Polisi Tembak Polisi
Kawal Ferdy Sambo, Sosok Ajudan Bertato Jadi Sorotan, Ternyata Rekan Skuad Lama Brigadir J
Sosok ajudan yang sempat mengawal ketika Ferdy Sambo datang ke Bareskrim Mabes Polri pada Kamis (4/8/2022).
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Orang-orang di lingkaran Eks Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo menjadi sorotan publik.
Dilansir TribunWow.com, satu diantaranya adalah sosok ajudan yang sempat mengawal ketika Ferdy Sambo datang ke Bareskrim Mabes Polri pada Kamis (4/8/2022).
Ajudan dengan tubuh tinggi besar tersebut tampak menghalangi awak media yang mengerubungi Ferdy Sambo.
Baca juga: Ferdy Sambo Ternyata Bukan Ditangkap atau Dijadikan Tersangka, Berikut Keterangan Polisi
Terlihat tangannya yang menjulur dipenuhi tato bergambar kepala singa dan beberapa tanda lain yang tertutupi lengan baju.
Ia juga berdiri di samping atasannya untuk pasang badan dan membuka jalan.
Setelah ditelusuri, rupanya sosok ajudan tersebut adalag Bripka Matius Marley yang berasal dari Papua.
Ia merupakan ajudan yang sudah bekerja cukup lama pada Ferdy Sambo.
Matius Marley merupakan rekan Brigadir Nofriansyah Yosua alias Brigadir J yang juga dekat dengan Ferdy Sambo.
Saat berfoto bersama seluruh ajudan, tampak Matius Marley yang berdiri sejajar dengan Brigadir J.
Pria dengan brewok lebat tersebut berdiri tepat di belakang Ferdy Sambo, memperlihatkan kedekatan hubungan mereka.
Dikutip dari Tribunnews.com, Matius Marley berasal dari Papua dan beristri wanita asal Ambon, Maluku.
Ia dikabarkan memiliki 4 anak yang masih kecil.
Adapun terkait perkara kematian Brigadir J, Matius Marley dan keenam rekan lainnya sudah menjalani pemeriksaan.
Dikutip dari Facebook Roslin Emika, para ajudan Ferdy Sambo itu antara lain Bripka Lukas Ricky, Brigadir Romer, Briptu Daden, Bripka Matius Marey, Bharatu Prayogi, Bharada Richard Eliezer (Bharada E), dan Bharada Sadam.

Namun, ketika memeriksa para ajudan Irjen Ferdy Sambo tersebut, Komnas HAM menemui sejumlah kejanggalan.
Dilansir TribunWow.com, menurut Ketua Komnas HAM, Ahmad Taufan Damanik, tujuh ajudan tersebut memberi keterangan yang berbeda.
Bahkan, beberapa dari mereka melakukan aksi tutup mulut dengan hanya mengaku tidak tahu.
Sebagaimana diketahui, dalam upaya membongkar kasus tewasnya Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J, Komnas HAM melakukan penyidikan independen.
Untuk itu, pihaknya meminta keterangan dari sejumlah saksi terkait, antara lain rekan ajudan Brigadir J.
Komnas HAM sempat juga meminta keterangan mengenai barang bukti CCTV di rumah dinas yang dikatakan telah rusak.
Namun pihaknya justru mendapatkan jawaban yang simpang siur.
"Sebagian enggak tahu, tapi sebagian mengatakan banhwa itu sudah rusak sebelumnya," kata Taufan melalui tayangan di kanal YouTube metrotvnews.com, Jumat (5/8/2022).
"Kan tidak sama dengan keterangan sebelumnya. Makanya kita timbul pertanyaan, ada apa?"
"Apakah ini memang misinformasi di antara mereka, atau sesuatu."
Baca juga: Ancam Lapor Presiden, Komnas HAM Pertanyakan Kerusakan CCTV Rumah Ferdy Sambo: Apa Penyebabnya?
Taufan menerangkan bahwa seorang ajudan mengatakan bahwa CCTV di rumah dinas tersebut rusak karena tersambar petir.
Namun, ajudan lain mengatakan bahwa barang bukti penting itu sudah sejak lama rusak dan tak bisa dipergunakan.
"Satu bilang katanya disambar petir, satu lagi bilang, 'Oh enggak, itu sudah sejak bulan lalu rusak'," beber Taufan.
Hal ini tentu menghambat proses pemeriksaan oleh Komnas HAM.
Apalagi untuk membuktikan bahwa istri Ferdy Sambo benar dilecehkan Brigadir J atau tidak.
"Kan pusing kita. Sementara kita ingin mencari kejelasan dalam kasus ini."
"Harus dijawab apakah pelecehan itu betul terjadi, sebab sekarang saudara Yosua sudah meninggal dunia, ibu PC adalah satu-satunya sumber informasi itu."
Sosok Polisi Diduga Ancam Bunuh Brigadir J
Sosok polisi yang diduga telah mengancam akan melakukan pembunuhan pada Brigadir Nopriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J.
Dilansir TribunWow.com, tudingan itu dibuktikan dengan tangkapan layar saat Brigadir J menghubungi kekasihnya, Vera Simanjuntak.
Dalam potongan gambar dari video call tersebut, Brigadir J disebut sedang menangis ketakutan.
Baca juga: Tangan Kiri Patah hingga Luka di Jari, Ini Kondisi Jenazah Brigadir J Versi Dokter Keluarga
Seperti dilaporkan Wartakota.com, Kamis (28/7/2022) kuasa hukum keluarga Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak, membagikan potret tersebut.
Ia sebelumnya mengunggah foto itu melalui akun media sosial miliknya.
Dijelaskan bahwa Brigadir J sedang mencurahkan rasa cemasnya pada sang kekasih, Vera.
Ajudan Kadiv Propam nonaktif Irjen Ferdy Sambo itu dikatakan mendapat ancaman pembunuhan dari rekan sesama ajudan.
Ketika dikonfirmasi, Kamaruddin membenarkan bahwa sosok yang mengancam itu adalah rekan sesama polisi.
Namun, sosok tersebut bukanlah Bharada E yang disebut terlibat baku tembak dengan korban.
Pelaku adalah ajudan yang berinisial D, yang sudah lama bekerja bersama Brigadir J.
Diduga, sosok tersebut adalah Brigadir Daden Miftahul Haq yang merupakan rekan korban.
"Squad lama itu inisial D, berpangkat Brigadir," beber Kamaruddin melalui pesan singkat, Kamis (28/7/2022).

Baca juga: Bharada E Tenang saat Diinterogasi soal Brigadir J, Komnas HAM: Enggak 100 Persen Stabil
Jawaban ini menerangkan unggahan dan penuturan Kamaruddin sebelumnya mengenai pelaku pengancaman.
Dalam keterangan lalu, sang kuasa hukum mengaku sudah mengantongi nama pengancam Brigadir J.
Ia mengatakan mendiang pernah meminta kekasihnya, Vera, untuk mencari pria lain sebagai penggantinya.
Brigadir J sampai menangis ketakutan dan merasa akan dibunuh oleh squad lama yang sudah mengancamnya.
Bukti digital yang disampaikan Kamaruddin itu pertama kali diungkap pada Sabtu (23/7/2022).
"Kami sudah menemukan jejak digital dugaan pembunuhan berencana," kata Kamaruddin dalam kanal YouTube Tribun Jambi.
"Sudah ada rekaman elektronik di mana almarhum saking takutnya, di bulan Juni 2022, dia sampai menangis," imbuhnya
Kamaruddin enggan memberi rincian mengenai bukti terbaru itu.
Ia hanya menyinggung bahwa ancaman pembunuhan pada Brigadir J terus dilakukan oleh seseorang hingga berakhir pada kejadian nahas di hari Jumat (8/7/2022).
"(Berupa-red) rekaman elektronik, nanti teknisnya pada saatnya akan kami ungkap," ujar Kamaruddin.
"Kemudian ancaman pembunuhan itu berlanjut terus, hingga satu hari menjelang pembantaian."(TribunWow.com/Via)
Sebagian artikel ini diolah dari Tribunnews.com dengan judul Ajudan Ferdy Sambo yang Brewokan dan Tangan Bertato Jadi Sorotan, Ternyata Bukan Polisi Sembarangan