Breaking News:

Tragedi Arema Vs Persebaya

Komnas HAM Temukan Fakta Baru Alasan Aremania Turun Lapangan, Heran Gas Air Mata Tragedi Kanjuruhan

Penyeledikian tragedi Arema FC vs Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan pada Sabtu (1/10/2022), mulai menunjukkan perkembangan.

Penulis: Khistian Tauqid Ramadhaniswara
Editor: Atri Wahyu Mukti
Surya Malang/Purwanto
Kericuhan suporter Arema FC yang bentrok melawan polisi buntut kekalahan Arema FC dalam pertandingan Liga 1 melawan Persebaya Surabaya dengan skor 2-3 di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10/2022) malam. Dalam bentrok ini polisi menembakkan gas air mata dan 127 suporter termasuk 2 polisi dilaporkan tewas. 

TRIBUNWOW.COM - Penyeledikian tragedi Arema FC vs Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan pada Sabtu (1/10/2022), mulai menunjukkan perkembangan.

Polisi sudah menetapkan enam tersangka atas tragedi Arema FC vs Persebaya Surabaya yang menimbulkan 131 korban jiwa.

Tak hanya itu saja, Komnas HAM mulai merilis temuan awal terkait tragedi Arema FC vs Persebaya Surabaya.

Suporter Arema FC, Aremania turun ke stadion usai laga Arema FC melawan Persebaya Surabaya dalam lanjutan Liga 1 2022 di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Sabtu (1/10/2022). Aremania meluapkan kekecewaannya dengan turun dan masuk kedalam stadion usai tim kesayangannya kalah melawan Persebaya Surabaya dengan skor 2-3. SURYA/PURWANTO
Suporter Arema FC, Aremania turun ke stadion usai laga Arema FC melawan Persebaya Surabaya dalam lanjutan Liga 1 2022 di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Sabtu (1/10/2022). Aremania meluapkan kekecewaannya dengan turun dan masuk kedalam stadion usai tim kesayangannya kalah melawan Persebaya Surabaya dengan skor 2-3. SURYA/PURWANTO (SURYA/PURWANTO)

Baca juga: Detik-detik Aremania Geruduk Lapangan Hampiri Pemain Arema FC Diungkap Komnas HAM, Berikut Motifnya

Dilansir TribunWow.com dari Bolasport.com pada Kamis (6/10/2022), Komisioner Komnas HAM Bidang Pemantuan/Penyelidikan Choirul Anam mengakui hal tersebut.

Choirul Anam menjelaskan temuan pertama tragedi Kanjuruhan, terutama tentang tindakan dari pihak keamanan.

Sebelumnya disebut-sebut faktor utama pihak keamanan melakukan tindakan tegas hingga melontarkan gas air mata karena para pendukung Arema FC, Aremania turun ke lapangan.

Aremania diduga hendak menyerang para pemain Arema FC sebagai bentuk kekecewaan setelah kalah dari Persebaya Surabaya.

Namun, fakta yang didapatkan Choirul Anam setelah melakukan penulusuran ternyata tidak sesuai dengan hal tersebut.

"Kalau ada yang bilang eskalasi penanganan itu timbul karena suporter merangsek masuk ke dalam lapangan, sampai sore (5/10) ini, kami mendapat informasi bahwa tidak begitu kejadiannya," kata Choirul Anam.

"Jadi ada constraint (batasan) waktu antara 15 sampai 20 menit pasca-wasit meniup peluit panjang, itu suasana masih terkendali, walaupun banyak suporter yang masuk ke lapangan."

Baca juga: Sambil Teteskan Air Mata, Presiden Arema FC Sambangi dan Peluk Ibu Korban Tragedi Kanjuruhan

Choirul Anam nenegaskan bahwa Aremania tidak berniat menyerang para pemain Arema FC ketika turun ke lapangan.

Bahkan para pemain Arema FC juga mengakui tidak mendapatkan ancaman dari Aremania.

"Kalau ada yang bilang mereka mau menyerang pemain, kami sudah ketemu dengan para pemain dan para pemain ini bilang tidak ada kekerasan terhadap mereka," kata Choirul Anam.

"Para pemain tidak mendapat ancaman dan caci maki, mereka cuma bilang bahwa suporter memberikan semangat kepada para pemain. Ini pemain yang ngomong begitu ke kami," jelasnya.

Lantas Choirul Anam mempertanyakan alasan pihak kemanan melontarkan gas air mata ke arah tribun penonton.

Mengingat, Aremania yang berada di tribun tidak melakukan serangan pada pihak keamanan.

Dengan adanya gas air mata, wajar Aremania yang berada di tribun Stadion Kanjuruhan panik dan ingin keluar dari lokasi kejadian.

"Pertanyaannya sekarang, kalau dalam 15 sampai 20 menit itu situasinya masih kondusif, apakah diperlukan gas air mata yang membuat semua penonton panik?" ujar Choirul Anam.

"Harus kalau tata kelola keamanan baik, tidak akan terjadi peristiwa memilukan seperti ini."

"Jadi ini penting yang untuk meluruskan. Jangan sampai ada lagi yang bilang bahwa tindakan itu gara-gara suporter merangsek ke lapangan dan mengancam pemain, tidak begitu," ujarnya.

Suasana salah satu tribun di stadion Kanjuruhan yang penuh gas air mata usai laga Arema FC vs Persebaya, Sabtu (1/10/2022). Media asing Nytimes menyoroti kontroversi tembakan gas air mata yang dilontarkan pihak kepolisian ke arah penonton.
Suasana salah satu tribun di stadion Kanjuruhan yang penuh gas air mata usai laga Arema FC vs Persebaya, Sabtu (1/10/2022). Media asing Nytimes menyoroti kontroversi tembakan gas air mata yang dilontarkan pihak kepolisian ke arah penonton. (istimewa via TribunJatim.com)

Baca juga: Sosok Oknum TNI Tendang Kungfu saat Tragedi Arema FC Vs Persebaya, Minta Maaf ke Orangtua Korban

Sanksi Komdis PSSI untuk Arema FC Buat Warganet Kecewa dan Murka

Sanksi dari Komite Disiplin (Komdis) PSSI untuk Arema FC seusai kerusuhan di pekan ke-11 Liga 1 2022 lalu mengundang reaksi negatif dari warganet.

Dilansir TribunWow.com, dalam laga pekan ke-11 Liga 1 2022 lalu, sempat terjadi kerusuhan besar yang menyebabkan hilangnya ratusan nyawa setelah laga Arema FC dan Persebaya Surabaya berakhir.

Dalam pertandingan bertajuk Derby Jatim tersebut, Persebaya Surabaya berhasil mengalahkan Arema FC dengan skor 3-2 pada laga yang digelar di Stadion Kanjuruhan, Malang, pada Sabtu (1/10/2022) lalu tersebut.

Setelah laga Arema FC melawan Persebaya Surabaya berakhir, ratusan suporter langsung turun ke lapangan dan disinyalir membuat aparat keamanan kewalahan sehingga harus menembakkan gas air mata yang berbahaya kepada para penonton.

Ratusan nyawa penonton pertandingan Arema FC melawan Persebaya Surabaya harus melayang akibat dari kerusuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan tersebut.

Dilansir TribunWow.com, terdapat korban jiwa dari tragedi Arema FC melawan Persebaya Surabaya sebanyak 125 orang dan diyakini masih bisa bertambah.

Akibat dari adanya tragedi Arema FC melawan Persebaya Surabaya tersebut, PSSI dan PT LIB mengambil langkah untuk menghentikan sementara gelaran Liga 1 2022 hingga waktu yang tak ditentukan.

Ditundanya Liga 1 2022 juga membuat laga big match lainnya, yakni pertandingan antara Persib Bandung dengan Persija Jakarta harus diundur.

Cuplikan laga Arema FC vs Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur pada pekan ke-11 Liga 1 2022/2023, Sabtu (1/10/2022).
Cuplikan laga Arema FC vs Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur pada pekan ke-11 Liga 1 2022/2023, Sabtu (1/10/2022). (Instagram @aremafcofficial)

Terbaru, Komdis PSSI telah mengeluarkan denda dan sanksi kepada Arema FC sebagai buntut dari adanya kerusuhan di Stadion Kanjuruhan.

Komdis PSSI, yakni Erwin Tobing, telah mengeluarkan pernyataan terkait hukuman dan sanksi yang harus diterima Arema FC.

Dikutip TribunWow.com dari pssi.org ada berbagai hukuman yang harus diterima Arema FC terkait tragedi pada pekan ke-11 Liga 1 2022 lalu.

"Dari hasil sidang kami kepada klub Arema FC dan panitia pelaksananya keputusannya adalah dilarang menyelenggarakan pertandingan dengan penonton sebagai tuan rumah dan harus dilaksanakan di tempat yang jauh dari markas Malang. Jaraknya harus 250 km dari lokasi," ucap Erwin Tobing.

"Kedua, klub Arema FC dikenakan sanksi denda Rp 250 juta. Ketiga, pengulangan pelanggaran di atas akan mendapatkan hukuman lebih berat kepada klub dan badan pelaksananya," tambahnya.

Namun, denda dan hukuman yang harus diterima Arema FC tersebut ternyata membuat warganet kecewa.

Warganet menyayangkan hukuman yang harus diterima Arema FC akibat adanya kerusuhan di Stadion Kanjuruhan tersebut.

Dilansir TribunWow.com dari Instagram @pssi pada Selasa (4/10/2022), tampak warganet murka dengan keputusan yang harus diterima Arema FC tersebut.

Warganet ramai-ramai membanjiri kolom komentar unggahan PSSI setelah Komdis memberikan sanksi kepada Arema FC terkait tragedi di Stadion Kanjuruhan. Warganet menilai hukuman yang didapat Arema FC terlalu ringan.
Warganet ramai-ramai membanjiri kolom komentar unggahan PSSI setelah Komdis memberikan sanksi kepada Arema FC terkait tragedi di Stadion Kanjuruhan. Warganet menilai hukuman yang didapat Arema FC terlalu ringan. (Instagram @pssi)

Warganet menilai hukuman yang didapat Arema FC setelah tragedi yang memakan ratusan korban jiwa di Stadion Kanjuruhan terlalu ringan.

Selain itu, warganet juga menilai PSSI hanya berfokus kepada uang denda yang akan mereka terima dari Arema FC ketimbang memberikan hukuman yang berat.

Dengan hukuman yang dinilai terlalu ringan tersebut, warganet juga menganggap tidak akan ada yang belajar untuk berubah dari tragedi Kanjuruhan apabila sanksi yang didapat cukup ringan.

"Sanksi yang MEMBAGONGKAN. 130 nyawa hilang disamakan dengan 250 juta. Mahalan mobil Fortuner daripada 130 nyawa," tulis akun @regard_97.

"Saknsi yg diberikan tdk sebanding dgn nyawa yg hilang! Yg dipikirkan hanya cuan!," komentar akun @gffr.30.

"SANKSI LAWAK, FOKUS CUAN," unggah akun @daivazh.

"Sanksi lawak," ujar akun @prabandarugema.

"Sanksi yg ringan cuman 250?korban 200 lebih jadi itung itung 1 korban 1Jt?persib 2018 lebih dari 250Jt? Pokus cuan wkwkw#AremaKeLiga3," tutur akun @arvhio___.

"Gimana ini pssi,koq hukuman nya untuk arema ringan banget,cuma denda 250juta dan ngak boleh home selama semusim aja,segitu banyaknya nyawa yang melayang cuma dengan segitu segitu pak,kasih agak berat lah PSSI kalau kayak gini hukumanya,kapan bisa sadarnya suporter arema," ucap akun @afrihadi_fahmi95.

(TribunWow.com)

Baca juga berita lain terkait

Sumber: TribunWow.com
Tags:
Gas Air MataStadion KanjuruhanKomnas HAMPersebaya SurabayaArema FCSuporter
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved