Polisi Tembak Polisi
Mahfud MD Blak-blakkan Komplotan Irjen Sambo Datang dari Daerah ke Jakarta demi Kasus Brigadir J
Menko Polhukam Mahfud MD membeberkan soal terlibatnya komplotan Irjen Sambo dalam kasus pembunuhan Brigadir J.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Elfan Fajar Nugroho
TRIBUNWOW.COM - Saat ini total ada 35 polisi terbukti melakukan pelanggaran etik terkait kasus pembunuhan Nofriansyah Hutabarat alias Brigadir J yang diotaki oleh mantan Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo.
Dari 35 polisi tersebut, nantinya akan dibagi menjadi tiga kelompok yakni, mereka yang melakukan pembunuhan berencana, mereka yang menghalang-halangi pengusutan kasus (obstruction of justice), dan mereka yang berfungsi sebagai petugas teknis.
Dikutip TribunWow dari Tribunnews, Menko Polhukam menjelaskan, mendapat informasi bahwa komplotan Irjen Sambo rela datang dari daerah ke Jakarta demi membantu menutupi kasus Brigadir J.
Baca juga: 4 Kali Bahas Kasus Pembunuhan Brigadir J, Jokowi Akui Selalu Dapat Update dari Kapolri dan Mahfud MD
"Yang saya dengar memang di Polri itu terjadi tarik-menarik yah. Bahkan grupnya Sambo itu konon dari daerah-daerah meskipun enggak ada tugas di Jakarta datang ngawal ke situ menghalang, upaya menghilangkan jejak itu dan menghalang-halangi penyidikan," kata Mahfud dikutip dari YouTube Akbar Faizal Uncensored, Kamis (18/8/2022). TribunWow.com telah mendapat izin untuk mengutipnya.
Mahfud menjelaskan, bahkan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo semapt dipanggil oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) terkait kasus Brigadir J.
"Terus presiden memanggil Kapolri diberi tahu supaya selesaikan. Sesudah Kapolri berikutnya saya, terpisah. Saya dengan Pak Pramono Anung," ujar Mahfud.
Mahfud bercerita, ketika menemui Jokowi, dirinya diminta agar kasus segera diumumkan jangan ditunda-tunda.
"Ada petunjuk Pak? 'Iya. Itu soal Kapolri itu kenapa lama-lama gitu. Sampaikan ke Kapolri bahwa saya percaya kepada Kapolri bisa menyelesaikan ini masalah sederhana kok tapi jangan lama-lama segera diumumkan, gitu kan," ungkap Mahfud menirukan ucapan Jokowi.
Mahfud menjelaskan, setelah mendapat pesan dari Jokowi, dirinya sempat berkomunikasi dengan Ketua Harian Kompolnas Benny Mamoto terkait kasus Brigadir J.
"Terus saya komunikasikan ke Pak Benny Mamoto, tolong dong komunikasikan ke Kapolri. Terus tengah malam Kapolri kontak saya, WA tengah malam gitu. Pak Menko Alhamdulillah ini sudah terang benderang semua dan sudah ketemu," ungkap Mahfud.
Baca juga: VIDEO Kuasa Hukum Minta Jokowi Jadikan Brigadir J sebagai Pahlawan Kepolisian, Ini Alasannya
Jokowi: Saya Sudah 4 Kali Berbicara
Kasus pembunuhan Nofriansyah Hutabarat alias Brigadir J mendapat perhatian dari Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).
RI 1 tercatat sebanyak empat kali berkomentar di depan publik soal kasus pembunuhan Brigadir J yang ternyata diotaki oleh mantan Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo.
Dikutip TribunWow dari YouTube metrotvnews, Jokowi menyampaikan saat ini dirinya tidak perlu lagi berbicara soal kasus Brigadir J.

Baca juga: Istri Irjen Sambo Sebenarnya Diuntungkan jika Cepat Beri Pengakuan soal Kasus Pembunuhan Brigadir J
Jokowi menyerahkan pengusutan kasus kepada Polri.
"Saya sudah empat kali berbicara mengenai ini, masalah kita yang lain kan juga banyak," ujar Jokowi dalam wawancara spesial metrotv, Rabu (17/8/2022).
Jokowi menjelaskan, dirinya sempat berkali-kali berkomentar soal kasus ini agar masyarakat bisa terus percaya kepada Polri.
"Sejak awal saya sampaikan agar kasus ini diusut dan dituntaskan," kata Jokowi.
"Dan juga agar kepercayaan masyarakat terhadap Polri tidak terganggu," jelasnya.
Di sisi lain, Ketua Indonesia Police Watch (IPW), Sugeng Teguh Santosa mengatakan adanya pergerakan untuk mendukung Irjen Ferdy Sambo.
Dilansir TribunWow.com, diduga aksi tersebut dilakukan sejumlah polisi dengan cara memberikan perlawanan pada kinerja Timsus bentukan Kapolri Listyo Sigit Prabowo, dalam mengungkap kasus pembunuhan Brigadir J.
Sugeng mengatakan bahwa dirinya juga ikut menjadi sasaran pemantauan oleh pihak terkait.

Baca juga: IPW Beri Pesan pada Listyo Sigit Prabowo: Pak Kapolri Ini Serius, Ada Geng Mafia di Institus Anda
Hal ini dibeberkannya melalui tayangan wawancara di kanal YouTube tvOneNews, Selasa (16/8/2022).
Menurut Sugeng, upaya perlawanan tersebut diduga akan menyerang nama baik anggota tim tersebut.
Adapun tim bentukan Kapolri pada Selasa (12/7/2022) itu beranggotakan Wakapolri Komjen Gatot Eddy Pramono dibantu Irwasum Polri Komjen Agung Budi Maryoto.
Selain itu juga Kabareskrim Polri Komjen Agus Andrianto, Kabaintelkam Polri Komjen Ahmad Dofiri, serta Asisten Kapolri bidang SDM (As SDM) Irjen Wahyu Widada.
"IPW mendapatkan informasi bahwa ada upaya-upaya 'perlawanan' kepada Timsus," ungkap Sugeng.
"Menyerang utamanya kepada pribadi-pribadi di Timsus, melalui pendiskreditan nama baik dan segala macam."
"Ada informasi masuk dan ada sedikit data pada kami."

Baca juga: Kapolri Lakukan Pembersihan Buntut Kasus Brigadir J, 56 Polisi Diperiksa, 11 Pejabat Polri Diamankan
IPW menyebut adanya pergerakan mencurigakan dari sekitar 20 orang polisi jelang pemanggilan Ferdy Sambo.
"Pada hari ketika saya mendapat informasi sebetulnya ada pemantauan pada FS, sebelum hari Sabtu itu diperiksa tim khusus di Kabareskrim, ada pergerakan 20 orang yang di luar kendali pimpinannya terlibat dalam komunikasi mendukung FS," bongkar Sugeng.
"Ini polisi ya, kalau warga sipil enggak ada soal. (Pergerakan terjadi-red) sekitar tanggal 3 atau tanggal 4, hari Jumat sebelum Pak FS dipanggil pagi pukul 08.00 WIB ke Bareskrim. Kemudian terjadi pergerakan penebalan keamanan dari Mako Brimob."
Sugeng menyatakan ia tak tahu menahu apakah pergerakan di tubuh Polri tersebut masih terjadi hingga hari ini.
Namun, ia sebagai orang yang aktif berkomentar terkait kasus ini juga diinformasikan telah diawasi pihak tertentu.
"Pertanyaannya, apakah 'perlawanan' masih terjadi? Saya tidak tahu," tutur Sugeng.
"Saya hanya mendapat informasi terhadap saya juga ada orang yang sedang mengintai, saya serahkan pada Tuhan saja," tandasnya.(TribunWow.com/Anung/Via)