Tragedi Arema Vs Persebaya
Media Asing Sorot Tembakan Gas Air Mata di Stadion Kanjuruhan Buat Penonton Panik Ingin Keluar
Media asing memberitakan bagaimana tembakan gas air mata di Stadion Kanjuruhan membuat penonton panik ingin keluar dari stadion.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
Kapolri Buka Suara soal Gas Air Mata
Di sisi lain, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyatakan akan mendalami soal penggunaan tembakan gas air mata dalam pertandingan Arema Vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan.
Sementara ini penggunaan gas air mata diketahui demi menyelamatkan pemain dan official dari Arema dan Persebaya dari suporter yang ricuh.
Dikutip TribunWow dari Tribunnews, namun Kapolri memastikan akan mengusut tuntas terkait penggunaan gas air mata yang kini jadi sorotan.

Baca juga: Kisah Pilu Pasutri Meninggal Terinjak di Laga Arema Vs Persebaya, sang Anak Berusia 11 Tahun Selamat
"Penembakan gas air mata, tim akan mendalami terkait SOP dan tahapan-tahapan yang dilakukan oleh satgas atau tim pengamanan yang melaksanakan tugas saat pertandingan," ujar Kapolri di RSUD Kanjuruhan, Malang, Minggu (2/10/2022) malam.
Saat ini Kapolri menyebutkan alasan di balik penggunaan gas air mata adalah langkah aparat untuk melindungi pemain dan official.
"Dapat informasi-informasi terkait upaya-upaya penyelematan pemain dan official Persebaya dan Arema, semuanya akan didalami," jelas Kapolri.
"Dan ini akan jadi satu bagian yang kami investigasi secara tuntas, baik dari penyelenggara dan pengamanan dan pihak-pihak yang perlu dilakukan pemeriksaan untuk menuntaskan peristiwa dan siapa yang harus bertanggung jawab. Tentunya kalau memang diproses nanti akan diketahui," pungkas Kapolri.
Dikutip TribunWow dari Kompas, sebelumnya diberitakan, pihak kepolisian menegaskan tembakan gas air mata digunakan untuk mencegah oknum suporter bertindak anarkis.
Terkait sesak napas, pihak kepolisian menyebut hal tersebut terjadi karena penumpukan penonton di satu pintu stadion.
"Para suporter berlarian ke salah satu titik di Pintu 12 Stadion Kanjuruhan. Saat terjadi penumpukan itulah, banyak yang mengalami sesak napas," ungkap Kapolda Jawa Timur, Irjen Nico Afinta dalam konferensi pers di Mapolres Malang, Minggu (2/10/2022) pagi.
Menurut informasi dari Nico ada 42.288 penonton di tribun saat itu, namun yang turun ke lapangan hanya ada 3 ribu suporter.
"Seandainya suporter mematuhi aturan, peristiwa ini tidak akan terjadi. Semoga tidak terjadi lagi peristiwa semacam ini," ujarnya.
Dikutip TribunWow dari Tribunnews, kerusuhan pertama kali terjadi saat sekira ribuan orang penonton masuk ke lapangan saat Arema FC kalah 2-3 dari Persebaya Surabaya.
Baca juga: Akhirnya Buka Suara Insiden Arema FC Vs Persebaya Surabaya, Presiden FIFA: Tragedi di Luar Pemahaman

Saat para penonton turun ke lapangan, aparat terlihat kewalahan menangani kericuhan tersebut hingga akhirnya menembakkan gas air mata ke kerumunan.
Penyebab tewasnya para korban sementara ini diduga karena terinjak-injak saat terjadi kericuhan, hingga sesak napas akibat semprotan gas air mata dari aparat keamanan. (TribunWow.com/Anung)