan ada negara yang tidak memenuhi hak LGBT+, hak perempuan, hak pekerja atau hak asasi manusia universal lainnya boleh diberi kehormatan menjadi tuan rumah Piala Dunia," tegas FSA.
Seperti yang diketahui, asosiasi sepak bola dari Inggris, Wales, dan enam negara lain telah membuat pernyataan bersama bahwa mereka tidak akan mengorbankan nasib pemain hanya gara-gara aksesoris simbol dukungan terhadap LGBT.
Pernyataan bersama ini disampaikan oleh asosiasi sepak bola dari Inggris, Wales, Belgia, Denmark, Jerman, Belanda, dan Swiss.
"Kami tidak bisa membiarkan pemain kami berada dalam posisi di mana mereka dapat dikenai sanksi olahraga termasuk kartu kuning," ujar mereka.
Para asosiasi sepak bola ini siap membayar sanksi jika denda hanya berupa uang, namun mereka tidak akan mengambil risiko dikenai sanksi saat bermain di lapangan.
Baca juga: Update Klasemen dan Top Skor Piala Dunia 2022 Grup A dan B, Tuan Rumah Qatar Merana, Inggris Perkasa
(TribunWow.com/Anung)