Breaking News:

Konflik Rusia Vs Ukraina

AS Tanggapi Statement Menlu Rusia Umumkan Putin Bersedia Temui Biden Bahas Konflik di Ukraina

AS menjawab pernyataan Menlu Rusia yang menyatakan Putin tidak akan menolak untuk bertemu dengan Biden.

Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
youtube kompastv
Pertemuan Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan Presiden Rusia Vladimir Putin di sebuah vila di Jenewa, Swiss, 16 Juni 2021. Terbaru, Menlu Rusia Sergey Lavrov menyatakan Putin bersedia menemui Biden di Bali pada saat KTT G20 nanti. 

TRIBUNWOW.COM - Beberapa hari yang lalu Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov menyatakan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin bersedia bertemu dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden.

Namun Lavrov menyatakan sampai saat ini belum ada proposal untuk adanya diskusi antara Vladimir Putin dan Joe Biden.

Dikutip TribunWow dari skynews, menanggapi pernyataan Lavrov, pemerintah AS menilai belum ada keseriusan dari pihak pemerintah Rusia.

Baca juga: Waga Rusia Pro Perang Rayakan Serangan Misil ke Ukraina, Ada yang Joget hingga Kadyrov Ngaku Senang

Hal ini disampaikan oleh juru bicara Kementerian Luar Negeri AS, Ned Price.

Price menyampaikan, jika memang Rusia serius ingin melakukan negosiasi maka langkah pertama adalah wajib menghentikan serangan di Ukraina.

"Kami tidak melihat ini sebagai tawaran konstruktif dan sah untuk terlibat dalam dialog dan diplomasi yang mutlak diperlukan untuk mengakhiri perang agresi brutal ini," ujar Price.

Sebelumnya diberitakan, Lavrov memastikan Putin bersedia menemuiBiden saat Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali, Indonesia pada November nanti.

Lavrov memastikan pemerintah Rusia akan mempertimbangkan proposal digelarnya pertemuan antara Putin dan Biden di Bali.

Dikutip TribunWow dari bbc.com, pada stasiun televisi pemerintah Rusia, Rossiya 1, Lavrov menegaskan bahwa AS sudah sejak lama terlibat dalam konflik Rusia-Ukraina.

Baca juga: Kyiv Dihantam 75 Rudal Rusia, Puluhan Warga Jadi Korban Balas Dendam Putin atas Jembatan Krimea

Kemudian Lavrov menjelaskan soal Turki yang kemungkinan akan menjadi tuan rumah diskusi antara Rusia dan negara-negara barat.

Pada minggu ini kemungkinan Putin akan melakukan pertemuan dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan di Kazakhstan.

Terkait KTT di Bali, diketahui Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky akan langsung menghadiri KTT G20 di Bali begitupula dengan Putin.

Namun kehadiran kedua presiden ini belum dikonfirmasi 100 persen akan hadir.

Konflik yang terjadi antara Rusia dan Ukraina memiliki dampak yang besar terhadap dunia internasional.

Satu di antaranya adalah rencana pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 atau kelompok 20 yang akan diadakan di Bali pada Oktober-November 2022.

Indonesia yang saat ini menjabat sebagai presidensi G20 memiliki tugas berat untuk bisa memastikan G20 tetap berjalan di tengah konflik Rusia dan Ukraina.

Ketua Komunitas Kebijakan Luar Negeri Indonesia, Dino Patti Djalal menyampaikan sejumlah saran terkait langkah apa yang harus dilakukan Indonesia agar acara KTT G20 di Bali dapat tetap berjalan lancar.

Awalnya Dino menjelaskan G20 terancam ditinggalkan oleh negara-negara anggotanya bahkan bubar karena konflik Rusia-Ukraina.

"G20 kini sedang sakit, terpecah belah, dan kalau tidak hati-hati bisa menjadi disfungsional," ujar Dino dikutip TribunWow.com dari YouTube Sekretariat FPCI, Minggu (3/4/2022).

Baca juga: Sosok Komandan Perang Baru Rusia, Ditunjuk Putin Pimpin Perang Ukraina meski Pernah Dipenjara 2 Kali

Ketua Komunitas Kebijakan Luar Negeri Indonesia, Dino Patti Djalal menyampaikan sejumlah saran terkait langkah apa yang harus dilakukan Indonesia agar acara KTT G20 di Bali dapat tetap berjalan lancar, Kamis (31/3/2022).
Ketua Komunitas Kebijakan Luar Negeri Indonesia, Dino Patti Djalal menyampaikan sejumlah saran terkait langkah apa yang harus dilakukan Indonesia agar acara KTT G20 di Bali dapat tetap berjalan lancar, Kamis (31/3/2022). (YouTube Sekretariat FPCI)

Dino mencontohkan bahwa di dalam G20 terdapat negara-negara G7 (Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Inggris, dan Amerika Serikat) yang mana semua negara G7 menentang keras invasi Rusia terhadap Ukraina.

Selanjutnya ada juga negara-negara yang pro terhadap Rusia di dalam G20 yakni Brasil, India, China, dan Afrika Selatan.

Menurut Dino, Indonesia saat ini harus memanfaatkan modal politik dan diplomatik Indonesia dengan negara-negara barat, Rusia, Tiongkok (China), bahkan negara-negara menengah.

Dino menyampaikan, Indonesia sampai saat ini masih memiliki modal politik yang baik dengan Rusia.

"Indonesia tidak menerapkan sanksi terhadap Rusia dan hubungan bilateral Jakarta-Moskow masih terjaga normal," ujarnya.

Selanjutnya Dino menyarankan agar pembahasan pilar-pilar G20 terus berjalan, mulai dari Business 20, Civil 20, Labor 20, dan lain sebagainya.

Pertemuan pertama Menkes anggota G20 di Marriott Hotel Yogyakarta, Senin (20/6/2022)
Pertemuan pertama Menkes anggota G20 di Marriott Hotel Yogyakarta, Senin (20/6/2022) (TRIBUNJOGJA/Istimewa)

Kemudian Dino menyarankan agar Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi), Menteri Keuangan Sri Mulyani, dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi rutin melakukan zoom diplomacy.

"Yaitu lobi melalui teleconference secara intensif dengan pemimpin negara-negara G20 lainnya untuk mencari formula yang dapat menjaga keutuhan G20," ungkap Dino.

Dino mengingatkan bahwa solusi menjaga keutuhan G20 harus dirintis sedini mungkin.

Selain itu Dino turut menyarankan agar Jokowi memanfaatkan kesempatan KTT ASEAN-AS pada pertengahan tahun 2022 besok untuk berbicara secara bilateral dengan Presiden AS Joe Biden membahas pentingnya menjaga keutuhan G20.

Dino lalu juga menyarankan agar Indonesia mengirimkan perwakilan ke Ukraina dan Rusia untuk mencari solusi mengakhiri konflik.

Trump Khawatir Dunia Kiamat

Di sisi lain, mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump meminta agar Rusia dan Ukraina segera berdamai.

Permintaan ini disampaikan oleh Trump atas dasar kekhawatiran pecahnya perang dunia ke-III.

Dikutip TribunWow dari rt.com, pernyataan ini disampaikan oleh Trump pada Sabtu (8/10/2022) saat melakukan kampanye 'Selamatkan Amerika' di Nevada.

Mantan Presiden AS Donald Trump saat melakukan kampanye Selamatkan Amerika, 9 Oktober 2022.
Mantan Presiden AS Donald Trump saat melakukan kampanye Selamatkan Amerika, 9 Oktober 2022. (YouTube Sky News Australia)

Baca juga: Viral Video Tentara Rusia Tertawa Diberi Pembalut oleh Pemerintah sebagai Bekal Perang di Ukraina

"Sekarang kita memiliki sebuah perang antara Rusia dan Ukraina yang berpotensi menewaskan ratusan ribu orang," kata Trump.

"Kita harus mendesak segera dilakukan negosiasi damai untuk mengakhiri perang di Ukraina," ujarnya.

Trump meyakini jika perang dunia III terjadi maka hal itu akan mengakhiri kehidupan di bumi.

Kemudian Trump menyalahkan pejabat-pejabat yang ia sebut bodoh di pemerintahan Presiden AS Joe Biden.

Biden sebelumnya sempat memperingatkan bahwa dunia akan kiamat jika Presiden Rusia Vladimir Putin memilih untuk menggunakan senjata nuklir di Ukraina.

Biden menjelaskan, sejak 60 tahun terakhir, baru kali ini dunia menghadapi besarnya kemungkinan terjadi perang nuklir.

Dikutip TribunWow dari theguardian, peringatan ini disampaikan oleh Biden saat memberikan pidato di acara penggalangan dana di New York.

Menurut Biden, Putin benar-benar serius ingin menggunakan senjata nuklir karena buruknya performa para tentara Rusia.

“Dia tidak bercanda ketika dia berbicara tentang potensi penggunaan senjata nuklir taktis atau senjata biologi atau kimia," jelas Biden, Kamis (6/10/2022) malam. (TribunWow.com/Anung/Via)

Berita terkait lainnya

Sumber: TribunWow.com
Tags:
Amerika SerikatUkrainaRusiaVladimir PutinVolodymyr ZelenskyJoe BidenSergei Lavrov
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved