Breaking News:

Tragedi Arema Vs Persebaya

Saksikan Langsung Korban Meninggal dalam Tragedi Kanjuruhan, Para Pemain Arema FC Kena Mental

Para pemain Arema FC menjadi saksi bisu tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang pada Sabtu (1/10/2022).

Instagram @aremafcofficial
Skuad Arema FC yang tengah menggelar latihan untuk mengarungi Liga 1 2022. 

"Mereka juga tertekan dengan tragedi kemarin, banyak yang shock, tetapi ada juga yang selalu turun ke keluarga korban," tambahnya.

Suasana salah satu tribun di stadion Kanjuruhan yang penuh gas air mata usai laga Arema FC vs Persebaya, Sabtu (1/10/2022). Media asing Nytimes menyoroti kontroversi tembakan gas air mata yang dilontarkan pihak kepolisian ke arah penonton.
Suasana salah satu tribun di stadion Kanjuruhan yang penuh gas air mata usai laga Arema FC vs Persebaya, Sabtu (1/10/2022). Media asing Nytimes menyoroti kontroversi tembakan gas air mata yang dilontarkan pihak kepolisian ke arah penonton. (istimewa via TribunJatim.com)

Baca juga: Persebaya-Bonek Siap Akhiri Perseteruan dengan Arema FC, Persib Bandung dan Persija Kapan?

Komnas HAM Temukan Fakta Baru Alasan Aremania Turun Lapangan

Penyeledikian tragedi Arema FC vs Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan pada Sabtu (1/10/2022), mulai menunjukkan perkembangan.

Polisi sudah menetapkan enam tersangka atas tragedi Arema FC vs Persebaya Surabaya yang menimbulkan 131 korban jiwa.

Tak hanya itu saja, Komnas HAM mulai merilis temuan awal terkait tragedi Arema FC vs Persebaya Surabaya.

Dilansir TribunWow.com dari Bolasport.com pada Kamis (6/10/2022), Komisioner Komnas HAM Bidang Pemantuan/Penyelidikan Choirul Anam mengakui hal tersebut.

Choirul Anam menjelaskan temuan pertama tragedi Kanjuruhan, terutama tentang tindakan dari pihak keamanan.

Sebelumnya disebut-sebut faktor utama pihak keamanan melakukan tindakan tegas hingga melontarkan gas air mata karena para pendukung Arema FC, Aremania turun ke lapangan.

Aremania diduga hendak menyerang para pemain Arema FC sebagai bentuk kekecewaan setelah kalah dari Persebaya Surabaya.

Namun, fakta yang didapatkan Choirul Anam setelah melakukan penulusuran ternyata tidak sesuai dengan hal tersebut.

"Kalau ada yang bilang eskalasi penanganan itu timbul karena suporter merangsek masuk ke dalam lapangan, sampai sore (5/10) ini, kami mendapat informasi bahwa tidak begitu kejadiannya," kata Choirul Anam.

"Jadi ada constraint (batasan) waktu antara 15 sampai 20 menit pasca-wasit meniup peluit panjang, itu suasana masih terkendali, walaupun banyak suporter yang masuk ke lapangan."

Kericuhan suporter Arema FC yang bentrok melawan polisi buntut kekalahan Arema FC dalam pertandingan Liga 1 melawan Persebaya Surabaya dengan skor 2-3 di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10/2022) malam. Dalam bentrok ini polisi menembakkan gas air mata dan 127 suporter termasuk 2 polisi dilaporkan tewas.
Kericuhan suporter Arema FC yang bentrok melawan polisi buntut kekalahan Arema FC dalam pertandingan Liga 1 melawan Persebaya Surabaya dengan skor 2-3 di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10/2022) malam. Dalam bentrok ini polisi menembakkan gas air mata dan 127 suporter termasuk 2 polisi dilaporkan tewas. (Surya Malang/Purwanto)

Choirul Anam nenegaskan bahwa Aremania tidak berniat menyerang para pemain Arema FC ketika turun ke lapangan.

Bahkan para pemain Arema FC juga mengakui tidak mendapatkan ancaman dari Aremania.

"Kalau ada yang bilang mereka mau menyerang pemain, kami sudah ketemu dengan para pemain dan para pemain ini bilang tidak ada kekerasan terhadap mereka," kata Choirul Anam.

Halaman
123
Sumber: TribunWow.com
Tags:
Arema FCStadion KanjuruhanKorbanAli Fikri
Rekomendasi untuk Anda
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved