Breaking News:

Konflik Rusia Vs Ukraina

Media China Sebut Uni Eropa Paling Rugi dalam Konflik Rusia-Ukraina: Pecundang Terbesar

Ikut Amerika Serikat (AS) membantu Ukraina memerangi Rusia, pada akhirnya apapun hasil perang nanti, Uni Eropa akan tetap alami kerugian besar.

Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
Sergei Supinsky/AFP
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky (kanan) dan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen membuat pernyataan setelah pembicaraan mereka di Kyiv, Ukraina, pada 11 Juni 2022. 

Seperti yang diketahui Rusia menghentikan pasokan energi ke negara-negara Eropa seusai disanksi oleh AS serta Uni Eropa terkait konflik di Ukraina.

Berdasarkan keterangan Maria, kehidupan negara-negara di Uni Eropa semakin terpuruk seusai mereka mematuhi arahan AS terkait cara menanggapi isu konflik di Ukraina.

Dalam proposal yang diusulkan oleh Ukraina, Kiev ingin mendapat jaminan keamanan dari AS dan negara-negara aliansinya dalam jangka waktu yang tidak ditentukan hingga Ukraina bergabung secara resmi menjadi anggota NATO.

Pada proposal berjumlah 10 halaman ini, Ukraina juga meminta keberlangsungan suplai perlengkapan militer dari negara-negara penjamin (AS dan aliansinya).

Baca juga: Mulai Panik, Tokoh Rusia Khawatir Serangan Balasan Ukraina akan Gagalkan Operasi Khusus

Para pimpinan negara anggota G7 melakukan pertemuan di Jerman, Minggu (26/6/2022) membahas konflik antara Rusia dan Ukraina.
Para pimpinan negara anggota G7 melakukan pertemuan di Jerman, Minggu (26/6/2022) membahas konflik antara Rusia dan Ukraina. (Tobias Schwarz/AFP)

Di sisi lain, Pemerintahan Presiden Rusia Vladimir Putin disebut sempat berinisiatif menghubungi Ukraina menawarkan melakukan negosiasi damai dan gencantan senjata.

Menurut keterangan pemerintah Ukraina, kejadian ini terjadi beberapa hari setelah Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky melancarkan serangan balik.

Dikutip TribunWow dari rt, seperti yang diketahui saat ini serangan balik Ukraina berhasil memukul mundur pasukan militer Rusia di beberapa wilayah di Kharkiv.

Baca juga: Akui Kalah dari Ukraina? Rusia Ungkap Alasan Tarik Mundur Pasukan Militernya dari Kharkiv

Wakil Perdana Menteri Ukraina, Olga Stefanishnya menjelaskan, saat Rusia menghubungi menawarkan negosiasi damai, pemerintah Zelensky menolak.

Stefanishnya menegaskan bahwa pemerintah Ukraina mau melakukan negosiasi damai seusai pihaknya berhasil mencapai tujuan militer mereka yakni mengusir Rusia dari Ukraina serta merebut kembali wilayah Donbass dan Krimea.

Saat ini menurut penjelasan Stefanishnya, Ukraina sedang berada di posisi unggul mengalahkan pasukan militer Rusia.

Stefanishnya menjelaskan bahwa pemerintah Ukraina optimis dapat merebut kembali wilayah yang lepas pada tahun 2014 silam yakni Krimea.

Terkait pernyataan Stefanishnya ini, pemerintah Rusia belum memberikan komentar.

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov menjelaskan pada Minggu (11/9/2022) bahwa Rusia selalu terbuka untuk melakukan negosiasi damai dengan Ukraina. (TribunWow.com/Anung/Via)

Berita terkait Konflik Rusia Vs Ukraina

Sumber: TribunWow.com
Tags:
Uni EropaVladimir PutinVolodymyr ZelenskyUkrainaRusiaKonflik Rusia Vs UkrainaChinaAmerika Serikat
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved