Tragedi Arema Vs Persebaya
Soroti Tragedi Kanjuruhan, New York Times Sebut Polisi Indonesia Kurang Terlatih Kendalikan Massa
Media ternama asal Amerika Serikat, New York Times, turut menyorot kejadian nahas di Stadion Kanjuruhan tersebut. Singgung soal polisi Indonesia.
Editor: Rekarinta Vintoko
Penyelidikan Tragedi Kanjuruhan
Sekarang, pihak berwenang berencana untuk menyelidiki apa yang salah pada hari Sabtu, ketika ribuan pendukung berkumpul di Malang untuk melihat Arema menjamu Persebaya Surabaya.
Setelah Arema mengalami kekalahan mengejutkan, beberapa fans berlarian ke lapangan.
Polisi kemudian menembakkan gas air mata, kata saksi mata. Pada Minggu, Kapolda Jatim Irjen Nico Afinta mengatakan, polisi telah mengambil tindakan sesuai prosedur.
Dia mengatakan bahwa gas air mata telah dikerahkan "karena ada anarki," dan bahwa penggemar "akan menyerang petugas dan merusak mobil."
Sebagai tanda bahwa Polres Malang telah berupaya mengantisipasi aksi kekerasan tersebut, pihaknya meminta pihak penyelenggara untuk memundurkan pertandingan menjadi pukul 15.30 WIB.
"Demi pertimbangan keamanan," demikian surat yang beredar di dunia maya dan isinya dikonfirmasi oleh Polda Jatim kepada The New York Times.
Slot pertandingan di waktu yang lebih awal, menurut pemikiran itu, akan membuat acara lebih ramah keluarga.
Rekomendasi Aktivis kepada Polisi
Banyak aktivis HAM mengatakan bahwa untuk meningkatkan upaya penegakan hukum, mereka secara konsisten membuat rekomendasi ini kepada polisi: Jangan langsung ambil gas air mata; jangan langsung mengayunkan tongkat pada orang; memahami bagaimana mengendalikan orang banyak dan meredakan konflik.
"Prosedur operasi standarnya jangan sampai polisi loncat dari nol ke 100," kata Wirya, dari Amnesty International Indonesia. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "New York Times: Polisi Indonesia Kurang Terlatih Kendalikan Massa di Kanjuruhan"