Breaking News:

Konflik Rusia Vs Ukraina

5 Bulan Disiksa dan Hampir Dieksekusi Rusia, Warga Inggris yang Bela Ukraina Ungkap Peran Abramovich

Aiden Aslin, warga inggris yang ditangkap Rusia membeberkan horor yang dialaminya di dalam penjara Rusia.

Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Lailatun Niqmah
Capture Video The Sun
Aiden Aslin, warga Inggris yang ditahan Rusia karena membantu militer Ukraina di Mariupol, Kamis (21/9/2022). 

TRIBUNWOW.COM - Seorang warga Inggris yang ditangkap di Ukraina membeberkan lima bulan hidupnya di tahanan Rusia.

Dilansir TribunWow.com, ia mengaku mengalami penyiksaan hingga ancaman pembunuhan oleh para tentara Rusia.

Namun akhirnya, pria bernama Aiden Aslin (28), itu akhirnya berhasil dibebaskan dalam pertukaran tahanan yang diprakarsai eks pemilik klub bola Chelsea, Roman Abramovich.

Baca juga: Kondisi Mengenaskan Tentara Ukraina yang Dibebaskan Rusia, Tangan Bengkok hingga Tubuh Kurus Kering

Aiden, yang bkini sudah kembali tinggal dengan ibunya dan tunangannya dari Ukraina, mengakui sempat putus asa.

"Saya tidak pernah berpikir saya akan keluar hidup-hidup," kata Aiden dikutip dari The Sun, Senin (26/9/2022).

Aiden diketahui telah membangun kehidupan baru di Ukraina pada tahun 2018, ia jatuh cinta pada warga Ukraina, Diane Okovyta dan kemudian bergabung dengan marinir.

Dia kemudian ikut berperang melawan Rusia setelah invasi pada bulan Februari.

Tetapi batalionnya terpojok ketika kehabisan makanan dan amunisi pada pengepungan berdarah Mariupol pada bulan April.

"Mereka membolak-balik paspor saya dan dengan cepat menyadari saya bukan dari Ukraina," beber Aiden.

"Tentara itu bertanya dalam bahasa Rusia, 'Dari mana Anda berasal?' Saya mengatakan kepadanya bahwa saya berasal dari Inggris dan dia meninju wajah saya."

"Mereka memisahkan saya dari yang lain dan mulai mewawancarai saya di belakang kendaraan lapis baja."

Tangkapan layar dari video yang menunjukkan (dari kiri ke kanan) Aiden Aslin, Shaun Pinner, dan Saaudun Brahim. Ketiganya dituduh sebagai tentara bayaran dijatuhi hukuman mati oleh pengadilan di wilayah separatis pro-Rusia, Republik Rakyat Donetsk yang memproklamirkan diri.
Tangkapan layar dari video yang menunjukkan (dari kiri ke kanan) Aiden Aslin, Shaun Pinner, dan Saaudun Brahim. Ketiganya dituduh sebagai tentara bayaran dijatuhi hukuman mati oleh pengadilan di wilayah separatis pro-Rusia, Republik Rakyat Donetsk yang memproklamirkan diri. (TWITTER @ChristopherJM)

Baca juga: Ukraina Klaim Temukan Tanda Penyiksaan di Jasad Warga Inggris yang Ditahan di Wilayah Pro Rusia

Aiden dibawa ke pusat penahanan di Donetsk dengan tudung di atas kepalanya dan dipukuli berulang kali dengan tongkat selama interogasi.

Setiap jawaban yang dia berikan dibalas dengan pemukulan lagi, sementara mereka juga mengancam akan memotong telinganya.

"Petugas itu merokok dan berlutut di depan saya untuk bertanya, 'Apakah Anda tahu siapa saya?' Saya menjawab 'tidak' dan dia menjawab dalam bahasa Rusia, 'Saya adalah kematianmu'," tutur Aiden.

Tentara itu kemudian menunjukkan pisaunya dan Aiden menyadari bahwa pundaknya telah ditikam.

"Dia kemudian bertanya kepada saya, 'Apakah Anda ingin kematian yang cepat atau kematian yang indah?'," ungkap Aiden.

"Saya menjawab dalam bahasa Rusia, 'Kematian yang cepat'. Dia tersenyum dan berkata 'Tidak, Anda akan memiliki kematian yang lambat dan saya akan memastikan itu adalah kematian yang indah."

Selama lima bulan berikutnya, dia ditahan selama 24 jam sehari di sel yang berukuran hanya 4 kaki kali 6 kaki dan dikotori dengan kecoak dan kutu.

Baca juga: Desak Warga Kharkiv Tukar Data Pribadi dengan Makanan, Rusia Rencanakan Referendum Palsu di Ukraina

Pembebasan Aiden Aslin

Seorang warga Inggris yang terancam dieksekusi Rusia karena membela Ukraina, akhirnya dibebaskan.

Dilansir TribunWow.com, pria bernama Aiden Aslin tersebut ditangkap oleh pasukan Rusia di Mariupol karen tergabung dalam tentara Ukraina.

Bersama empat warga Inggris dan lima tahanan internasional lainnya, ia dibebaskan setelah ada intervensi Arab Saudi.

Baca juga: Demonstrasi Pecah di Rusia Buntut Wajib Militer Putin, Ribuan Ditangkap karena Tolak ke Ukraina

Kata anggota parlemen Inggris, Robert Jenrick, Aslin dan tawanan perang Inggris lainnya yang ditawan oleh otoritas Rusia sudah dalam perjalanan kembali ke negaranya, setelah diterbangkan dari Rusia ke Arab Saudi.

Dikutip The Guardian, Kamis (22/9/2022), Aslin dibebaskan bersama dengan Shaun Pinner, dan seorang Maroko bernama Brahim Saadoun.

Mereka dijatuhi hukuman mati dalam persidangan kontroversial di Ukraina timur yang dikuasai Rusia pada bulan Juni.

"Kami hanya ingin memberi tahu semua orang bahwa kami keluar dari zona bahaya," kata Aslin dalam video yang direkam di pesawat dengan Pinner di sampingnya.

"Dengan kulit gigi kami (masih lengkap)," tambah Pinner.

Kedua pria itu berterima kasih kepada pihak yang telah mendukung mereka selama penahanan.

Warga Inggris lainnya yang dibebaskan adalah John Harding, Andrew Hill dan Dylan Healy.

Selain itu juga Vjekoslav Prebeg, yang berkebangsaan Kroasia, dan Mathias Gustafsson, seorang Swedia, yang bersama-sama diadili oleh separatis pro-Rusia pada Agustus karena menjadi tentara bayaran.

Aiden Aslin, tentara Inggris yang hendak dieksekusi Rusia dikabarkan telah dibebaskan dalam pertukaran tahanan, Kamis (21/9/2022). Aiden diketahui ditangkap saat ikut membela pasukan Ukraina di Mariupol.
Aiden Aslin, tentara Inggris yang hendak dieksekusi Rusia dikabarkan telah dibebaskan dalam pertukaran tahanan, Kamis (21/9/2022). Aiden diketahui ditangkap saat ikut membela pasukan Ukraina di Mariupol. (AFP)

Baca juga: Kalah dari Ukraina, Putin Umumkan Wajib Militer Parsial, akan Kirim Warga Rusia ke Medan Perang

Aslin, Pinner dan Saadoun yang merupakan tentara, diadili dan dinyatakan bersalah atas terorisme dalam putusan yang dikecam sebagai penghakiman palsu.

Konvensi Jenewa menyatakan bahwa tawanan perang di semua pihak tidak boleh dituntut karena terlibat langsung dalam konflik.

Seorang teman Aslin mengatakan, dalam sebuah posting Instagram, bahwa dia telah berbicara dengan Aslin yang telah ditikam dan dipukuli dalam tahanan tetapi sekarang kondisinya cukup baik.

Aslin telah dipaksa untuk menyerah dengan rekan-rekannya pada bulan April setelah mereka kehabisan makanan dan amunisi ketika Rusia mendekati Mariupol.

Dia telah pindah ke Ukraina pada tahun 2018 dan telah bergabung dengan tentara Ukraina beberapa waktu sebelum perang.

Kabar ini dikonfirmasi Perdana menteri Inggris Liz Truss dengan mengatakan bahwa lima warga Inggris yang ditahan oleh separatis pro-Rusia di Ukraina timur telah dibebaskan.

Dia menyatakan kelegaan karena mereka dipulangkan dengan selamat, mengakhiri bulan-bulan ketidakpastian dan penderitaan bagi mereka dan keluarga mereka.

Dua orang Amerika lain juga termasuk di antara yang dibebaskan.

Mereka adalah Alexander Drueke dan Andy Tai Huynh, keduanya veteran militer AS dari Alabama yang telah mengajukan diri untuk berperang.(TribunWow.com)

Berita terkait Konflik Rusia Vs Ukraina

Tags:
Konflik Rusia Vs UkrainaUkrainaVolodymyr ZelenskyVladimir PutinAbramovichRusia
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved