Tragedi Arema Vs Persebaya
VIDEO Kata Polisi soal Alasan Tembakkan Gas Air Mata karena Suporter Langgar Aturan, Jadi Pengamanan
Kapolda Jawa Timur berikan klarifikasi kericuhan laga Arema FC vs Persebaya Surabaya perihal penembakan gas air mata untuk hentikan anarki suporter.
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - Polisi mendapatkan banyak sorotan karena menembakkan gas air mata ke arah penonton.
Menanggapi hal itu, Kapolda Jawa Timur Irjen Nico Afinta memberikan klarifikasi perihal penembakan gas air mata pada kericuhan dalam laga Arema FC vs Persebaya Surabaya.
Pihaknya mengatakan menembakan gas air mata untuk menghentikan anarki suporter.
Ia mengatakan, jika suporter tak melanggar aturan dengan turun ke lapangan, maka tidak akan ada gas air mata yang ditembakkan.
Duel Arema FC vs Persebaya pada pekan ke-11 Liga 1 di Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Malang, Sabtu (1/2/2022), berakhir rusuh.
Arema FC selaku tim tuan rumah mengakhiri laga bertajuk derbi Jawa Timur tersebut dengan kekalahan. Singo Edan takluk 2-3 dari Persebaya.
Hasil ini sekaligus mencoreng sejarah Arema FC yang telah berlangsung lebih dari dua dekade.
Baca juga: VIDEO Sosok 2 Polisi yang Gugur dalam Tragedi di Kanjuruhan, Biasa Bertugas sebagai Bhabinkamtibmas
Persebaya untuk kali pertama menang atas Arema FC di Stadion Kanjuruhan setelah penantian 23 tahun.
Tak pelak, kekalahan di markas sendiri memicu kekecewaan suporter tuan rumah hingga
kericuhan terjadi.
Suporter yang tidak terima hasil pertandingan turun ke lapangan dan merusak segala fasilitas di stadion berkapasitas 45.000 penonton tersebut.
Beberapa kelengkapan stadion disebut mengalami kerusakan seperti videotron, pagar stadion, dan beberapa kursi.
Guna meredam situasi agar tidak semakin memanas, penembakan gas air mata pun dilakukan.
Kapolda Jawa Timur Irjen Nico Afinta mengatakan bahwa penembakan gas air mata terhadap oknum suporter di atas tribune sudah sesuai dengan prosedur.
Hal itu sebagai upaya menghalau serangan oknum suporter yang merangsek turun ke lapangan dan berbuat anarkistis.
Baca juga: VIDEO Kronologi Tragedi di Kanjuruhan Versi Polisi, Tembak Gas Air Mata demi Halau Suporter
Namun, Nico menjelaskan bahwa dari sekitar 42.288 suporter yang memenuhi tribune, tidak semuanya turun ke dalam lapangan.