Konflik Rusia Vs Ukraina
Serangan Kejutan Ukraina Sukses Desak Tentara Rusia di Kharkiv, Lebih dari 1000 Km telah Dibebaskan
Kyiv melancarkan serangan kejutan di wilayah Ukraina yang diduduki Rusia dan berhasil merebut kembali sejumlah daerah.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Tiffany Marantika Dewi
Menurut administrator wilayah yang dikuasai Rusia yang ditempatkan Rusia, kemajuan Ukraina di wilayah Kharkiv dilakukan dengan sangat tajam dan cepat.
"Musuh (pasukan Ukraina) sedang ditahan sebanyak mungkin, tetapi beberapa pemukiman telah berada di bawah kendali formasi bersenjata Ukraina," kata Vitaly Ganchev, kepala pemerintahan yang didukung Rusia di wilayah Kharkiv.
Ganchev menambahkan bahwa warga sipil sedang dievakuasi dari kota Izyum, Kupiansk dan Veliky Burluk.
Di sisi lain, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan keputusan Presiden Vladimir Putin untuk mengirim bala bantuan ke Kharkiv menggarisbawahi kerugian signifikan yang dialami pasukan Rusia.
"Ada sejumlah besar pasukan Rusia yang berada di Ukraina dan sayangnya, secara tragis, secara mengerikan Presiden Putin telah menunjukkan bahwa dia akan melemparkan banyak orang ke dalamnya dengan biaya yang sangat besar bagi Rusia," kata Blinken.
Baca juga: Pastikan Putin Tak Hadir Pemakaman Ratu Elizabeth II, Media Rusia Sorot Rencana Kedatangan Joe Biden
Zelensky Gertak Pasukan Rusia untuk Kabur
Sebelumnya, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mendesak tentara Rusia untuk menyelamatkan diri.
Dilansir TribunWow.com, imbauan ini disampaikan setelah pasukannya melancarkan serangan untuk merebut kembali Ukraina selatan.
Di sisi lain, Moskow justru mengatakan telah berhasil menangkis serangan itu dan menimbulkan kerugian besar pada pasukan Kyiv.
Baca juga: Iming-imingi Warga Ukraina, Putin Tawarkan Kebebasan Tinggal di Rusia dan Bantuan Uang Bagi Lansia
Dilaporkan Al Jazeera, Selasa(30/8/2022), Ukraina mengatakan bahwa pasukan daratnya telah melakukan serangan untuk pertama kalinya setelah sebelumnya hanya melancarkan serangan udara di jalur pasokan Rusia.
Serangan darat itu terutama dilakukan di tempat penyimpanan amunisi dan jembatan di seberang Sungai Dnieper yang penting secara strategis.
"Jika mereka ingin bertahan, sudah waktunya bagi militer Rusia untuk melarikan diri. Pulanglah," kata Zelensky dalam pidato rutinnya.
"Ukraina mengambil kembali (tanahnya) sendiri," katanya, menambahkan bahwa dia tidak akan mengungkapkan rencana pertempuran Kyiv.
Sebagai tanggapan, Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan pada hari Selasa bahwa Rusia secara metodis melanjutkan rencananya di Ukraina.
"Semua tujuan kami akan tercapai," tegas Peskov.

Baca juga: Kerahkan 50 Ribu Tentara, Rusia dan China akan Gelar Latihan Militer di Tengah Konflik Ukraina