Tragedi Arema Vs Persebaya
Tragedi Arema FC Vs Persebaya: PSSI Ungkap Alasan Pintu Keluar Stadion Kanjuruhan Tidak Dibuka Semua
Penyelidikan tragedi Arema FC vs Persebaya Surabaya yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang pada Sabtu (1/10/2022), masih berlangsung.
Penulis: Khistian Tauqid Ramadhaniswara
Editor: Atri Wahyu Mukti
TRIBUNWOW.COM - Penyelidikan tragedi Arema FC vs Persebaya Surabaya yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang pada Sabtu (1/10/2022), masih berlangsung.
Mengingat tragedi Arema FC vs Persebaya Surabaya menelan 125 korban jiwa.
Berawal dari suporter Aremania yang kecewa tim kesayangannya Arema FC kalah 2-3 dari Persebaya Surabaya.

Baca juga: Thomas Doll Cerita Tragedi Arema FC Vs Persebaya ke Media Jerman, Takut Psikologis Anak Asuhnya Kena
Aremania turun ke lapangan demi mengungkapkan kekecewaannya pada Arema FC.
Pihak keamanan langsung menindak tegas dan mencoba membubarkan kerumunan Aremania di tengah lapangan.
Sambil melontarkan gas air mata, pihak keamanan mengusir Aremania dari lapangan agar kembali ke tribun Stadion Kanjuruhan.
Sayangnya gas air mata tersebut membuat Aremania panik dan mencoba keluar dari stadion.
Hingga akhirnya Aremania berdesak-desakan untuk keluar dari Stadion Kanjuruhan.
Sayangnya pintu keluar stadion tidak semuanya terbuka dan Aremania berjubel di dua titik berbeda.
Ketika Aremania berdesak-desakan, korban mulai berjatuhan karena kehabisan oksiken ditambah lagi gas air mata yang memberatkan kondisi.
Lantas banyak yang bertanya-tanya alasan pintu Stadion Kanjuruhan tidak seluruhnya dibuka.
Baca juga: Komdis PSSI Akhirnya Berikan Sanksi Arema FC terkait Tragedi Kanjuruhan, Berikut Poin-poinnya
Dilansir TribunWow.com dari Kompas.com pada Selasa (4/10/2022), Ketua Komite Wasit PSSI, Ahmad Riyadh membeberkan alasannya.
"Pintu tidak dibuka seluruhnya. Ada sebagian dibuka, dan sebagian tidak. Ketepatan komando yang disuruh buka pintu sebelah sana belum melaksanakan tugas. Itu alasannya," ujar Ahmad Riyadh.
"Jadi, memang ada fakta juga, jangan terlalu mepet (membuka pintu stadion) dalam statuta 10 menit dari pertandingan akhir," jelasnya.
"Namun, Panpel melihat situasi di luar stadion yang gerombolan di luar bisa masuk ke dalam stadion dan masuk untuk menonton laga," tambahnya.
Ahmad Riyadh juga mengatakan bahwa ada beberapa pertimbangan yang membuat pintu stadion tidak dibuka hingga laga berakhir.
"Kadang-kadang itu yang menjadi pertimbangan sehingga terkadang disamakan dengan peluit akhir," ujar Ahmad Riyadh.
"Kadang-kadang juga dua menit akhir baru dibuka. Ini kondisi yang ada di lapangan. Itu yang dinilai investigasi dan bakal menjadi sistem keamanan terbaru dari PSSI dan Polri," katanya menambahkan.

Baca juga: Buntut Tragedi Arema FC Vs Persebaya Surabaya, Ketum PSSI Ramai-ramai Diminta Mundur dari Jabatannya
Media Spanyol Soroti Jumlah Korban Anak-anak
Seluruh dunia menyoroti tragedi Arema FC vs Persebaya Surabaya yang digelar di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang pada Sabtu (1/10/2022).
Sebanyak 125 korban meninggal dunia dalam tragedi Arema FC vs Persebaya Surabaya.
Tragedi Arema FC vs Persebaya Surabaya bahkan menjadi yang terbesar ketiga sepanjang masa.
Di atas tragedi Arema FC vs Persebaya Surabaya terdapat kejadian nahas di Estadio Nacional di Peru pada 24 Mei 1964.
Sebanyak 328 orang meninggal dunia dalam tragedi Estadio Nacional di Peru.
Media-media di seluruh dunia menyoroti tragedi Arema FC vs Persebaya Surabaya.
Satu di antaranya adalah media Spanyol, yakni Marca.com yang memberitakan malam mencekam di Stadion Kanjuruhan tersebut.
Dilansir TribunWow.com dari Marca.com pada Selasa (4/10/2022), media Spanyol membahas tentang jumlah anak kecil yang menjadi korban di tragedi Arema FC vs Persebaya Surabaya.
Sebanyak 32 anak-anak masuk dalam daftar korban tragedi di markas Arema FC.

Bahkan, anak paling kecil yang menjadi korban tragedi Arema FC vs Persebaya Surabaya berusia tiga tahun.
"Berdasarkan data terakhir yang kami terima, dari 125 orang yang tewas dalam kecelakaan itu, 32 di antaranya adalah anak-anak, yang termuda adalah anak laki-laki berusia tiga atau empat tahun," kata pejabat Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.
Tak hanya itu saja, media Spanyol juga membeberkan langkah-langkah pemerintah untuk memecat Kapolres Kota Malang, Ferli Hidayat dan sembilan perwira.
Sebanyak 28 polisi yang bertugas mengamankan laga Arema FC vs Persebaya Surabaya juga diinterogasi.
Terakhir media Spanyol memberitakan terkait kompensasi dari pemerintah pada para korban yang meninggal dalam tragedi Arema FC vs Persebaya Surabaya.
Presiden Indonesia Joko Widodo memberikan santunan sebesar Rp 50 juta untuk setiap korban yang meninggal.
(TribunWow.com)