Konflik Rusia Vs Ukraina
Ditanya soal Krisis akibat Konflik Rusia, Istri Zelensky Bandingkan Nasib Ukraina dengan Inggris
Anda menghitung uang kami menghitung nyawa, ucapan ini disampaikan oleh istri dari Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky saat ditanya soal krisis.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
Namun Trukhanov menyebut solusi harus dicari di meja negosiasi bukan di medan perang.
"Nyawa jutaan orang dalam pertaruhan," ujar Trukhanov.
"Penting untuk melakukan negosiasi langkah demi langkah, untuk mencari kompromi secara bertahap, menghindari konfrontasi," kata dia.
Trukhanov turut berpendapat bahwa Presiden Zelensky telah membuat sejumlah blunder atau kesalahan selama menjabat.
Ia mengkritisi pemerintahan pusat Ukraina yang terlalu fokus memperkuat Kiev/Kyiv atau Ibu Kota Ukraina saja.
Trukhanov mengungkit minimnya wewenang pemerintah daerah yang menyebabkan wilayah di luar Ibu Kota tidak bisa bekerja maksimal.
Selanjutnya Trukhanov menceritakan bahwa Ukraina dan Rusia pada dasarnya saling terhubung dari sisi sejarah, budaya, bahasa, agama hingga tradisi.
Meskipun mendukung terjadinya negosiasi, Trukhanov tetap mengkritisi dan memprotes keras operasi militer spesial yang dilakukan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin.
Baca juga: Iming-imingi Warga Ukraina, Putin Tawarkan Kebebasan Tinggal di Rusia dan Bantuan Uang Bagi Lansia
Upaya Putin Ambil Jalan Damai sebelum Konflik
Di sisi lain, eks Presiden Rusia Dmitry Medvedev menyebut operasi militer di Ukraina terpaksa dilakukan sebab kepentingan negara Rusia telah dalam kondisi terancam.
Medevedev menyebut pemerintahan Presiden Rusia Vladimir Putin tidak akan melakukan operasi militer di Ukraina jika kepentingan negara Rusia tidak terancam.
Dikutip TribunWow dari Tass, pernyataan ini disampaikan oleh Medvedev pada Jumat (26/8/2022).
Baca juga: Eks Presiden Rusia Prediksi Pasukan Militer Ukraina akan Kudeta Pemerintahan Zelensky demi Hal Ini
"Mereka sudah dalam ancaman. Kepentingan vital Rusia sudah terancam," ujar Medvedev.
"Itulah sebabnya operasi militer khusus dilakukan untuk mempertahankan Donbass, demiliterisasi angkatan bersenjata Ukraina dan untuk mendenazifikasi negara itu," sambungnya.
Medvedev menjelaskan, sebelumnya pemerintah Rusia sempat mencoba berunding dengan pemerintah Ukraina berkali-kali.