Breaking News:

Polisi Tembak Polisi

IPW Ungkap 2 Dugaan Nama Fahmi Alamsyah Hilang dari Dakwaan Ferdy Sambo, terkait Koneksi dan Bukti

Indonesia Police Watch (IPW) mebeberkan dugaan mengapa nama Fahmi Alamsyah dihilangkan dari dakwaan Ferdy Sambo.

Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Lailatun Niqmah
Istimewa
Kolase potret Fahmi Alamsyah (kiri), dan Irjen Ferdy Sambo. Mantan Penasihat Kapolri, Fahmi Alamsyah, disebut menyusun skenario tembak menembak bersama Ferdy Sambo hingga skenario pelecehan seksual dalam kasus pembunuhan Brigadir J. Ia juga diduga membagi-bagikan duit ke sejumlah pihak, Jumat (19/8/2022). Terbaru, IPW membeberkan alasan Fahmi tak dicantumkan dalam berkas dakwaan Ferdy Sambo, Minggu (24/10/2022). 

TRIBUNWOW.COM - Indonesia Police Watch (IPW) buka suara soal hilangnya nama eks penasihat Kapolri Fahmi Alamsyah dari dakwaan Ferdy Sambo.

Dilansir TribunWow.com, IPW memiliki dua dugaan mengapa nama Fahmi tak ikut dicantumkan dan dibacakan dalam persidangan.

Padahal, Fahmi diduga ikut berperan dalam kasus pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J.

Baca juga: Penasihat Kapolri Fahmi Alamsyah Bagi Duit hingga Buat Skenario Kasus Brigadir J? Ahli: Dia Operator

Menurut ketua IPW Sugeng Teguh Santoso, tidak adanya nama Fahmi dama dakwaan Ferdy Sambo dapat diartikan bahwa mantan staf ahli Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo tersebut memang tidak dimasukkan sebagai fakta hukum.

"Maka hal itu mengindikasikan bahwa sejak pemeriksaan oleh Timsus dan Irsus fakta Fahmi Alamsyah tidak dimasukkan sebagai fakta hukum penyusun skenario kebohongan," tutur Sugeng dikutip Tribunnews.com, Minggu (23/10/2022).

Ia kemudian menerangkan dua alasan yang mungkin menjadi penyebab nama Fahmi hilang dari dakwaan.

Sebab pertama adalah tim khusus Kapolri memang sengaja tidak memeriksa Fahmi karena koneksinya dengan Listyo Sigit.

"Karena beberapa sebab, pertama, Fahmi memang tidak diperiksa sejak awal karena dia penasehat Kapolri," ujar Sugeng.

Sementara, kemungkinan lainnya adalah bahwa Fahmi memang tidak terlibat dalam rekayasa kasus pembunuhan Brigadir J.

Disinyalir, ia hanya membantu membuat naskah pers rilis seperti yang disampaikan Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes pol Budhi Herdi dan Karopenmas Divhumas Polri Brigjen pol Ahmad Ramadhan.

"Sebab kedua, Fahmi diperiksa dan memang tidak cukup bukti dia penyusun skenario, tetapi hanya sebatas membantu membuat pers rilis," lanjutnya.

Sementara itu, menurut pakar hukum Abdul Fickar Hadjar, jika nama Fahmi sudah masuk dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP), maka seharusnya ia juga tercantum dalam dakwaan.

Jika tidak, maka dicurigai ada tindakan manipulatif dari oknum penyidik Polri untuk menghilangkan fakta.

"Jika benar ada dalam BAP tetapi hilang dalam dakwaan, ini sebuah tindakan yang manipulatif, menghilangkan dan memotong penggalan realitas yang terjadi," ucap Fickar pada Tribunnews.com, Sabtu (22/10/2022).

Bahkan, menurut Fickar, manipulasi fakta tersebut bisa mengarah ke pembohongan publik oleh institusi.

"Dan jika kemudian dipublikasi atau terpublikasi juga mengarah pada pembohongan publik. Ini berbahaya bagi perjalanan sebuah bangsa dalam bernegara hukum," tutur Fickar.

Sosok Fahmi Alamsyah Staf Ahli Kapolri Listyo Sigit Prabowo yang mengundurkan diri setelah disebut-sebut terlibat dalam kasus tewasnya Brigadir J.
Sosok Fahmi Alamsyah Staf Ahli Kapolri Listyo Sigit Prabowo yang mengundurkan diri setelah disebut-sebut terlibat dalam kasus tewasnya Brigadir J. (Surya Tribunnews/kolase)

Baca juga: Setelah Dipanggil Jokowi, Kapolri Listyo Sigit Gemetaran saat Konferensi Pers di Istana Negara

Sebagaimana diketahui, pihak kepolisian sudah melakukan pendalaman terhadap keterlibatan Fahmi.

Ia pun sudah mengundurkan diri dari jabatannya sebagai penasihat Kapolri sejak kasus ini mencuat, tepatnya sejak Selasa (9/8/2022).

Sementara itu, ketika dimintai keterangan, Kadiv Humas Polri Irjen Pol Dedi Prasetyo enggan memberikan informasi.

Pihaknya justru mengarahkan kepada Dirpidum yang dinilai lebih memahami perkara ini.

"Coba ke Dirpidum, untuk materi teknis beliau yang paham," kata Dedi, Jumat (21/10/2022).

Sementara itu, setelah ditelusuri, mantan Drittipidum Bareskrim Polri Brigjen Pol Andi Rian Djajadi masih bungkam hingga saat ini.

Andi Rian yang kini menjabat sebagai Kapolda Kalimantan Selatan setelah purna tugas menjadi tim penyidik kasus Brigadir J, tidak memberikan respons sama sekali.

Sikap bungkam juga dilakukan Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo dan Kabareskrim Polri Komjen Pol. Agus Andrianto saat dimintai keterangan.

Baca juga: Sebut Kasus Brigadir J adalah Aib karena Libatkan Puluhan Polisi, Penasihat Kapolri: Ini Bom Atom

Peran Fahmi Alamsyah

Sebelumnya, Fahmi Alamsyah diduga termasuk otak dibalik narasi pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J.

Tak hanya menyusun desain cerita untuk menutupi kasus, Fahmi Alamsyah juga diduga berperan membagikan uang untuk para pihak yang terlibat.

Baca juga: Sebut Arogansi Ferdy Sambo Buat 4 Anaknya Menderita, IPW Soroti Status Tersangka Putri Candrawathi

Hal ini diungkapkan oleh Kepala Pusat Keamanan Nasional Universitas Bhayangkara sekaligus Penasihat Ahli Kapolri, Profesor Hermawan Sulistyo.

Hermawan yang akrab disapa dengan nama Kikiek, membeberkan peran penting Fahmi yang kini telah mundur dari jabatan staf dan penasihat ahli Kapolri bidang Komunikasi Publik.

Tak hanya mendapat uang dari koneksinya dengan Ferdy Sambo, Fahmi rupanya juga membagikan uang bagi para pihak yang terlibat.

Di antaranya adalah para tersangka, di mana Bharada Richard Eliezer alias Bharad E, mengaku pernah dijanjikan Rp 1 miliar setelah membunuh Brigadir J.

"Ada satu penasihat, yang bukan hanya kecipratan tapi juga membagi-bagi duit. Itu Fahmi Alamsyah," tuding Hermawan dikutip kanal YouTube KOMPASTV, Jumat (19/8/2022).

"(Membagi uang-red) kepada semua orang di luar itu yang dituduhkan itu, tanya operatornya siapa."

Kepala Puskamnas Universitas Bhayangkara Jaya Hermawan Sulistyo, Selasa (5/1/2021).
Kepala Puskamnas Universitas Bhayangkara Jaya Hermawan Sulistyo, Selasa (5/1/2021). (Capture YouTube Kompas TV)

Baca juga: IPW Beri Pesan pada Listyo Sigit Prabowo: Pak Kapolri Ini Serius, Ada Geng Mafia di Institus Anda

Terkait aliran dana yang dibagikan Fahmi, Hermawan mengaku tak tahu menahu.

Ia juga tak bisa memastikan apakah uang yang dimaksud berasal dari Ferdy Sambo dan jaringannya.

"Kami cuma tahu bahwa dia ini operator yang menyusun skenario-skenario," ucap Hermawan.

Menurutnya, Fahmi adalah orang yang merencanakan skenario awal di mana Brigadir J dituding melakukan pelecehan terhadap Putri Candrawathi istri Ferdy Sambo dan dipergoki Bharada E hingga tewas karena aksi tembak menembak.

"Setelah penembakan dia menyusun bersama Sambo bahwa ini tembak-menembak, dia menyusun skenario pelecehan seksual, dan publik percaya, itu yang jadi masalah," terang Hermawan.(TribunWow.com/Via)

Sebagian artikel ini diolah dari Tribunnews.com dengan judul "IPW Ungkap Dugaan Sebab Nama Fahmi Alamsyah Tak Ada dalam Surat Dakwaan Terdakwa Kasus Brigadir J", "Pakar Hukum Menduga Ada Tindakan Manipulatif di Balik Hilangnya Nama Fahmi Alamsyah di Dakwaan", dan "Polri Bungkam soal Nama Fahmi Alamsyah Hilang dalam Dakwaan Kematian Brigadir Yosua"

Berita lain terkait

Tags:
Indonesia Police Watch (IPW)Fahmi AlamsyahFerdy SamboBrigadir JPutri Candrawathi
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved