Konflik Rusia Vs Ukraina
Serangan Balasan Berhasil, Zelensky Umumkan Sukses Rebut 3 Wilayah Ukraina dari Tangan Rusia
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengumumkan perkembangan serangan balasan terhadap pasukan Rusia.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan pasukannya berhasil mengambil alih sejumlah wilayah yang diduduki Rusia.
Dilansir TribunWow.com, Zelensky menyebutkan militernya telah merebut dua wilayah pemukiman di selatan Ukraina, dan wilayah ketiga di sebelah timur.
Selain itu, ada pula wilayah tambahan di timur negara tersebut.
Baca juga: Pemerintahan Zelensky Ancam Penjara Warga Ukraina di Wilayah Kekuasaan Rusia jika Lakukan Ini
Seperti dilaporkan Al Jazeera, Senin (5/9/2022), Zelensky tidak mengatakan dengan tepat kapan dan wilayah mana saja yang sudah diambil kembali.
Ia hanya mengatakan telah menerima laporan bagus pada pertemuan pada hari Minggu dari komandan militer dan kepala intelijennya.
Dalam pidato video malamnya, Zelensky berterima kasih kepada pasukannya karena membebaskan sebuah pemukiman di wilayah Donetsk timur.
Selain itu juga karena telah mengambil wilayah timur di arah Lysychansk-Siversk dan membebaskan dua area di selatan.

Baca juga: Konflik Memanas antara Zelensky dan Militernya, Presiden Belarus pro Rusia Bongkar Internal Ukraina
Kyrylo Tymoshenko, wakil kepala kantor kepresidenan, sebelumnya memposting gambar tentara yang mengibarkan bendera Ukraina di sebuah desa.
Dijelaskan bahwa para prajurit itu berada di wilayah selatan yang menjadi fokus utama serangan balasan untuk Rusia.
"Vysokopilly. wilayah Kherson. Ukraina. Hari ini,” tulis Tymoshenko di Facebook.
Ia membagikan foto tiga tentara di atas atap, di mana salah satunya memasang bendera Ukraina di sebuah tiang.
Sebagai informasi, Ukraina memulai serangan balasan pekan lalu yang menargetkan daerah selatan, khususnya wilayah Kherson, yang direbut Rusia pada awal konflik.
Kata staf umum Ukraina pada hari Senin, Setelah penembakan intensif pasukan Ukraina terhadap kelompok pasukan Rusia di wilayah tersebut, Rusia telah melarang pergerakan penduduk, melarang mereka untuk menyeberangi Sungai Dnipro.
Dalam pernyataan tersebut, dikatakan bahwa Rusia telah meluncurkan 25 serangan rudal, dan lebih dari 22 serangan udara, terhadap sasaran militer dan sipil di Ukraina dalam 24 jam terakhir.
Pasukan Presiden Rusia Vladimir Putin dilaporkan masih terus mempertahankan fokusnya untuk membangun kendali penuh atas wilayah Donetsk.
Baca juga: Ditanya soal Krisis akibat Konflik Rusia, Istri Zelensky Bandingkan Nasib Ukraina dengan Inggris
Zelensky Gertak Pasukan Rusia untuk Kabur
Sebelumnya, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mendesak tentara Rusia untuk menyelamatkan diri.
Dilansir TribunWow.com, imbauan ini disampaikan setelah pasukannya melancarkan serangan untuk merebut kembali Ukraina selatan.
Di sisi lain, Moskow justru mengatakan telah berhasil menangkis serangan itu dan menimbulkan kerugian besar pada pasukan Kyiv.
Baca juga: Iming-imingi Warga Ukraina, Putin Tawarkan Kebebasan Tinggal di Rusia dan Bantuan Uang Bagi Lansia
Dilaporkan Al Jazeera, Selasa(30/8/2022), Ukraina mengatakan bahwa pasukan daratnya telah melakukan serangan untuk pertama kalinya setelah sebelumnya hanya melancarkan serangan udara di jalur pasokan Rusia.
Serangan darat itu terutama dilakukan di tempat penyimpanan amunisi dan jembatan di seberang Sungai Dnieper yang penting secara strategis.
"Jika mereka ingin bertahan, sudah waktunya bagi militer Rusia untuk melarikan diri. Pulanglah," kata Zelensky dalam pidato rutinnya.
"Ukraina mengambil kembali (tanahnya) sendiri," katanya, menambahkan bahwa dia tidak akan mengungkapkan rencana pertempuran Kyiv.
Sebagai tanggapan, Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan pada hari Selasa bahwa Rusia secara metodis melanjutkan rencananya di Ukraina.
"Semua tujuan kami akan tercapai," tegas Peskov.

Baca juga: Kerahkan 50 Ribu Tentara, Rusia dan China akan Gelar Latihan Militer di Tengah Konflik Ukraina
Serangan balik Ukraina terjadi setelah beberapa minggu terjebak dalam perang yang telah menewaskan ribuan orang, menelantarkan jutaan orang, menghancurkan kota-kota dan memicu krisis energi dan pangan global di tengah sanksi ekonomi Barat yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Rusia.
Rusia merebut sebagian besar wilayah selatan Ukraina dekat pantai Laut Hitam pada minggu-minggu awal perang enam bulan, termasuk di wilayah Kherson, yang terletak di utara Semenanjung Krimea yang dicaplok Rusia.
Ukraina, yang sekarang dipersenjatai dengan senjata canggih yang dipasok Barat, menganggap merebut kembali wilayah itu sebagai hal yang penting.
Hal ini dinilai dapat mencegah upaya Rusia merebut lebih banyak wilayah lebih jauh ke barat yang pada akhirnya dapat memutus aksesnya ke Laut Hitam.
Oleksiy Arestovych, penasihat senior presiden Ukraina, mengatakan pertahanan Rusia di Kherson telah diterobos dalam beberapa jam.
Namun tidak jelas garis pertahanan Rusia mana yang dia maksud.
Arestovych juga mengatakan pasukan Ukraina menembaki feri yang digunakan Rusia untuk memasok pasukannya di tepi barat Dnieper.
Natalia Humeniuk, juru bicara militer Ukraina, pada hari Selasa mengatakan Kyiv dapat menghancurkan jembatan ponton di seberang sungai yang coba dibangun oleh Rusia atau menyeberanginya.
"Seluruh area di mana penyeberangan seperti itu dapat dibangun berada di bawah kendali kami dan (setiap struktur baru) akan diserang," kata Humeniuk.
Inggris, sekutu Ukraina, mengatakan pada hari Selasa bahwa Kyiv telah meningkatkan serangan artileri di seluruh front selatan, tetapi itu belum mungkin untuk mengkonfirmasi sejauh mana kemajuan teritorial Ukraina.
Vitaliy Kim, gubernur wilayah Mykolaiv dekat dengan garis depan utara Kherson, membeberkan harapan pembebasan daerahnya dari cengkeraman Rusia.
"Pertempuran sengit sedang terjadi. Militer kami bekerja sepanjang waktu. Pembebasan wilayah Kherson akan segera datang," ujar Kim.
Laporan, gambar, dan rekaman yang belum diverifikasi di media sosial menunjukkan pasukan Ukraina mungkin telah merebut kembali beberapa desa dan menghancurkan beberapa target Rusia di selatan.(TribunWow.com/Via)