Breaking News:

Konflik Rusia Vs Ukraina

Demonstrasi Pecah di Rusia Buntut Wajib Militer Putin, Ribuan Ditangkap karena Tolak ke Ukraina

Unjuk rasa kembali berlangsung di Rusia setelah Presiden Vladimir Putin mengumumkan diadakannya wajib militer.

Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Elfan Fajar Nugroho
AFP/ Alexander Nemenov
Seorang pengunjuk rasa melakukan perlawanan saat ditangkap aparat kepolisian di Moskow, Rusia, Rabu (21/9/2022). Pengunjuk rasa tersebut melakukan aksi demo menolak wajib militer yang ditetapkan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk mengirim warga sipil ke medan perang Ukraina. 

"Kita berbicara tentang mobilisasi parsial, yaitu hanya warga negara yang saat ini berada di tentara cadangan yang akan dikenakan wajib militer, dan di atas semua itu, mereka yang bertugas di angkatan bersenjata memiliki spesialisasi militer tertentu dan pengalaman yang relevan,” katanya.

Dalam pidato yang disiarkan televisi beberapa menit setelah Putin selesai berbicara, Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu mengatakan bahwa 300.000 tentara cadangan Rusia akan dipanggil untuk bertugas sebagai bagian dari mobilisasi parsial.

Putin membenarkan keputusan tersebut dengan menggambarkan pertempuran sengit untuk wilayah Donbas di Ukraina timur dan mengklaim bahwa Barat mendorong Ukraina untuk menyerang wilayah Rusia.

"Di Washington, London, dan Brussel, mereka secara langsung mendorong Kyiv untuk mengalihkan aksi militer ke wilayah kita," kata Putin.

"Mereka berbicara tentang bagaimana semua cara yang tersedia harus digunakan untuk menghancurkan Rusia di medan perang dengan kerugian politik, ekonomi, budaya, dan semua jenis kedaulatan untuk menjarah total negara kita."

Shoigu kemudian menyambung dan berkata bahwa inilah saatnya Rusia bertarung secara langsung dengan pihak Barat.

Meskipun pada faktanya, mereka hanya berperang dengan tentara Ukraina yang menggunakan senjata dari Barat.

"Kami membunuh, membunuh dan membunuh, dan saatnya telah tiba: kami berperang dengan Barat kolektif," kata Shoigu.

Pasukan terjun payung Rusia menaiki pesawat kargo militer untuk berangkat ke Kazakhstan. Terbaru, Ukraina menawarkan pilihan damai agar tentara Rusia menyerah, Rabu (2/3/2022).
Pasukan terjun payung Rusia menaiki pesawat kargo militer untuk berangkat ke Kazakhstan. Terbaru, Ukraina menawarkan pilihan damai agar tentara Rusia menyerah, Rabu (2/3/2022). (Kementerian Pertahanan Rusia via AFP)

Baca juga: Momen Tentara Rusia Nangis saat Telepon Ibunya, Warga Ukraina Bujuk dan Sajikan Teh, Videonya Viral

Sebuah keputusan tentang mobilisasi yang kemudian diterbitkan di situs web Kremlin menyatakan bahwa kontrak tentara yang dimobilisasi tidak akan berakhir sampai akhir mobilisasi parsial.

Namun dicantumkan bahwa usia, kesehatan, dan hukuman penjara yang terdaftar sebagai pengecualian untuk menghentikan tugas mereka di medan perang.

Menurut Putin, semua orang yang akan dimobilisasi untuk berperang di Ukraina akan menerima gaji dan bonus yang sama dengan mereka yang menandatangani kontrak militer untuk bertugas di Angkatan Bersenjata dan orang-orang yang dimobilisasi akan menjalani pelatihan ekstra sebelum dikirim ke garis depan.

Dalam perkiraan resmi pertama kerugian medan perang Rusia sejak akhir Maret, Shoigu mengumumkan bahwa 5.937 tentara Rusia telah tewas di Ukraina sejak awal pertempuran.

Namun, bukti dari medan perang dan informasi yang tersedia untuk umum di Rusia menunjukkan angka sebenarnya jauh lebih tinggi.

Di sisi lain, Shoigu mengklaim pada Rabu lebih dari 61.000 tentara Ukraina telah tewas dan 49.000 terluka sejak Februari.

Namun, intelijen Barat serta laporan media independen menunjukkan angka sebenarnya jauh lebih tinggi, yakni hingga 80.000 tentara Rusia tewas atau terluka sejak awal perang.(TribunWow.com/Via)

Berita terkait Konflik Rusia Vs Ukraina

Tags:
Konflik Rusia Vs UkrainaRusiaUkrainaVladimir Putinwajib militer
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved