Tragedi Arema Vs Persebaya
Ceritakan Tragedi Arema FC Vs Persebaya ke Media Brasil, Adilson Maringa: Saya akan Kehilangan Nyawa
Kiper Arema FC asal Brasil, Adilson Maringa, menceritakan tragedi yang ia alami di Stadion Kanjuruhan kepada media Brasil.
Penulis: Aulia Majid
Editor: Elfan Fajar Nugroho
TRIBUNWOW.COM - Kiper Arema FC asal Brasil, Adilson Maringa, menceritakan tragedi yang ia alami di Stadion Kanjuruhan kepada media Brasil.
Dilansir TribunWow.com, pada pekan ke-11 Liga 1 2022 lalu, laga antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya harus diwarnai dengan aksi kericuhan.
Setelah pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya berakhir, ratusan suporter turun ke lapangan dan membuat aparat keamanan kewalahan dalam mengontrol situasi.
Alhasil, gas air mata ditembakkan ke arah tribun penonton dan membuat situasi mencekam semakin menjadi-jadi, di mana 125 orang harus meregang nyawa seusai laga antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya tersebut.
Baca juga: Imbas Tragedi Arema FC Vs Persebaya, Bos Persis Solo Pinta Pasoepati dan Rivalnya Ini untuk Berdamai
Kiper Arema FC, Adilson Maringa, menceritakan pengalaman menegangkannya tersebut kepada media asal Brasil, Globo.
Dilansir TribunWow.com dari Globo pada Senin (3/10/2022), Adilson Maringa menceritakan kronologi kerusuhan yang terjadi seusai laga Arema FC melawan Persebaya Surabaya tersebut.
Adilson Maringa bercerita bahwa setelah pertandingan berakhir, ia dan pemain Arema FC lainnya mencoba menyapa para penggemar seperti yang biasa dilakukan tim Singo Edan di Liga 1 2022 ini.
"Itu adalah pemandangan yang tidak menguntungkan. Setelah pertandingan, karena kami memiliki kebiasaan untuk menyapa para penggemar, kami tetap berada di lapangan selama beberapa menit. Kita berhasil. Segera setelah kami melihat bahwa mereka menyerang."
"Polisi meminta kami untuk pergi dan pergi ke ruang ganti. Dan kami berjalan keluar secara normal, tetapi invasi begitu besar sehingga polisi tidak dapat menahannya. Jika Anda melihat videonya, saya yang terakhir keluar. Saat saya pergi, sekelompok sekitar delapan orang datang dan menangkap saya. Aku tidak bisa lagi keluar. Lalu aku takut," ujar Adilson Maringa, dikutip TribunWow.com dari Globo, Senin (3/10/2022).

Baca juga: Belum Persembahkan Hasil Maksimal di 3 Laga Awal Arema FC, Javier Roca Siap Ambil Konsekuensi Berat
Setelah situasi menjadi kacau, Adilson Maringa dan pemain Arema FC lainnya langsung dilarikan ke dalam ruang ganti tim Singo Edan.
Bahkan, Adilson Maringa dan pemain Arema FC lainnya harus tertahan di dalam ruang ganti selama berjam-jam.
"Kami tidak tahu apa-apa, kami tinggal di ruang ganti selama lima atau enam jam. Hanya ada teriakan, suara bom dan tidak ada yang tahu bagaimana melaporkan apa pun. Kami sangat takut akan kehidupan di dalam ruang ganti. Kami berpikir: "Mereka akan menyerang di sini dan membunuh semua orang di dalam," tutur Adilson Maringa.
"Tiba-tiba mereka membawa orang-orang yang sudah sekarat karena menghirup asap gas air mata. Mereka meninggal di dalam ruang ganti. Ketika saya melihat itu, saya putus asa. Saya berkata, "Ya Tuhan, saya akan kehilangan nyawa saya dalam pertandingan sepak bola," tambah Adilson Maringa.
Adilson Maringa juga bercerita bahwa hubungan tim Arema FC dengan Aremania sebenarnya bagus, namun kejadian di Stadion Kanjuruhan pada pekan ke-11 Liga 1 2022 tersebut merupakan hal yang melampaui batas.

Baca juga: Kiper Arema FC Ceritakan Momen saat Gotong Korban Tragedi di Kanjuruhan: Sudah Tidak Lagi Berdetak