Konflik Rusia Vs Ukraina
Media China Sebut Uni Eropa Paling Rugi dalam Konflik Rusia-Ukraina: Pecundang Terbesar
Ikut Amerika Serikat (AS) membantu Ukraina memerangi Rusia, pada akhirnya apapun hasil perang nanti, Uni Eropa akan tetap alami kerugian besar.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
Seperti yang diketahui Rusia menghentikan pasokan energi ke negara-negara Eropa seusai disanksi oleh AS serta Uni Eropa terkait konflik di Ukraina.
Berdasarkan keterangan Maria, kehidupan negara-negara di Uni Eropa semakin terpuruk seusai mereka mematuhi arahan AS terkait cara menanggapi isu konflik di Ukraina.
Dalam proposal yang diusulkan oleh Ukraina, Kiev ingin mendapat jaminan keamanan dari AS dan negara-negara aliansinya dalam jangka waktu yang tidak ditentukan hingga Ukraina bergabung secara resmi menjadi anggota NATO.
Pada proposal berjumlah 10 halaman ini, Ukraina juga meminta keberlangsungan suplai perlengkapan militer dari negara-negara penjamin (AS dan aliansinya).
Baca juga: Mulai Panik, Tokoh Rusia Khawatir Serangan Balasan Ukraina akan Gagalkan Operasi Khusus

Di sisi lain, Pemerintahan Presiden Rusia Vladimir Putin disebut sempat berinisiatif menghubungi Ukraina menawarkan melakukan negosiasi damai dan gencantan senjata.
Menurut keterangan pemerintah Ukraina, kejadian ini terjadi beberapa hari setelah Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky melancarkan serangan balik.
Dikutip TribunWow dari rt, seperti yang diketahui saat ini serangan balik Ukraina berhasil memukul mundur pasukan militer Rusia di beberapa wilayah di Kharkiv.
Baca juga: Akui Kalah dari Ukraina? Rusia Ungkap Alasan Tarik Mundur Pasukan Militernya dari Kharkiv
Wakil Perdana Menteri Ukraina, Olga Stefanishnya menjelaskan, saat Rusia menghubungi menawarkan negosiasi damai, pemerintah Zelensky menolak.
Stefanishnya menegaskan bahwa pemerintah Ukraina mau melakukan negosiasi damai seusai pihaknya berhasil mencapai tujuan militer mereka yakni mengusir Rusia dari Ukraina serta merebut kembali wilayah Donbass dan Krimea.
Saat ini menurut penjelasan Stefanishnya, Ukraina sedang berada di posisi unggul mengalahkan pasukan militer Rusia.
Stefanishnya menjelaskan bahwa pemerintah Ukraina optimis dapat merebut kembali wilayah yang lepas pada tahun 2014 silam yakni Krimea.
Terkait pernyataan Stefanishnya ini, pemerintah Rusia belum memberikan komentar.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov menjelaskan pada Minggu (11/9/2022) bahwa Rusia selalu terbuka untuk melakukan negosiasi damai dengan Ukraina. (TribunWow.com/Anung/Via)