Breaking News:

Pilpres 2024

Koalisi Pendukung Anies Baswedan Digosipkan Rapuh, Demokrat Tak Terkejut Banyak yang Ganggu

Mengklaim berjuang demi rakyat, Partai Demokrat mengau tak heran banyak pihak mau ganggu koalisi pengusung Anies di 2024.

Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
Instagram/@aniesbaswedan
Ketum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) saat bertamu ke rumah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, di Lebak Bulus, Jakarta, Selasa (25/10/2022). 

TRIBUNWOW.COM - Sejauh ini terlihat baru ada tiga partai politik yang akan mengusung Anies Baswedan sebagai calon presiden (capres) di 2024 mendatang yakni Partai Nasional Demokrat (NasDem), Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Hubungan ketiga partai ini dirumorkan dalam kondisi rapuh, terlebih seusai munculnya isu PKS tengah dekat dengan koalisi kebangkitan Indonesia Raya (KIR) milik Partai Gerindra dan PKB.

Dikutip TribunWow dari Tribunnews, Partai Demokrat menyatakan hubungan ketiga parpol pengusung Anies Baswedan masih solid dan terus melakukan komunikasi secara intens.

Baca juga: Berita Ganjar Pranowo: Disebut Ade Armando akan Duel Sengit dengan Anies Baswedan di Pilpres 2024

Hal ini disampaikan oleh Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra.

Herzaky mengatakan, banyak pihak yang merasa terancam atas koalisi yang hendak dibangun oleh Partai NasDem, PKS, dan Partai Demokrat.

"Koalisi Perubahan ini kan berjuang untuk rakyat, dan banyak mendapat dukungan masyarakat dimana-mana. Tak heran kalau ada pihak yang khawatir dan mungkin saja berupaya untuk mengganggu," ujar Herzaky, Rabu (9/11/2022).

Herzaky menekankan bagaimana Koalisi Perubahan memprioritaskan kepentingan rakyat mulai dari perubahan dan perbaikan.

"Setiap dari kami pun bebas berbicara, menyampaikan pemikiran. Lalu, semuanya dibahas, dibedah bersama secara rasional dan obyektif," ucapnya.

"Inilah awal dari Orde Kolaborasi yang kami ingin wujudkan."

"Seluruh elemen bangsa bekerja bersama, untuk negeri. Mau di dalam pemerintahan, mau di luar pemerintahan."

"Menjalankan peran masing-masing, tanpa perlu saling meniadakan," tandas Herzaky.

Baca juga: Anies Baswedan Pimpin Sorakan Dukungan Jadi Presiden 2024 dari Warga Medan: InsyaAllah Allah Bukakan

Calon presiden (capres) 2024 dari Partai Nasional Demokrat (NasDem) saat mengunjungi Kota Medan, Sumatera Utara, Jumat (4/11/2022).
Calon presiden (capres) 2024 dari Partai Nasional Demokrat (NasDem) saat mengunjungi Kota Medan, Sumatera Utara, Jumat (4/11/2022). (Instagram/@aniesbaswedan)

Jokowi Disebut Beri Sinyal Enggan Dukung Anies

Di sisi lain, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) disebut telah memberikan sinyal tidak ingin mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memenangkan pemilihan presiden (pilpres) 2024.

Seperti yang diketahui, saat ini Anies Baswedan sudah berstatus sebagai calon presiden (capres) 2024 dari Partai Nasional Demokrat (NasDem).

Dikutip TribunWow dari Tribunnews, analisis ini disampaikan oleh Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion Dedi Kurnia Syah.

Baca juga: Ingin Cegah Perang Dunia III, Jokowi Tugaskan Prabowo Ikut Urus Konflik Rusia dan Ukraina

Dedi menyoroti pernyataan Jokowi saat mengomentari soal pendapat terhadap majunya Ketua Umum Partai Gerindra sekaligus Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto di 2024.

Menurut Dedi, pernyataan dukungan dari Jokowi terhadap Prabowo bersifat normatif tidak riil.

Namun dukungan Jokowi itu juga bisa diartikan sebagai sinyal bahwa Jokowi tidak ingin Anies menang di 2024.

"Dukungan ini bisa saja hanya isyarat, jika ia tidak mendukung atau tidak menginginkan Anies memenangi kontestasi," ujar Dedi, Sabtu (5/11/2022).

"Mengapa bisa ditafsir hingga ke Anies, karena statement Jokowi muncul saat bakal calon kontestan hanya dua, Prabowo dan Anies," ungkapnya.

Pernyataan dukungan terhadap Prabowo, disampaikan oleh Jokowi dalam acara pameran Indo defence Expo 2022 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Rabu (2/10/2022).

Dikutip TribunWow dari Tribunnews, dalam acara itu, Jokowi hadir didampingi oleh Prabowo.

"Sudah sejak awal, kok restu-restu, sejak awal saya menyampaikan mendukung beliau (Prabowo)," kata Jokowi.

Selain dukungan, Jokowi juga mengaku beberapa kali memberikan wejangan kepada Prabowo terkait Pilpres 2024.

Jokowi juga kerap membahas masa depan Indonesia bersama Prabowo.

"Ya kita sering saling bertukar pikiran mengenai bagaimana Indonesia ke depan," tuturnya.

"Saya kira biasa berbicara dengan, bukan sering, tapi terlalu sering berbicara dengan Pak Menhan itu," imbuh Jokowi.

Dalam kesempatan tersebut, Jokowi juga mengingatkan agar para menterinya tetap menjadikan tugas negara sebagai prioritas.

"Tugas sebagai menteri harus diutamakan," kata Jokowi.

"Kalau kita lihat nanti mengganggu ya akan dievaluasi, apakah memang harus cuti panjang banget atau tidak," ujarnya.

Baca juga: Sekjen Gerindra Ungkap Apa yang akan Dilakukan Prabowo Subianto jika Jadi Presiden 2024: Cuma Satu

Jokowi menyebut sejak awal dirinya mendukung Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto. Foto Presiden Jokowi didampingi Menteri Pertahanan Prabowo Subianto meninjau Indo Defence 2022 ExpoForum yang digelar di JIEXPO Kemayoran, Jakarta, Rabu (2/11/2022).
Jokowi menyebut sejak awal dirinya mendukung Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto. Foto Presiden Jokowi didampingi Menteri Pertahanan Prabowo Subianto meninjau Indo Defence 2022 ExpoForum yang digelar di JIEXPO Kemayoran, Jakarta, Rabu (2/11/2022). (BPMI/Muchlis Jr)

Berdasarkan hasil survei terbaru Litbang Kompas pada Oktober 2022, elektabilitas dari Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto semakin menurun kini berada di angka 17,6 persen.

Padahal sebelumnya pada survei Juni 2022, Prabowo masih bisa meraih sebesar 25,3 persen.

Dikutip TribunWow dari Kompas, menurut pengamat, ada beberapa alasan mengapa elektabilitas sang Menteri Pertahanan RI sebagai calon presiden (capres) di 2024 terus menurun.

Baca juga: Beda Nasib dari Anies, Prabowo Disebut Selamat dari Hujatan karena Mesra dengan Jokowi dan Megawati

Faktor pertama adalah Prabowo sudah berkali-kali ikut dalam pemilihan presiden (pilpres) namun berulang kali juga mengalami kekalahan.

“Figur-figur lama seperti Prabowo tidak menawarkan lagi pilihan-pilihan baru,” ujar Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama Ari Junaedi pada Kompas.com, Jumat (28/10/2022).

“Publik sudah jenuh, apalagi dengan rekam jejak Prabowo yang berkali-kali nyapres, bahkan pernah jadi cawapres gagal. Ini menjadi memori kolektif dari publik,” tuturnya.

Selanjutnya Ari menyoroti munculnya sosok-sosok muda yang menjadi saingan Prabowo, di antaranya adalah Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo hingga mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Ari melanjutkan, solusi yang dapat dilakukan oleh Prabowo untuk mendongkrak elektabilitas adalah menggaet calon wakil presiden (cawapres) yang sesuai selera masyarakat.

“Butuh pendamping yang bisa mendongkrak tingkat keterpilihannya seperti sosok Ridwan Kamil dan Khofifah Indar Parawansa,” ungkap Ari.

Ari juga mengusulkan agar Prabowo mengalah maju sebagai cawapres.

“Berlaku sebagai mentor dan pengarah capres jika bersedia menjadi calon RI-2. Dalam bayangan ideal saya sebagai pasangan Ganjar Pranowo-Prabowo Subianto,” papar Ari. (TribunWow.com/Anung)

Baca Artikel Terkait Lainnya

Sumber: TribunWow.com
Tags:
Anies BaswedanPilpres 2024Partai DemokratNasdemCapres 2024Partai Keadilan Sejahtera (PKS)Partai GerindraHerzaky Mahendra Putra
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved