Breaking News:

Polisi Tembak Polisi

Bharada E Tenang saat Diinterogasi soal Brigadir J, Komnas HAM: Enggak 100 Persen Stabil

Komnas HAM membeberkan sikap Bharada E ketika dimintai keterangan terkait dugaan pembunuhan Brigadir J.

Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Lailatun Niqmah
Tribunnews/ Rizki Sandi Saputra
Aide de camp (ADC) atau ajudan Irjen pol Ferdy Sambo yang diduga terlibat baku tembak dengan Brigadir J, yakni Bharada E (kemeja hitam), tiba di Kantor Komnas HAM, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (26/7/2022). Terbaru, Komnas HAM beberkan kondisi Bharada E saat diinterogasi, Rabu (27/7/2022). 

TRIBUNWOW.COM - Sosok Bhayangkara Dua Richard Eliezer alias Bharada E menjadi sorotan setelah pertama kali tampil di publik pada Selasa (26/7/2022).

Dilansir TribunWow.com, ajudan Kadiv Propam Polri nonaktif Irjen Ferdy Sambo itu memenuhi panggilan Komnas HAM untuk diperiksa.

Ia dimintai keterangan setelah diduga terlibat baku tembak hingga menewaskan rekan sesama ajudan, Brigpol Nopriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J.

Baca juga: Eksklusif, Ayah Brigadir J Ungkap Momen Pertama Lihat Jenazah Anaknya: Luka di Wajah Enggak Wajar

Ketika dimintai keterangan, Bharada E disebut bisa bersikap dengan tenang.

Bahkan, ia bisa memberikan kronologi kejadian secara mendetail dan menceritakan insiden pada Jumat (8/7/2022) itu.

"Saya beberapa belas menit ngomong-ngomong dengan dia sebelum pemeriksaan resminya dimulai," kata Ketua Komnas HAM, Ahmad Taufan Damanik dikutip dari kanal YouTube KOMPASTV, Rabu (27/7/2022).

"Kesan saya, dia cukup tenang, ketika memberikan keterangan pun dia runtut menjelaskan keterangan-keterangan itu, seperti apa kejadiannya, dimulainya kasus bagaimana."

"Bahkan ketika ada beberapa hal yang harus disimulasikan, dia bisa melakukannya dengan baik."

Meski begitu, Taufan menyoroti bahwa Bharada E mengalami dampak tertentu akibat kasus tersebut.

Ia menilai Bharada E tampak tidak stabil karena mengetahui bahwa dirinya menjadi sorotan banyak pihak.

Ketua Komnas HAM, Ahmad Taufan Damanik. Terbaru, Taufan menjelaskan sikap Bharada E saat dimintai keterangan terkait tewasnya Brigadir J, Rabu (27/7/2022).
Ketua Komnas HAM, Ahmad Taufan Damanik. Terbaru, Taufan menjelaskan sikap Bharada E saat dimintai keterangan terkait tewasnya Brigadir J, Rabu (27/7/2022). (YouTube KompasTV)

"Tetapi tentu saja kalau saya katakan dia seratus persen stabil ya enggaklah, namanya juga orang yang terlibat kasus besar," tutur Taufan.

"Saya tanya, 'Kamu tahu enggak kalau ini menjadi perhatian nasional, disiarkan oleh media?', dia jawab dia tahu."

Rupanya, Bharada E sendiri mengikuti tayangan tentang kasus yang melibatkan dirinya di televisi.

Ia juga sempat menonton video saat akan mendatangi Komnas HAM, di mana banyak wartawan sudah menunggunya.

Mendapat eksposure yang begitu besar, Bharada E dinilai memiliki kekhawatiran tersendiri.

Namun, Taufan kembali menekankan bahwa rekan Brigadir J itu bisa memberi keterangan dengan baik.

"Kalau kemudian saya bilang orang ini seratus persen stabil ya pasti enggaklah, adalah kecemasan. Saya juga menangkap dari ekspresinya," terang Taufan.

"Tapi sekali lagi, dia cukup tenang untuk menjelaskan informasi, keterangan, atau fakta-fakta yang tersedia."

Baca juga: Periksa Digital Forensik CCTV hingga HP Brigadir J dan Ferdy Sambo, Berikut Keterangan Komnas HAM

Lihat tayangan selengkapnya dari menit ke- 02.50:

Keluarga Ragukan Bharada E sebagai Pelaku Tunggal

Sebelumnya, kuasa hukum keluarga Brigpol Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J menyangsikan atau meragukan kronologi kematian korban.

Dilansir TribunWow.com, pihaknya meyakini bahwa pelaku yang menewaskan Brigadir J bukan hanya satu orang seperti dikatakan Mabes Polri.

Ditemui saat memasukkan laporan di Bareskrim Polri, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (18/7/2022), pengacara Kamaruddin Simanjuntak memberikan penjelasan.

Dalam kesempatan tersebut, keluarga diwakili pengacara melaporkan tiga dugaan terkait pembunuhan berencana, penggelapan, dan peretasan.

Adapun tersangka yang dilaporkan dalam lidik karena keluarga tidak mau tergesa-gesa menuding pihak yang mungkin tidak bersalah dalam hal ini Bharada E.

"Hampir tidak mungkin yang bersangkutan (Bharada E-red) melakukan ini. Atau setidak-tidaknya menurut perkiraan kami ada terdiri dari beberapa orang, bukan hanya satu orang atau dua orang," beber Kamaruddin dikutip kanal YouTube KOMPASTV, Selasa (19/7/2022).

Berdasar sejumlah luka di sekujur tubuh Brigadir J, pihak kuasa hukum menyimpulkan adanya tindak penganiayaan dari sejumlah pelaku.

"Ada yang berperan (memegang-red) pistol, ada yang berperan memukul, ada yang berperan melukai dengan senjata tajam, bahkan mungkin dengan sangkur atau dengan laras panjang."

Berangkat dari penemuan luka-luka sayatan, memar, bekas jahitan dan senjata tajam di tubuh Brigadir J itu, keluarga meyakini kemungkinan tindak pembunuhan berencana.

"Jadi dengan banyaknya luka, maka kami sangat yakin ini adalah pembunuhan berencana," tegas Kamaruddin.

Tempat kejadian perkara (TKP) kasus baku tembak antara Brigadir J dan Bharada E alias RE, sekaligus TKP kasus pelecehan seksual yang dilakukan oleh Brigadir J terhadap Putri Candrawati selaku istri Irjen Sambo di kediaman Kadiv Propam Polri Irjen Pol Ferdy Sambo di kompleks Polri di Duren Tiga, Jakarta Selatan.
Tempat kejadian perkara (TKP) kasus baku tembak antara Brigadir J dan Bharada E alias RE, sekaligus TKP kasus pelecehan seksual yang dilakukan oleh Brigadir J terhadap Putri Candrawati selaku istri Irjen Sambo di kediaman Kadiv Propam Polri Irjen Pol Ferdy Sambo di kompleks Polri di Duren Tiga, Jakarta Selatan. (YouTube Kompas.com)

Ia juga mengungkit perkataan Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan yang menyebut adanya insiden baku tembak.

Dalam hal ini, Kamaruddin mencium kejanggalan di mana Brigadir J yang merupakan seorang sniper atau penembak jitu melepaskan 7 peluru yang semuanya meleset.

Di sisi lain, Bharada E yang melepas 5 tembakan justru berhasil menciptakan tujuh lubang peluru di tubuh mendiang.

"Penjelasan dari Karo Penmas Polri adalah tembak menembak, katanya satu orang menembakkan tujuh peluru. Yang menembak ini adalah sniper, tapi tidak kena," beber Kamaruddin.

"Tetapi ada yang tembak balik yang katanya Bharada E, tembakannya lima kali, kena empat kali, menghasilkan tujuh lubang. Ini ajaib, harus diperiksa dulu jenis senjata apa ini." (TribunWow.com/Via)

Berita lain terkait

Tags:
Bharada EBrigadir JKomnas HAMPolisi Tembak PolisiBaku TembakIrjen Ferdy Sambo
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved