Konflik Rusia Vs Ukraina
Sanksi Tak Mempan, Jubir Putin Sebut Barat Sudah Kehabisan Akal untuk Menekan Rusia
Juru bicara kepresidenan Rusia, Dmitry Peskov menyebut pihak Barat kesulitan menghentikan Rusia.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Lailatun Niqmah
Dilansir TribunWow.com dari kanal media Aljazeera, Kamis (10/3/2022), Putin mengatakan tidak ada alternatif untuk apa yang disebut Rusia sebagai operasi militer khusus di Ukraina.
Ia tegas mengatakan Rusia bukanlah negara yang akan mengkompromikan kedaulatannya hanya untuk semacam keuntungan ekonomi jangka pendek.
"Sanksi ini akan dikenakan dalam hal apa pun," kata Putin dalam pertemuan dengan jajaran pemerintahan Rusia pada hari Kamis (10/3/2022).
"Ada beberapa pertanyaan, masalah dan kesulitan, tetapi di masa lalu kami telah mengatasinya dan kami akan bisa mengatasinya sekarang."
"Pada akhirnya, ini semua akan mengarah pada peningkatan kemerdekaan, swasembada, dan kedaulatan kami," tegasnya.
Baca juga: Vladimir Putin Kirim Menlu Rusia Keliling Afrika untuk Cari Dukungan, Bentuk Aliansi Anti-Barat?
Rusia Gagal Bayar Utang Luar Negeri Akibat Sanksi
Rusia disebut telah gagal membayar utang luar negerinya untuk pertama kalinya dalam lebih dari satu abad.
Dilansir TribunWow.com dari Newsweek, Senin (27/6/2022) negara itu pun semakin tersisih secara ekonomi, finansial, dan politik, di tengah perang Presiden Rusia Vladimir Putin melawan Ukraina.
Disinyalir hal ini akan berakibat buruk pada perekonomian Rusia selama beberapa waktu mendatang.
Baca juga: Negara-negara Barat Keroyok Rusia Pakai Sanksi Ekonomi, Putin Sebut AS dkk Salah Pilih Musuh
Rusia telah gagal memenuhi tenggat waktu pada Minggu (26/6/2022) malam, untuk masa tenggang 30 hari atas pembayaran bunga sebesar 100 juta dolar AS pada dua Eurobonds yang awalnya jatuh tempo pada 27 Mei.
Kremlin telah berulang kali mengatakan bahwa pihaknya memiliki dana untuk melakukan pembayaran 100 juta dolar AS.
Tetapi sanksi keras yang dijatuhkan oleh negara-negara Barat sebagai tanggapan atas perang Putin, yang dimulai pada Februari, membuat hal itu tidak mungkin dilakukan.
Dua sumber secara terpisah mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa beberapa pemegang obligasi Rusia dari Taiwan dalam mata uang euro belum menerima pembayaran bunga pada hari Senin.
Itu terjadi setelah Kantor Pengawasan Aset Asing (OFAC) Departemen Keuangan AS pada akhir Mei secara efektif menghentikan Rusia melakukan pembayaran.
Lembaga pemeringkat internasional diharapkan untuk menyampaikan pernyataan resmi tentang kegagalan Rusia atas utang luar negerinya, yang pertama terjadi sejak revolusi Bolshevik pada tahun 1918.