Konflik Rusia Vs Ukraina
Kematian Eks Presiden Uni Soviet Mikhail Gorbachev Diduga Dipicu Trauma atas Konflik Rusia - Ukraina
Eks Presiden Uni Soviet Mikhail Gorbachev meninggal dunia diduga karena dipengaruhi kondisi psikologis akibat konflik Rusia Vs Ukraina.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - Mikhail Gorbachev, pemimpin Uni Soviet terakhir, dikejutkan dan dibingungkan oleh konflik Ukraina di bulan-bulan sebelum dia meninggal.
Dilansir TribunWow.com, ia secara psikologis hancur dalam beberapa tahun terakhir oleh memburuknya hubungan Moskow dengan Kyiv.
Seperti dilaporkan Al Jazeera, Jumat (2/9/2022), hal ini diungkap oleh Pavel Palazhchenko, penerjemah yang bekerja dengan mendiang presiden Soviet selama 37 tahun.
Baca juga: Badan Energi Atom PBB Tiba di PLTN Terbesar Ukraina, Bawa Misi Penting di Tengah Invasi Rusia
Ia selalu berada di sisi Gorbachev dalam berbagai pertemuan puncak Amerika Serikat-Soviet.
Palazhchenko sempat berbicara kepada Gorbachev beberapa minggu yang lalu melalui telepon.
Ia dan rekan yang lainnya mengaku terkejut oleh betapa traumanya Gorbachev dengan berbagai peristiwa di Ukraina.
"Bukan hanya operasi militer yang dimulai pada 24 Februari, tetapi seluruh evolusi hubungan antara Rusia dan Ukraina selama beberapa tahun terakhir benar-benar merupakan pukulan besar baginya. Itu benar-benar menghancurkannya secara emosional dan psikologis," kata Palazhchenko dalam sebuah wawancara.
"Sangat jelas bagi kami dalam percakapan kami dengannya bahwa dia terkejut dan bingung dengan apa yang terjadi karena berbagai alasan."
"Dia percaya tidak hanya pada kedekatan orang-orang Rusia dan Ukraina, dia percaya bahwa kedua negara itu berbaur."

Baca juga: Gencarkan Serangan Balasan, Zelensky Gertak Pasukan Rusia untuk Segera Kabur dari Ukraina
Sebagaimana diketahui, Presiden Rusia Vladimir Putin mengirim puluhan ribu tentara ke Ukraina pada 24 Februari dalam apa yang disebutnya 'operasi militer khusus'.
Diklaim bahwa tujuannya adalah untuk memastikan keamanan Rusia terhadap aliansi militer NATO yang berkembang dan untuk melindungi penutur bahasa Rusia.
Kyiv mengatakan pihaknya membela diri dari perang agresi gaya kekaisaran yang tidak beralasan.
Barat, sementara itu, memberlakukan sanksi besar-besaran terhadap Moskow untuk mencoba membuat Putin menarik pasukannya kembali.
Baca juga: Konflik Memanas antara Zelensky dan Militernya, Presiden Belarus pro Rusia Bongkar Internal Ukraina
Rusia Ingin Gulingkan Zelensky